BAB
I
P
E N D A H U L U A N
1.1
Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu rujukan yang
sangat penting saat kita akan membangun masa depan. Sekaitan dengan itu kita
bisa tahu apa dan bagaimana perkembangan Islam pada masa lampau. Namun, kadang
kita sebagai umat Islam malas untuk melihat sejarah. Sehingga kita cenderung
berjalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada dimasa
lalu. Disinilah sejarah berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah
terjadi sebuah kisah yang patut kita pelajari untuk merancang serta
merencanakan matang-matang untuk masa depan yang lebih cemerlang tanpa
tergoyahkan dengan kekuatan apa pun.
Perkembangan Islam pada zaman Nabi Muhammad
SAW dan Para Sahabat merupakan Agama Islam pada zaman keemasan, hal itu bisa
terlihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor
utamanya yaitu Rasulullah SAW. Kemudian pada zaman selanjutnya yaitu zaman para
sahabat, terkhusus pada zaman Khalifah Rasyidin, Islam berkembang dengan pesat
dimana hampir 2/3 bumi yang kita huni ini hampir dipegang dan dikendalikan oleh
Islam. Hal itu tentunya tidak terlepas dari para pejuang yang sangat gigih
dalam mempertahankan dan juga dalam menyebarkan Islam sebagai agama Tauhid yang
diridhoi. Perkembangan Islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan
peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat
bahwa Islam pada zaman Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan Islam
yang luar biasa pengaruhnya.
Perkembangan Islam klasik ditandai
dengan perluasan wilayah ketika Nabi Muhammad SAW tinggal di makkah. Islam pada
periode klasik atau pra modern ini dapat pula dibagi kedalam dua masa, masa
kemajuan Islam I dan masa disintegrasi. Dan masa disintegrasi diawali pada masa
bani Umayyah tetapi mulai memuncak pada masa Bani Abbasiyah. Masa ini merupakan
masa ekspansi, integrasi, dan kekuasaan Islam. Sehingga perkembangan Islam
meluas dan menyebar ke berbagai daerah di masa pertengahan dan masa modern
sekarang ini. Islam pun tetap mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Namun
yang terkadang menjadi pertanyaan adalah kenapa pada zaman sekarang ini seolah
kita melupakannya. Sekaitan dengan itu perlu kiranya kita melihat kembali dan
mengkaji kembali bagaimana sejarah Islam yang sebenarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Islam
pada masa Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana Perkembangan Islam
pada masa Khulafaur Rasyidin?
3. Bagaimana Perkembangan Islam
pada masa Bani Umayyah?
4. Bagaimana Perkembangan Islam
pada masa Bani Abbasiyah?
5. Bagaimana Perkembangan Islam
di masa Islam Klasik?
6. Bagaimana Perkembangan Islam
di masa Pertengahan?
7. Bagaimana Perkembangan Islam
di Asia?
8. Bagaimana Perkembangan Islam
di ASEAN?
9. Bagaimana Perkembangan Islam
di Amerika?
10. Bagaimana Perkembangan
Islam di Eropa?
11. Bagaimana Perkembangan
Islam di Australia?
12. Bagaimana Perkembangan
Islam di Afrika?
13. Bagaimana Perkembangan
Islam di masa Islam Modern?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui
Perkembangan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW.
2. Untuk mengetahui
Perkembangan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.
3. Untuk mengetahui
Perkembangan Islam pada masa Bani Umayyah.
4. Untuk mengetahui
Perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah.
5. Untuk mengetahui
Perkembangan Islam di masa Islam Klasik.
6. Untuk mengetahui
Perkembangan Islam di masa Pertengahan.
7. Bagaimana Perkembangan Islam
di Asia?
8. Bagaimana Perkembangan Islam
di ASEAN?
9. Bagaimana Perkembangan Islam
di Amerika?
10. Bagaimana Perkembangan
Islam di Eropa?
11. Bagaimana Perkembangan
Islam di Australia?
12. Bagaimana Perkembangan
Islam di Afrika?
13. Bagaimana Perkembangan
Islam di masa Islam Modern?
BAB II
P E M B A H A S A N
2.1 Perkembangan Islam Pada Masa Nabi
Muhammad SAW
Sejak Beliau menjadi yatim piatu,
Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib, dan setelah sang kakek
pun meninggal dunia, ia diurus oleh pamannya Abu Thalib. Bersama pamannya
inilah Muhammad menjalani kehidupan sehari-harinya dengan segala
kesederhanaannya. Ia pernah ikut berdagang dan ikut mengembala domba. Pada usianya yang ke-25, ia menikah dengan seorang wanita yang salihah
dan berbudi luhur, bernama Khadijah. Ketika menginjak usia 40 tahun Muhammad
lebih banyak menyendiri dengan cara mengasingkan diri di gua Hira. Ketika dalam
kesendirian di gua Hira, ia merasa didatangi oleh malaikat Jibril dengan
membawa wahyu. Pada saat itu bertepatan dengan 17 Ramadhan/6 Agustus 610 M,
Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Dengan
diterimanya wahyu itu, berarti Muhammad SAW telah menjadi rasul pilihan Allah
SWT yang bertugas menyampaikan risalah-Nya dan dalam sejarah Islam dinamakan Nuzulul Al-Qur’an.
Dalam menjalankan tugas mulia ini, semula
Nabi Muhammad SAW melakukannya secara sembunyi-sembunyi dan dikhususkan hanya
kepada kerabat dekat saja, seperti Khadijah
binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali
bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya),
Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat
dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu
kecil).
Abu
Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam
dan ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam mereka adalah: Abdul Amar dari Bani
Zuhrah, Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris, Utsman bin Affan, Zubair bin
Awam, Sa’ad bin Abu Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang
yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk
Islam generasi awal).
Dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
ini, dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya selama kurang lebih tiga
tahun. Kemudian turunlah ayat Al-Qur’an yang menghimbau kepada Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya agar melakukan dakwah secara terang-terangan, yakni
surat Al-Hijr ayat 91:
Artinya:
”Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperitahkan Tuhan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
”Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperitahkan Tuhan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah,
bangsa Quraisy dengan segala upaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad SAW.
Hal ini dibuktikan dengan pemboikotan terhadap Bani Hasyim dan Bani Muthalib
(keluarga besar Muhammad SAW) . Ujian bagi Rasulullah SAW, juga
bertambah berat dengan wafatnya dua orang yang sangat dicintainya,
yaitu pamannya, Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan istrinya, yaitu Khadijah.
Peristiwa tersebut yang terjadi pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M)
dalam sejarah disebut Amul Huzni (tahun kesedihan atau tahun duka cita).
Saat mengahadapi ujian yang berat dan tingkat perjuangan
sudah berada pada puncaknya, Rasulullah SAW di perintahkan oleh Allah SWT untuk menjalani Isra’ Mi’raj
dari Mekah menuju ke Baitul Maqdis di Palestina, dan selanjutnya naik ke langit
hingga ke Sidratul Muntaha (QS Al-Isra/17:1). Kejadian Isra’ Mi’raj terjadi
pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh
dalam waktu satu malam.
Dengan berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah
periode pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun
lamanya, Beliau berjuang antara hidup dan mati
menyerukan agama Islam di tengah masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan
raga. Sebelum
memasuki Yatsrib[1], Nabi saw singgah di Quba
selama 4 hari beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba dan masjid
pertama dalam sejarah Islam.
Tepat pada hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 Hijrah
bertepatan pada 24 September 6 M. Setibanya
di Madinah, Nabi Muhammad segera menyusun rencana pengembangan dakwah agar
lebih efektif dan cepat. Agama Islam harus segera menyebar ke berbagai penjuru
dunia, khususnya jazilah Arabia.
Rasulullah SAW mengambil langkah
ini, seluruh penduduk kota Madinah diberi kebebasan dalam beragama. Tidak ada
paksaan bagi siapa pun untuk memeluk agama Islam, dan bagi masyarakat muslim
tidak dibenarkan memaksakan dakwahnya kepada orang yang sudah beragama. Mereka
dianjurkan untuk saling menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain.
Dalam
menunaikan haji yang terakhir atau disebut dengan Haji Wada’ tahun 10 H (631 M)
Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah. Lalu 2 bulan kemudian Nabi
jatuh sakit, Beliau meninggal pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal 11 H atau 8 Juni
632 M (Yatim,1998:27-33). Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam bertambah
kuat sehingga perkembangan yang pesat itu membuat orang Makkah risau, begitu
juga dengan musuh–musuh Islam.
2.2 Perkembangan Islam Pada Masa
Khulafaur Rasyiddin
2.2.1
Perkembangan
Islam Pada Masa Abu Bakar Ash Shiddiq
Ketika Rasulullah wafat, jabatan
pemerintahan atau kekhalifahan umat Islam digantikan oleh seorang sahabat
senior, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau menjabat sebagai khalifah pertama
menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Selama kekhalifahannya, permasalahan yang muncul sebagai berikut:
Menumpas
nabi palsu (Nabi-nabi palsu yang
ingin menghancurkan Islam diantaranya.: Al- Aswad al Ansi, Thulaihah
bin Thuwailid al Asadi, Malik
bin Nuwairah, Musailamah
al Kazab), Memberantas kaum
murtad, Menghadapi kaum yang ingkar zakat dan Modifikasi Al-Qur’an.
Abu Bakar juga sempat mengadakan perluasan
wilayah kekuasaan Islam ke berbagai daerah, terutama ke daerah Syiria yang
masih dikuasai oleh pasukan Romawi Timur (Byzantium). Dalam usaha ke arah itu,
Abu Bakar mengirim beberapa panglima dengan segenap pasukannya. Diantara
panglima yang dikirim itu adalah: Yazid bin Abi Sufyan
yang dikirim ke Damaskus, Abu Ubaidah bin Jarrah dikirim ke Himsho, Amr bin Ash dikirim ke Palestina dan Suranbil bin Hasanah dikirim ke Yordania.
Usaha perluasan kekuasaan ke wilayah
Syiria ini, sebenarnya sudah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW masih hidup di
bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Usaha itu sempat dihentikan, karena mendengar
berita tentang wafatnya Rasulullah SAW. Kemudian usaha itu dilanjutkan kembali pada
masa Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan kekuatan empat panglima tersebut di atas.
Ditengah usaha penaklukan itu, pasukan Abu Ubaidah merasa kewalahan menghadapi
pasukan Romawi Timur tersebut, lalu dikirimkan 1500 pasukan di bawah pimpinan
Khalid bin Walid.
Perang berlangsung cukup lama, tetapi di
tengah berkecamuknya peperangan melawan pasukan Romawi Timur itu, tiba-tiba terdengar
berita tentang wafatnya Abu Bakar (tanggal
21 jumadil Akhir tahun 13 H / 22 Agustus 634 Masehi). Setelah pemerintahan 2 tahun 3 bulan 10 hari (11 – 13 / 632
– 634 M)[2].
Kemudian kekhalifahan pun digantikan oleh sahabat Umar bin
Khattab.
2.2.2
Perkembangan
Islam Pada Masa Umar bin Khattab
Seperti halnya Abu Bakar, Umar bin Khattab
pun segera menggiatkan usaha perluasan kekuasaan Islam ke berbagai wilayah yang
lebih luas lagi. Pertempuran demi pertempuran dapat dimenangkan dengan
gemilang. Wilayah kekuasaan Islam pun semakin bertambah luas. Dalam pertempuran
di Ajnadin tahun 16 H/636 M tentara Romawi dapat dipukul mundur, dan
selanjutnya beberapa kota di pesisir pantai Syiria juga dapat dikuasai seperti
Jaffa, Gizar, Ramlan, Typus, Arce, dan Askolan bahkan Bairut juga dapat
ditundukkan pada tahun 18 H/638 M. Kota Bairut diserahkan sendiri oleh Patrik,
penguasa Romawi di kota itu kepada Umar bin Khattab.
Selain ke Persia usaha perluasan juga di
arahkan ke wilayah Mesir. Ketika itu bangsa asli Mesir, yakni suku Qibty
(qobti) sedang mendapat serangan dari bangsa Romawi. Mereka sangat mengharapkan
bantuan dari kaum Maslimin. Setelah berhasil menaklukkan Syiria dan Palestina. Khalifah
Umar bin Khattab mengarahkan pasukannya yang berkekuatan komando panglima
Mesir. Pasukan itu dibawah komando panglima Amr bin Ash.
Selain mengadakan perluasan wilayah
kekuasaan Islam ke berbagai daerah. Khalifah Umar bin Khattab juga banyak
berjasa dalam hal pembuatan undang-undang negara. Peraturan perundang-undangan
yang berisi tentang ketatanegaraan dan tata pemerintahan, dibentuk pada masa
kekhalifahan ini. Khalifah juga menetapkan penanggalan hijriah dan menetapkan perhitungan tahun baru, yaitu tahun hijriyah
yang dimulai dari hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah (16 Juli 622
M). Maka terhitung sejak kepemimpinan
beliau yaitu tahun 16 H (637 M) mulai dipergunakan penanggalan hijriyyah. Khalifah
juga melakukan pengumpulan tulisan-tulisan al-qur’an dan berijtihad dalam pelaksanaan
sholat tarawih berjama’ah.
Khalifah Umar bin Khattab juga membentuk
beberapa dewan, yang diantaranya adalah Dewan Perbendaharaan Negara dan Dewan
Militer. Lembaga Kejaksaan dan Dewan Pertimbangan Hukum juga dibentuk pada masa
kekhalifahannya. Banyak hakim-hakim yang masyur pada masa itu, di antaranya Ali
bin Abu Thalib. Khalifah Umar pulang kerahmatullah
pada tanggal 26 Dzul Hijjah 23 H/3 November 644 M dalam usia 63 tahun. Beliau
memegang amanat sebagai khalifah selama 10 tahun 6 bulan (13-23 H/634-644 M).
Atas persetujuan Siti Aisyah istri rasulullah Jenazah beliau dimakamkan
berjajar dengan makam Rasulullah dan makam Abu Bakar.
2.2.3
Perkembangan
Islam Pada Masa Ustman bin Affan
Ketika khalifah Umar bin Khattab meninggal,
pemerintahan diserahkan kepada Utsman bin Affan. Khalifah Ustman berjasa dalam
pembukuan mushaf. Di masa khalifah ketiga ini juga terjadi upaya perluasan
wilayah, terutama penaklukan ke Persia, Azerbeijan, Tabaristan dan Armenia.
Penaklukan besar-besaran juga dilakukan pada masa khalifah Utsman bin Affan
ini, apalagi setelah dibentuknya armada laut. Satu demi satu beberapa pulau di
Asia kecil, pulau Cyprus, Rhodes Tunisia, Nubia, dan pesisir laut hitam.
Semakin hari, wilayah kekuasaan Islam
semakin luas. Untuk menjaga stabilitas negara diadakan pengalaman yang ketat
terhadap para pemberontak yang ketat terhadap para pemberontakan yang terjadi
di berbagai daerah yang berontak itu, antara lain daerah di luar Azerbeijan,
Iskiandariyah dan wilayah Persia. Meskipun sistem keamanan diperketat tetapi
para pemberontak semakin marak di berbagai daerah penaklukkan. Apalagi setelah
masyarakat Islam menilai bahwa khalifah Utsman bin Affan bersikap nepotisme
(mementingkan kepentingan keluarga). Beliau
wafat pada hari Jum’at 18 Dzulhijjah 35 H(656 M). Setelah beliau wafat ke
Khalifahan dipegang oleh sahabat Ali bin Abi Thalib ra.
Sifatnya yang lemah lembut
dan berhati
sosial telah meninggalkan jasa yang tidak sedikit untuk kepentingan Islam,
antara lain: Menyempurnakan pembukuan Al-Qur’an, Merenovasi bangunan Masjid
Nabawi di Madinah[3], Membentuk
angkatan laut atas usul Muawiyah bin Abu Sofyan, Membangun gedung-gedung
pengadilan yang semula masjid-masjid, Menumpas pemberontakan-pemberontakn
seperti di Khurasan dan Iskandariyah, Membagi wilayah Islam menjadi 10 Propinsi
yang dipimpin oleh seorang Amir/Wali/Gubernur, meliputi: (Al Jund-Abdullah bin
Rabi’ah, Basrah-Abu Musa bin Abdullah, Damaskus-Muawiyah bin Abu Sofyan,
Emese-Umar bin Sa’ad, Bahrain-Usman bin Abil Ash, sha’a-Ja’la bin Munabbik, Taif-Sufyan
bin Abdullah, Mesir-Amr bin Ash, Mekkah-Nafi’ bin Abdul Maris, dan Kuwait-Mughiroh
bin Sya’bah), Ekspansi Islam, meliputi: Armenia, Tripoli, Thabaristan, Harah,
Barkoh, Kabul, Ghanzah dan Turkistan.
2.2.4
Perkembangan
Islam Pada Masa Ali bin Abi Thalib
Ali Bin Abi Thalib adalah khalifah yang
memiliki kelebihan tersendiri dalam sikap dan kepribadiannya. Ia adalah seorang
pemberani dan tegas dalam melaksanakan sesuatu. Ia sangat mencintai keadilan
dan kebenaran. Langkah pertama yang ia lakukan adalah mengganti para gubernur
yang sebelumnya diangkat oleh khalifah Utsman bin Affan.
Akibat yang lebih jauh dari tindakan Ali
bin Abi Thalib itu, muncullah beberapa golongan yang berdiri sendiri dan
semuanya menyatakan menentang Ali bin Thalib. Diantara golongan itu adalah
golongan Mu’awiyyah, golongan Aisyah, Zubair, dan Tholhah serta golongan yang
setia kepada Ali sendiri.
Golongan-golongan itu mengakibatkan munculnya berbagai peperangan, seperti perang Jamal dan perang Shiffin. Terjadinya perang Jamal menyebabkan munculnya dua kelompok, yakni Khawarij dan Syi’ah. Khawarij adalah orang-orang yang semula setia kepada Ali bin Abi Thalib, tetapi kemudian ke luar dari barisan Ali bin Abi Thalib setelah mereka merasa tidak puas dengan tindakan Ali bin Abi Thalib yang menghentikan peperangan untuk Tahkim. Tahkim adalah upaya penghentian perang dengan mengangkat Al-Qur’an tinggi-tinggi, agar kedua belah pihak yang bersengketa mau kembali kepada hukum Allah SWT.
Golongan-golongan itu mengakibatkan munculnya berbagai peperangan, seperti perang Jamal dan perang Shiffin. Terjadinya perang Jamal menyebabkan munculnya dua kelompok, yakni Khawarij dan Syi’ah. Khawarij adalah orang-orang yang semula setia kepada Ali bin Abi Thalib, tetapi kemudian ke luar dari barisan Ali bin Abi Thalib setelah mereka merasa tidak puas dengan tindakan Ali bin Abi Thalib yang menghentikan peperangan untuk Tahkim. Tahkim adalah upaya penghentian perang dengan mengangkat Al-Qur’an tinggi-tinggi, agar kedua belah pihak yang bersengketa mau kembali kepada hukum Allah SWT.
Syi’ah adalah kelompok yang tetap setia
kepada Ali bin Abi Thalib.
Kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib mengambil takhim, akhirnya membuat bumerang bagi dirinya, dan menghantarkan nyawanya melayang di tangan Ibnu Muljam pada pada 20 Ramadhan 41 H / 24 Januari 661 M. Umat Islam yang tetap setia kepada Ali, akhirnya mengangkat Hasan bin Ali menjadi khalifah selama beberapa bulan , tetapi ternyata beliau lemah sementara Mu’awiyah semakin kuat maka Hasan bin Ali membuat perjanjian damai. Setelah itu kepemimpinan digantikan oleh Mu’wiyah yang mencetuskan sistem pemerintahan yang absolut. Dengan demikian berakhir apa yang disebut dengan masa Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah.
Kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib mengambil takhim, akhirnya membuat bumerang bagi dirinya, dan menghantarkan nyawanya melayang di tangan Ibnu Muljam pada pada 20 Ramadhan 41 H / 24 Januari 661 M. Umat Islam yang tetap setia kepada Ali, akhirnya mengangkat Hasan bin Ali menjadi khalifah selama beberapa bulan , tetapi ternyata beliau lemah sementara Mu’awiyah semakin kuat maka Hasan bin Ali membuat perjanjian damai. Setelah itu kepemimpinan digantikan oleh Mu’wiyah yang mencetuskan sistem pemerintahan yang absolut. Dengan demikian berakhir apa yang disebut dengan masa Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah.
2.3 Perkembangan Islam Pada Masa Bani
Umayyah
Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu
kota negara dipindahkan Muawiyah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebagai
gubernur sebelumnya.
Khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah adalah[4]: Muawiyah
ibn Abi Sufyan [661-680 M], Abd al-Malik ibn Marwan [685-705 M], al-Walid
ibn Abdul Malik[705-715 M], Umar ibn Abd al-Aziz [717-720
M] dan Hasyim ibn Abd al-Malik [724-743 M].
Kerajaan Bani Umayah dibagi menjadi 3 tahap yaitu: tahap kelahiran (661-705
M), zaman kemajuan dan pembangunan (705-724 M) dan zaman kehancuran (724-750
M). Pada zaman ini, masyarakat Islam tediri dari: golongan pemerintah, kaum
Mawali, golongan Zimmi dan golongan hamba.
Pada masa Bani Umayyah, ekspansi dan da’wah Islam yang
tehenti pada masa khalifah Usman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib, dilanjutkan
kembali oleh dinasti ini. Perluasaan kekuasaan dan da’wah yang
dilakukan dinasti Muawiyah, dimulai dari menguasai Tunisia,
kemudian di sebelah timur. Muawiyah menguasai daerah Khurasan sampai ke
sungai Oxus, Afganistan sampai ke Kabul, kota Bizantium dan
Konstantinopel. Ekspansi ketimur kemudian dilanjutkan oleh khalifah
Abd al-Malik dengan menguasai Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan
Samarkand, bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan
daerah Punjab sampai ke Maltan[5].
Ada tiga hal yang mendorong Mu’awiyah
melakukan penaklukan Byzantium, yaitu sebagai berikut:
1.
Byzantium merupakan basis kekuatan
Kristen ortodoks yang dianggap akan berbahaya bagi perkembangan Islam
2.
Orang-orang Byzantium suka
mengadakan penyerangan terhadap kaum Muslimin
3.
Byzantium memiliki kekayaan alam
yang amat melimpah ruah
Dari
perjalanan sejarah pemerintahan dan kekuasaan dinasti Bani Umayyah ini,
ada beberapa faktor kelemahan yang menyebabkan dan membawa kehancuran dinasti
tersebut. Faktor-faktor tersebut, antara lain :
·
Pada
masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara [Bani
Qays] dan Arabia Selatan [Bani Kalb] yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam
·
Lemahnya
pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di
lingkungan istana, sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban
berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
·
Penyebab
utama tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan
baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib.
2.4 Perkembangan Islam Pada Masa Bani
Abbasiyah
Didirikan oleh Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali
bin Abdullah bin al-Abbas bin Abdul Muthalib (kakek Nabi SAW) dan kekuasaannya
berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H [750
M] sampai dengan 656 H [1258 M]. Pola pemerintahan yang dianut sesuai
dengan perubahan pada politik, sosial, dan budaya. Periode Bani Abbas
dibagi menjadi lima : Periode Pengaruh Persia pertama
(750-847M), Periode pengaruh Turki pertama
(847-945M), Periode
kekuasaan Dinasti Bawah/Periode Persia kedua (945-1055M), Periode
kekuasaan Bani Saljuk/ Periode pengaruh Turki
kedua (1055-1194M) dan Periode bebas dari pengaruh Dinasti
lain (1194-1258M)
Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan
daulah Abbasyiah, yaitu :
·
Mayoritas
kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan
melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
·
Luasnya
wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah
sulit dilakukan.
·
Semakin
kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia
menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
·
Perang salib yang memakan banyak korban
2.5 Perkembangan Islam
di masa Islam Klasik
Perkembangan
Islam pada masa nabi Muhammad SAW hingga masa Bani Abbasiyah disebut masa Sejarah
Islam Klasik (650 M-1250 M), dan pada masa disintegrasi terjadi
pada tahun 1000 M-1250 M. Masa disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman bani Umayyah,
tetapi memuncak di zaman bani Abbasiyah, terutama setelah khalifah-khalifah
menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang letaknya jauh
dari pusat pemerintahan di Damaskus dan Bagdad, melepaskan diri dari kekuasaan
khalifah di pusat dan timbullah dinasti-dinasti kecil di Moroko, Idris ibn
Abdullah berhasil mendirikan kerajaan Idrisi yang bertahan dari tahun 788 M -
974 M, dengan cepat menjadi ibu kota. Di Tunisia, dinasti Aglabi berkuasa dari
tahun 800 M - 969 M, kerajaan ini dibentuk oleh Ibrahim Ibn al golab, gubernur
yang diangkat oleh Harun Al-Rosyid. Masjid Qairawan yang sampai sekarang
terdapat di Tunisia adalah peninggalan dari dinasti ini.
Di Mesir,
Ahmad Ibn Tulun melepaskan diri dari kekuasaan Bagdad pada tahun 868 M. Dinasti
ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M. Pada tahun 877 M, Ibn tulun dapat
meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Suriah. Dibawah pemerintahan dinasti
ini, irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat, dan mesir mulai menjadi pusat
kebudayaan Islam.
Ibn
tulun mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan masjid yang diberi nama masjid
Ibn Tulun, yang sampai sekarang terdapat di Kairo. Setelah jatuhnya dinasti Ibn
Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali kebawah kekuasaan Bagdad, tetapi pada
tahun 935 M. Dikuasai lagi oleh dinasti lain, yaitu dinasti Igsit, untuk kemudian
jatuh ketangan kholifah Fatiniyah pada tahun 969 M.
Di sebelah
utara Mesir, dinasti Hamdani merampas Suria pada tahun 944 M. Dan
mempertahankannya sampai 1003 M. Dan di sebelah timur Bagdad, dinasti Tahiti
berkuasa di Kurasan dari tahun 820 M - 872 M. Kemudian, dinasti ini digantikan
oleh dinasti Safari sampai tahun 908 M. Di Teransoxania, dinasti Samani melepaskan
diri dari kekuasaan Bagdad pada tahun 874 M. Dinasti ini berumur 125 tahun.
Pada tahun 999 M, daerah-daerah yang mereka kuasai disebelah selatan Teransoxania
dirampas oleh Mahmud Wazna sedang daerah-daerah yang disebelah utara jatuh ke
tangan Ilekhan dari Turkistan. Mahmud Wazna kemudian meluaskan daerah kekuasaannya
sampai ke India.
Di Spanyol,
Abd Arrohman dari dinasti bani Umayyah pada tahun 756 M. Membentuk suatu
khilafah tersendiri dinasti bani Umayyah spanyol dan mempertahankan kekuasaannya
sampai tahun 1031 M. Abd Arrahman mendirikan Masjid Cordofa yang masyhur itu.
Cordofa merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di barat sebagai
tandingan Bagdad timur, Universitas Cordofa sebagai pusat ilmu pengetahuan yang
didirikan oleh Abd Ar-Rahman III 929 M - 961 M. Perpustakaannya menurut riwayat
memiliki ratusan ribu buku. Sesudah jatuhnya dinasti bani Umayyah Spanyol ini,
Andalusia terbagi ke dalam beberapa negara kecil yang selalu berperang di antara
mereka, seperti dinasti Abbadi, dinasti Murrabit, dinasti Muwahhid dan dinasti
Bani Nasr dan sebagainya.
Dalam
periode ini terjadi pula perang salib di Palestina. Dengan jatuhnya Asia kecil
ke tangan dinasti Saljuk, jalan naik haji ke Palestina bagi umat kristen di
Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali, Pails Urban II
berseru kepada umat kristen Eropa pada tahun 1095 M, supaya mengadakan perang
suci terhadap Islam. Perang salib pertama terjadi pada tahun 1096 M dan 1099 M.
Perang salib ke dua antara tahun 1147 M. Yang di ikuti lagi oleh beberapa
perang salib lainnya. Tetapi tidak berhasil merebut Palestina dari kekuasaan Islam.
Pada abad ke 20 inilah Palestina jatuh ke tangan Inggris sesudah kalahnya Turki
dalam perang dunia pertama.
Disintegrasi
dalam lapangan politik membawa pada disintegrasi dalam lapangan kebudayaan,
bahkan juga dalam lapangan agama. Perpecahan dikalangan umat Islam menjadi
besar. Dengan adanya daerah-daerah yang berdiri sendiri, disamping Bagdad, timbul
pusat-pusat kebudayaan lain, terutama Kairo di Mesir, Cordofa di Spanyol,
Asafhan, Bukhoro, dan Samarkand di timur.
Dengan
timbulnya pusat-pusat kebudayaan baru ini, terutama pusat-pusat yang berada
dibawah kekuasaan Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua di dunia
Islam. Pada zaman disintegrasi ini, ajaran-ajaran sufi yang timbul pada zaman
kemajuan Islam Klasik, mengambil bentuk terikat.
2.6 Perkembangan Islam di masa Islam Pertengahan
Perkembangan Islam pertengahan dimulai pada tahun
1250 M- 1800 M. Keturunan Jengis Khan
datang membawa penghancuran ke dunia Islam. Jengis khan berasal dari Mongolia.
Setelah menduduki Peking di tahun 1212 M, ia mengalihkan serangannya ke arah
barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam di barat jatuh ke tangannya di
tahun 1219/1220 M. Dari sini ia meneruskan serangannya ke eropa dan ke rusia.
Pada permulaan tahun 1258 M ia sampai ke tepi kota Bagdad. Perintah untuk
menyerah ditolak oleh Khalifah Al-Musta’sim dan kota Bagdag di kepung. Pada
tahun 1258 benteng Bagdad ditembus dan dihancurkan Hulagu.
Pada masa
itu Timur Link, seorang yang berasal dari keturunan Jengis Khan dapat menguasai
Samarkand di tahun 1369 M. Kedatangannya ke daerah-daerah di antara Delhi dan
laut Marmara membawa penghancuran. Mesjid-mesjid dan madrasah-madrasah
dihancurkan. Pasukan Mongol pada tahun (1260-1277 M) melakukan penghancuran di
Mesir, tetapi sebaliknya pasukan Mongol dihancurkan oleh Mesir . Pada tahun
1250 M kekuasaan Mesir dikuasai kaum Mamluk.
Di India
juga persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan selalu terjadi sehingga
India senantiasa menghadapi perubahan penguasa. Kekuasaan dinasti Ghazanawi
dipatahkan oleh pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal dari salah satu suku
bangsa Turki. Mereka masuk ke india di tahun 1175 M , dan bertahan sampai tahun
1206 M.
Di Spanyol
timbul peperangan antara dinasti-dinasti Islam yang ada di sana dengan
raja-raja kristen. Di dalam peperangan itu raja-raja kristen dapat memakai
politik Adu-Domba antara dinasti-dinasti Islam. Raja-raja kristen mengadakan
persatuan sehingga satu demi satu dinasti Islam dapat dikalahkan. Di tahun 1609
M boleh dikatakan tidak ada lagi orang Islam di spanyol. Di zaman inilah penghancuran
khilafah secara formal. Islam tidak lagi mempunyai khalifah, yang diakui oleh
semua umat sebagai lambang persatuan dan ini berlaku sampai kerajaan Usmani
mengangkat khalifah yang baru di istanbul di abad keenam belas.
Periode
Usmani (1299-1422) dimulai dari awal berdirinya perluasan pertama sampai
kehancuran sementara oleh serangan Timur Lenk. Pada masa Usman dilakukan ekspansi
Islam dengan merebut wilayah dikuasai Bizantium. Orkhan menggantikan Usman, juga
dapat menundukkan wilayah Turkeman, Nicaea, Nicomedia, dan dapat mengontrol
wilayah antara teluk edremit meluaskan wilayah Eropa. Bayazid, putra murad,
menggantikannya. Bayazid menaklukan wilayah yang belum ditundukkan
sultan-sultan sebelumnya. Di masanya terjadi peperangan besar antara pasukan Usmani
melawan tentara sekutu eropa yang dimenangkan oleh pasukan Usmani. Pasukan Bayazid
juga harus menghadapi pasukan Mongol dibawah komando Timur Link. Karena jumlah
pasukannya tidak seimbang, ia pun dikalahkan dan ditawan oleh Timur Lenk dan
wafat di tahun 1402.
Di Turki
ada tiga kerajaan yaitu, Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481 M) dari kerajaan
Usmani mengalahkan kerajaan Bizantium dengan menduduki Istanbul di tahun 1453
M. Ekspansi ke arah barat dengan demikian berjalan lebih lancar. Pengganti
sultan muhammad al-fatih adalah sultan salim (1512-1520 M) sultan salim memiliki
kemampuan memerintah dan memimpin peperangan. Pada masa pemerintahannya wilayah
usmani bertambah luas menembus afrika utara, syiria, dan mesir.
Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al- Qanuni (1512-1566 M).
Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Wilayah kekuasaannya
mencakup tiga benua yaitu ASIA, AFRIKA, dan EROPA. Pada tahun (1556-1699 M)
ditandai dengan kemampuan Usmani mempertahankan wilayahnya sampai lepasnya
Hungaria. Pada periode ini mulai bermunculan pemberontakan dan usaha-usaha
memisahkan diri dari pemerintahan usmani. Di tahun (1699-1839 M) ditandai
dengan surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah di tangan penguasa
wilayah. Tanda-tanda ini semakin tampak, kekuatan asing seperti Rusia dan
Australia mulai memainkan perannya dalam memanfaatkan kelemahan militer usmani.
Perang berakhir pada tahun 1774, dimana turki kehilangan Crimea. Jelasnya di
abad 18, Turki Usmani mengalami penurunan kekuasaan. Wilayah-wilayah
kekuasaannya di berbagai benua satu persatu mulai menunjukkan ketidak loyalannya.
Pada di
tahun (1839-1922) ditandai dengan kebangkitan kultural dan administratif dari
negara di bawah pengaruh ide-ide barat. Pada periode ini dilakukan pembaharuan
politik, administratif dan kebudayaan hingga kejatuhannya di tahun 1924 dan
berganti menjadi Republik. Khilafah Turki Usmani dihapuskan oleh Kemal
Attaturk, dan Turki dirombak menjadi negara Nasional Republik Turki.
2.7 Perkembangan Islam di Asia
2.7.1
Perkembangan Islam di Pakistan
Perlu diketahui bahwa Pakistan merupakan Negara yang memisahkan diri dari
India. Pada Abad ke- 13 s/d 15 agama Islam berkembang dengan pesat di India,
dengan bukti adanya kerajaan-kerajaan Islam di India dan bangunan-bangunan
tempat ibadah.
Pada waktu kritis Kerajaan
Moghul, para pedagang Belanda, Prancis, Inggris dan Portugis masuk India.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya India resmi dijajah Inggris. Pada tahun
1947, Inggris memberi kemerdekaan kepada India dan sekaligus berakhirnya
kejayaan Islam di India. Pada tahun itu juga umat Islam kemudian mendirikan
negara baru yang terpisah dari India, yaitu Pakistan.
Arti penting negara ini
dalam sejarah dan perkembangan Islam terutama disebabkan karena Pakistan
berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan filsafat serta
berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian Islam dan intelektual muslim berkaliber internasional. Islam
di Pakistan dapat berkembang dengan pesat sehingga Pakistan
merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar kedua di dunia. Bahkan hukum Islam
telah diberlakukan di Pakistan. Sayid Qutub, tokoh Ikhwanul Muslim Mesir,
pernah mengatakan bahwa kini telah muncul dua kekuatan besar Islam, yakni
Indonesia (Asia Tenggara) dan Pakistan (Asia Selatan). Kekuatan militer negara
Pakistan ini juga diperhitungkan oleh dunia dengan adanya dugaan bahwa negara
Pakistan mempunyai kemampuan persenjataan nuklir. Bahkan, Amerika menilai
Pakistan, sebagai negara ”Bom Islam” (Islamic Bomb).
Ide tentang pembentukan
negara tersendiri bagi Umat Islam, bermula dari Sayid Ahmad Khan, kemudian
dicetuskan oleh Muhammad Iqbal dan akhirnya direliasasikan oleh Muhammad Ali
Jinnah. Pada tahun 1947 Inggris menyerahkan kedaulatan kepada dua Dewan
konstitusi, yaitu tanggal 14 Agustus 1947 untuk Pakistan dan tanggal 15 Agustus
bagi India. Sejak itulah Pakistan lahir sebagai negara Islam. Muhammad Ali
Jinnah diangkat sebagai gubernur jendral dengan gelar ”Quaidi-Azam” atau
pemimpin besar.
Sejak berdirinya negara
Pakistan, umat Islam mencoba menerapkan konsep Islam sebenarnya negara Islam
itu. Persoalan itu merupakan bahan polemik yang berkepanjangan di pemerintahan
dan diajukan oleh Majelis Nasional dengan berpedoman kepada Rancangan
Undang-Undang hasil sidang Liga muslim pada bulan Maret 1940, yaitu harus
sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist.
Sistem pemerintahan yang
dirumuskan Liga Muslim tahun 1940 itu disahkan menjadi konstitusi tahun 1956.
Dalam konstitusi itu negara bernama ”Republik Islam Pakistan”. Konstitusi ini
kemudian ditinjau kembali sehingga lahir konstitusi tahun 1962, yang antara
lain menghilangkan kata ”Islam” dan sebagai imbalannya mendirikan dua lembaga,
yaitu Dewan Penasihat Ideologi Islam dan Lembaga Penelitian Islam.
2.7.2
Perkembangan Islam di
India
Sebelum agama Islam lahir
di Arab, antara bangsa arab dengan bangsa India sudah saling mengenal. Dengan
bukti adanya peninggalan pedang Arab yang disebut ”Saif Muhannad” artinya
pedang yang di tempa secara India. Kemudian adanya perkataan ”Handasah” yang artinya ilmu ukur yang diambil dari kata
”Hindu”. Agama Islam di india pertama kali masuk pada tahun 16 H
(636 M) Khalifah Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin
Abi Waqas. Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh
Persia kemudian diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India. Pada masa
Khalifah Usman, dikirim lah Hakim bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi
mengenal negeri India yang luas itu. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib,
tahun 38 H (659 M) Al Harrits Murrah Al Abdi ke India untuk menyelidiki jalan-jalan
India, ilmu pengetahuan dan adat istiadat India.
Masuknya Islam di India
dilakukan Khalifah arrasyidin dengan cara damai. Tetapi masuknya Islam ke India
dilakukan oleh bani Umayah dengan jalan lain. Pasukan Islam masuk ke India di
mulai pada zaman pemerintahan Umayah yang berpusat di Damaskus.
Jadi, dapat diambil
kesimpulan bahwa agama Islam masuk ke India pada abad ke-7. Kemudian agama Islam
dapat berkembang dengan pesatnya di India, dan pedagang-pedagang Islam India
atau Gujarat yang membawa Islam ke negara-negara Asia Tenggara, seperti
Indonesia, Malaka, Singapura, dan sebagainya.
Bukti berkembangnya Islam
di India dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam serta peninggalannya.
1.
Kerajaan
Sabaktakin
Kerajaan ini berdiri di
Ghazwah wilayah Afganistan di bawah pimpinan Sabaktakin. Beliau mengembangkan
agama Islam dan ilmu pengetahuan.
2.
Kerajaan
Ghazi
Kerajaan Ghazi didirikan
oleh Aliudin Hudain bin Husain (555 H / 1186 M), di Furoskoh, lereng gunung
Afganistan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad Abdul
Muzafar bin husain Al Ghazi. Beliau memberi kemerdekaan orang-orang Hindu dan
berbuat baik terhadap budak-budak.
3.
Kerajaan
Mameluk
Raja dari budak belian ini
menyebarkan agama Islam di India. Beliau mendirikan masjid raya di Delhi yang
diberi nama ”Jami” dan menara yang tinggi dengan nama ”Qhutub Manar” sekarang
menjadi objek wisata.
4.
Kerajaan
keturunan Kilji
Kerajaan ini berdiri
setelah menaklukan Kerajaan Mameluk dan sultannya bernama Alaudin dari
Afganistan. Beliau tidak lama memerintah, karena muncul kerajaan baru dari
keturunan Taghlak dari Turki.
5.
Kerajaan
Taghlak
Kerajaan ini merupakan
kerajaan terakhir di India sebelum datangnya bangsa Mongol. Diantara rajanya
ialah Muhammad bin Taghlah dan Firus Syah. Setelah kerajaan Taghlak berdiri,
kemudian berdirilah kerajaan Mongol Islam di India dengan raja-rajanya antara
lain: Babur (1504-1530 M), Humayun (1530-1550 M), Akbar Agung (1556-1605 M),
Jikangir (1605-1627 M) dan syah Jihan (1627-1657 M) yang mecapai puncak
kejayaannya. Syah Jihan membangun ”Taj Mahal” di Agra sebagai penghormatannya
kepada permaisurinya yang cantik dan dicintainya. Pembangunan Taj Mahal menelan
waktu selama 22 tahun dengan tenaga 20.000 orang
Jadi, di India pernah
menjadi kejayaan Islam. Meskipun begitu, hingga sekarang umat Islam di India
berposisi sebagai minoritas. Sejumlah khasanah Islam dikuasai umat Hindu dan
dijadikan objek wisata. Umat Islam di India sekarang sekitar 100 juta jiwa yang
berarti India negara ketiga terbesar yang berpenduduk muslim, setelah Indonesia
dan Pakistan. Umat Islam di India nasibnya juga sama dengan di negara-negara
lain yang umat Islamnya minoritas, mereka ditekan, ditindas penguasa ataupun
umat non muslim (Hindu) yang mayoritas. Sebagai contoh, penghancuran masjid
Babri, Ayodhia, India pada bulan desember 1992, di Bombay terjadi pembunuhan
besar-besaran terhadap sekitar 100 ribu jiwa, oleh partai ekstremis hindu yang
berkuasa. Ribuan bangunan bersejarah yang dibangun raja-raja Islam kini menjadi
puing yang mengenaskan, kemudian dijadikan objek wisata oleh umat Hindu.
Perlu diketahui, bahwa di
India pernah lahir para pemikir handal seperti, Muhammad Iqbal, Syah Waliullah,
Muhammad Ali Jinnah, Sayyid Ahmad Khan, Abdul Kadir Azad dan Sayi Amer Ali.
2.7.3
Perkembangan
Islam di Afganistan
Afganistan adalah negara
Republik di Asia Tengah. Pada tahun 1991, Afganistan berpenduduk 16.922.000 dan
99 % beragama Islam. Bahasa resminya adalah Pushu, ibukotanya Kabul dan mata
uangnya Afgani.
Agama Islam masuk ke
Afganistan, yaiti sejak masuknya Asim bin Umar Affamini pada masa Khalifah Umar
bin Khattab. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, Islam telah masuk ke Kabul,
dan pada tahun 870 M Islam telah mengakar di seluruh negeri Afganistan.
Perkembangan Islam di Afganistan selanjutnya berjalan dengan pesat, tidak ada
hambatan-hambatan, dengan bukti penduduk Afganistan 99 % beragama Islam.
Agama Islam sangat
berpengaruh dalam segala aspek kehidupan mereka dan apabila hal ini terusik,
maka mereka akan marah dan terus berjuang untuk mempertahankannya seperti yang kita
lihat dalam perjuangan gerilyawan muslim mujahidin menentang pemerintah yang
prokomunis. Terjadinya perang saudara di Afganistan disebabkan masuknya
pengaruh Amerika dan Uni soviet (komunis) ke Afganistan.
Pada tahun 1933 muhammad
Zahir Syah naik sebagai raja, kemudian Amerika Serikat dan Uni Soviet berusaha
menanamkan pengaruhnya. Tahun 1953, Raja Zahir mengangkat Muhammad Daud (kader
komunis) sebagai perdana menteri. Melihat keadaan seperti ini, umat Islam
menilai bahwa pemerintah Afganistan telah jauh menyimpang dari ajaran Islam.
Kemudian umat Islam mulai bergerak, yaitu dengan munculnya organisasi
Perjuangan Gabungan Muslim yang bernama ”Juanan Muslim” kemudian pada tahun
1968 berubah nama menjadi Al-Jamiah Al-Islamiyah di bawah pimpinan Burhanudin
Rabbani.
Uni Soviet semakin marah
melhat perkembangan Islam itu. Kemudian pada tahun 1972 di bawah pengaruh Uni
Soviet, Muhammad Daud menggantikan Zair. Pada tahun 1978 Daud tewas dibunuh dan
diganti oleh Nur Taraki sebagai Presiden. Pada waktu itu, para ulama
mengeluarkan fatwa untuk mengutuk dan mengafirkan Taraki dan mewajibkan perang
jihad untuk menggulingkannya. Akibatnya timbul perjuangan mujahidin Afganistan.
Kemudian pada tahun 1970 Uni Soviet memasuki Afganistan dengan membawa presiden
bonekanya, Babrak Kamal. Perbuatan itu mendapat kutukan internasional, antara
lain Presiden Jimmy Carter yang memboikot Olimpiade Moskwa, dan banyak penduduk
yang mengungsi ke Pakistan. Perjuangan mujahidin semakin kuat dengan
bergabungnya tujuh organisasi menjadi satu dengan nama ”Persatuan Mujahidin Islam
Afganistan” dengan tujuan menegakkan kalimat Allah SWT. Memerdekakan negara
Afganistan dari kekuasaan kafir dan komunis dengan mendirikan pemerintahan Islam
di Afganistan. Sebagai komando tertinggi ialah Abdul Rabbani Rasul Saiyat.
Pada tahun 1987 peperangan
memuncak, dengan bantuan senjata dari Amerika dan Inggris, dan berakhir dengan
Uni Soviet menderita kerugian besar. Akhirnya, pada tahun 1989 Uni Soviet menarik
seluruh tentaranya dari Afganistan. Pejuang mujahidin terus melawan pemerintah
Najibullah (sejak 1987), karena para ulama mengeluarkan fatwa bahwa rezim
tersebut adalah kafir dan mati dalam peperangan melawan rezim adalah mati
syahid. Ulama-ulama terkenal yang lahir di Afganistan, Ibnu Hibban Al-Basti
(ulama Hadis dan Fiqih: 342 H/952 M), Abu Bakar Ahmad Al-Baihaqi (penulis buku
sejarah abad ke-14), dan sebagai penggerak Pan Islamisme (abad 19) di
Afganistan bernama Said Jamaluddin Al Afgani.
2.7.4
Perkembangan
Islam di RRC
Agama Islam masuk ke
Wilayah Cina sekitar abad ke-10, yaitu langsung dari bangsa Arab dan para
saudagar yang datang dari India. Agama Islam masuk ke Cina dengan melalui
perdagangan darat dan laut yang disebut jalan sutera. Adapun pertama kali
terjadinya penyebaran Islam di Cina yaitu pada masa Dinasti Tang.
Melalui pergaulan,
perdagangan dan dengan pernikahan pedagang Arab dengan penduduk asli Cina,
kemudian masuk Islamlah mereka. Orang-orang India yang mengembara ke Indonesia,
Malaysia, kadang-kadang singgah di Cina. Ketika singgah di cina mereka
(orang-orang India) menyebarkan agama Islam kepada penduduk asli Cina, dan
orang-orang yang memeluk Islam sudah banyak yang bertempat tinggal di Cina.
Menurut you nusi, jumlah
umat Islam di Cina sekarang sekitar 20 juta. Agama Islam di Cina dapat
berkembang dengan pesat, meskipun negara itu menganut komunis. Jumlah muslim
yang menunaikan Ibadah Haji tiap tahun selalu meningkat, dan pada tahun 1994
mencapai 2000 orang. Ada satu kendala yang dirasakan umat Islam dalam
pengembangannya, yaitu sistem komunisme yang membolehkan rakyatnya berproganda
anti agama.
2.8 Perkembangan Islam di Negara-Negara ASEAN
2.8.1
Perkembangan Islam
di Indonesia
Agama Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-7 dibawa oleh pedagang Islam dari Arab, Gujarat dan
Malabar. Cara menyiarkan Islam dengan damai tidak dengan kekerasan atau
paksaan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera
bagian Utara, sumatera Barat dan Jawa Tengah.
Perkembangan
Islam di Sumatera dapat pesat setelah kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, terutama di Samudera Pasai. Dari Samudera Pasai Islam
berkembang ke Malaka, Minangkabau, Riau, Tapanuli dan lain-lainnya.
Agama Islam masuk ke Jawa
pada masa pemerintahan Ratu Sima (674 M) dan Islam dapat berkembang dengan
pesatnya setelah kerajaan Hindu di Majapahit mengalami kemerosotan. Adapun yang
sangat berperan dan berjasa menyiarkan agama Islam ke seluruh pelosok Jawa
ialah Wali Songo. Sedangkan perkembangan agama Islam di Sulawesi tidak sepesat
seperti di Sumatera dan Jawa, karena adanya pertentangan Islam dengan kerajaan
yang belum Islam demi kepentingan politik.
Adapun perkembangan Islam
di Kalimantan sangat pesat, sejak Sultan Suryanullah tahun 1550 M. Demak
mengirimkan para penghulu untuk mengajar agama Islam kepada masyarakat
Kalimantan. Agama Islam berkembang di Kutai ± tahun 157 M, di Brunei sejak abad
Ke-15, di Kalimantan Barat sejak tahun 1550 M , dan kepada suku Dayak tahun
1677 M. Bersamaan dengan berkembangnya agama Islam maka berdirilah
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain di Demak, Pajang, Mataram,
Banten, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Agama Islam di Indonesia
dapat berkembang dengan baik dan pesat. Hal itu terbukti sekitar 88 % (1985)
penduduk menganut agama Islam, kemudian tempat-tempat ibadah banyak dibangun
disetiap kota-kota, desa dan lain sebagainya. Tempat-tempat pengajian,
tempat-tempat TPA atau Taman Pendidikan Al-qur’an hampir di setiap kampung ada.
Disamping itu, pada hari raya Idul Fitri, hari raya Qurban kita dapat
menyaksikan orang Islam berduyun-duyun ke lapangan untuk shalat. Juga dalam
pembagian zakat fitrah, penyembelihan hewan kurban dan pelaksanaan ibadah haji,
yang tiap tahun calon jamaah haji Indonesia selalu bertambah dan untuk tahun
1995 calon haji (yang mendaftar) samapai 240.000 orang sehingga melebihi kuota.
Maraknya jilbab di
sekolah-sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi, maraknya gerakan dakwah
kampus, lahirnya organisasi remaja masjid, pesantren-pesantren kilat pada masa
liburan sekolah, lahirnya ICMI, Bank Muamalat, Asuransi Islam dan sebagainya.
Semua itu, menunjukan bahwa agama Islam dapat berkembang baik di Indonesia.
2.8.2
Perkembangan Islam
di Singapura
Perkembangan Islam di
singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik maupun
birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ± 476.000
orang Islam. Sebagai tempat pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di
sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (Majelis Ulama Islam
Singapura) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan,
perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan Islam.
2.8.3
Perkembangan Islam di Thailand
Agama Islam masuk ke
Thailand dengan melalui Kerajaan Pasai (Aceh). Ketika Kerajaan Pasai ditaklukan
Thailand, raja Zainal Abidin dan orang-orang Islam banyak yang ditawan. Setelah
mereka membayar tebusan mereka dikeluarkan dari tawanan, dan para tawanan
tersebut ada yang pulang dan ada juga yang menetap di Thailand, sehingga mereka
menyebarkan agama Islam.
Ketika raja Thailand
menekan Sultan Muzaffar Syah (1424-1444) dari Malaka agar tetap tunduk kepada
Thailand dengan membayar upeti sebanyak 40 tahil emas per tahun ditolaknya,
kemudian Raja Pra Chan Wadi menyerang Malaka, tetapi penyerangan tersebut
gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1444-1477) tentara Thailand
di Pahang dapat dibersihkan. Wakil Raja Thailand yang bernama Dewa Sure dapat
ditahan, tetapi beliau diperlakukan dengan baik. Bahkan, puterinya diambil
istri oleh Mansyur Syah untuk menghilangkan permusuhan antara Thailand dengan
Malaka. Pada akhir-akhir ini, muslim Pattani cukup lama mendapat tekanan dan
penindasan dari rezim Bangkok yang memeluk Budha.
2.8.4
Perkembangan Islam
di Filipina
Berdasarkan catatan Kapten
Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang mula-mula masuk pulau Mindanau (Filipina)
adalah Mubalig yang bernama Kebungsuan pada abad ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan
agama Islam di pulau Sulu ialah Sayid Abdul Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah.
Ulama ini juga mengIslamkan raja Malaka pertama yang semula beragama Hindu,
yakni Sultan Permaisura diganti dengan Muhammad Syah. Kemudian mubalig Abu
Bakar menyebarkan Islam ke Pulau Sulu, Pulau Luzon dan sebagainya.
Muslim di Filipina adalah
minoritas dan nasib mereka sekarang sangat memprihatinkan. Seperti nasib muslim
di Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, di situ umat Islam mendapat gangguan,
tekanan bahkan pembasmian dari pihak-pihak yang memusuhinya. Hingga kini muslim
Moro terus berjuang untuk memperoleh otonomi karena mereka selalu ditindas dan
diperlakukan sebagai warga kelas dua oleh pemerintah Manila. Oleh karena itu,
muslim Moro terus berjuang mempertahankan diri, agama dan identitas sebagai
muslim.
2.8.5
Perkembangan Islam
di Malaysia (Malaka)
Sekitar abad ke-14 agama Islam
masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Gujarat dan Malabar.
Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari Jeddah yang mengIslamkan
pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah kerjaan Islam di Malaka
dengan rajanya yang pertama Sultan Permaisura. Setelah beliau wafat diganti
oleh Sultan Iskandar Syah dan penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan
Mansyur Syah (1414-1477 M). Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan
kerajaan lain seperti Syam, Majapahit, dan Tiongkok.
Kejayaan Malaka dapat
dibina lagi sedikit demi sedikit oleh Sultan Aludin Syah I, sebagai pengganti
Muhammad Syah. Kemudian pusat pemerintahannya dari Kampar ke Johor (Semenanjung
Malaka). Sultan Alaudin Syah I dikenal sebagai Sultan Johor yang pertama dan
negeri Johor makin bertambah ramai dengan datangnya para pedagang dan
pendatang. Sampai sekarang perkembangan agama Islam di Malaysia makin bertambah
maju dan pesat, dengan bukti banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga
terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik.
Sehingga dapat dikatakan
bahwa perkemabangan Islam di Malaysia, tidak ada hambatan. Bahkan, ditegaskan
dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di
kelantan, hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan sejak 1992. kelantan
adalah negara bagian yang dikuasai partai oposisi, yakni Partai Al-Islam
se-Malaysia (PAS) yang berideologi Islam. Dalam pemilu 1990 mengalahkan UMNO
dan PAS dipimpin oleh Nik Mat Nik Abdul Azis yang menjabat sebagai Menteri
Besar Kelantan.
2.15.6
Perkembangan Islam di Brunei Darussalam
Agama Islam di Brunei
dapat berkembang dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan. Bahkan, agama Islam
di Brunei merupakan agama resmi negara. Untuk pengembangan agama Islam lebih
lanjut telah didatangkan ulama-ulama dari luar negeri, termasuk dari Indonesia.
Masjid-masjid banyak didirikan. Umat Islam di Brunei menikmati kehidupan yang
benar-benar sejahtera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri yang damai).
Pendapatan perkapita
negara ini termasuk tertinggi di dunia. Pendidikan dan perawatan kesehatan
diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Negara Brunei Darussalam merupakan
negara termuda di Asia Tenggara (merdeka tahun 1984 dari Inggris). Penduduk
Brunei Darussalam mayoritas beragama Islam.
2.9 Perkembangan Islam
Di Amerika
2.9.1
Masuknya Islam di
Amerika
Islam masuk ke benua
Amerika (kemungkinan) setelah runtuhnya Bani Umayah di Spanyol 1492 M, karena
tidak tahan hidup di bawah tekanan Raja Ferdinand sehingga memilih mencari
penghidupan di benua baru. Penulis lain menduga bahwa Islam masuk ke benua
Amerika dilakukan oleh Colombus dalam pelayarannya dipandu oleh navigator dan
ABK yang beragama Islam dari Andalusia atau Maroko, atau adanya pemukiman
tawanan muslim sekitar abad 16 sampai dengan abad 18. memang harus diakui bahwa
catatan resmi tentang hal ini belum didapatkan, namun orang-orang Afrika dan
lain-lain (wilayah muslim) pada akhir abad 19 banyak bermigrasi ke Amerika dan
Kanada dengan aneka ragam motif dan tujuan, lebih-lebih setelah Amerika tampil
sebagai salah satu negara adidaya maka berdatanganlah mahasiswa-mahasiswa
muslim tinggal disana untuk beberapa lama.
2.9.2
Perkembangan Islam
di Amerika
Amerika merupakan negara
demokrasi liberal sekaligus sekuler atau menganut prinsip pemisahan antara agama
dan negara (sparation of church and state) namun sangat luas memberi kebebasan
beragama bagi rakyatnya. Semula agama Islam dianggap agama para imigran
Timur-Tengah atau Pakistan yang bertempat tinggal di beberapa kota. Kemudian
semakin berkembang sehingga muncul suatu kekuatan Islam yang disebut “Black
Moslem”. Black Moslem didirikan oleh Elijah Muhamad di Chicago. Sesuai
dengan namanya Black Moslem mendapat banyak pengikut terutama dari orang-orang
yang berkulit hitam. Black Moslem didukung oleh orang-orang berkulit hitam dan
berjuang menuntut persamaan hak. Elijah Muhamad dalam organisasinya mengambil
prinsip-prinsip ajaran agama Islam yang tidak membedakan warna kulit.
Selama dalam pimpinannya
perkembangan agama Islam semakin luas. Hal itu terbukti dengan banyaknya
tokoh-tokoh yang masuk Islam, seperti Malcom seorang tokoh nasional Negro
Amerika sebagai orator ulung dan Casius Clay bekas juara tinju kelas berat.
Malcom setelah masuk Islam namanya diganti Al-Haji Malik Al-Sabah. Sedang
Casius Clay berganti nama menjadi Muhamad Ali. Elijah berdakwah melalui media
masa dengan menerbitkan majalah Muhammad Speak pada tahun
1960. ia mengajarkan bahwa tuhan itu ada pada diri pribadi “wallace fard”.
Muhammad dan dirinya sebagai nabi Black Moslem. Ia meninggal tanggal 25
februari dan digantikan putranya yang bernama Wallace Muhammad atau Warisudin
Muhammad. Selama dalam kepemimpinan Warisudin, agama Islam bertambah maju tidak
hanya dipeluk oleh kalangan orang-orang yang berkulit hitam, namun berkembang
dalam kalangan masyarakat nasional Amerika. Ajaran yang disampaikannya ialah
agama Islam bukan hanya untuk orang-orang berkulit hitam saja, tetapi untuk
seluruh manusia apapun warna kulitnya. Ia juga mengadakan pembaruan dan
meluruskan ajaran-ajaran yang kurang tepat, diantaranya;
·
Pembenahan
di bidang Akidah, ia menegaskan bahwa Fard Muhammad bukan Tuhan dan Elijah
Muhammad bukan nabi, dia mantapkan dua kalimah syahadat kepada para
pengikutnya.
·
Tata
tertib di dalam mesjid ia benahi, yang dulu didalamnya terdapat kursi-kursi
sebagai pengaruh Kristen ditiadakan, juga puasa di bulan desember diganti
secara bersama di bulan Ramadan.
Pada tahun 1976 Walaace
Muhamad (Warisudin Muhamad) merubah nama Nation of Islam menjadi World
Comunity of Islam in West. Perubahan nama itu dimaksudkan agar sasaran
ajaran dan dakwah agama Islam lebih luas lagi jangkauannya. Pada tahun itu juga
ia telah membentuk majelis imam (Council of Imam) terdiri atas enam orang yang
mengkoordinir kegiatan-kegiatan keagamaan. Majalah Muhammad Speak diubah
menjadi Bilalian News mengambil nama dari sahabat Bilal bin Rabah.
Tanggal 30 april 1980
organisasi World Comunity of Islam in West diganti namanya menjadi American
Muslim Mission (AMM) agar lebih jelas misi organisasi tersebut sebagai
dakwah. Di Chicago terdapat Islamic Institute yang berasal dari gereja yang
sudah dibeli. Gedung tersebut lengkap dengan Mushola, ruang kuliah, aula,
asrama, perpustakaan, ruang makan dan dapur sebagai proyek organisasi
Konferensi Islam Internasional di Jeddah. Di Los Angeles terdapat Islamic
Center sebagai pusat ceramah agama untuk umum, kuliah minggu pengajian
anak-anak, kursus bahasa Arab dan lain sebagainya. Di Mansfield, Indianapolis
Amerika terdapat suatu organisasi bernama Islamic Society of Nort of America
(ISNA) yang telah memilki sebidang tanah seluas 100 hektar. Diatas tanah
tersebut dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 1000 jamaah lengkap dengan
perpustakaan, ruang studi dan lain sebagainya.
ISNA mengkoordinir organisasi-organisasi
mahasiswa seperti Muslim Student Asociation (MSA), organisasi
dokter muslim, dan sarjana muslim. MSA sudah memiliki kantor tempat penerbitan
buku, yaitu MSA Islamic Book Service, studio rekaman, memproduksi film-film tv
dan percetakan. Majalah yang diterbitkan bernama Al-Ijtihad (persatuan).
Di California berdiri sebuah madrasah Al-Madina, madrasah ini pada tahun 1972
hanya memiliki 42 anak, namun pada tahun berikutnya bertambah menjadi 105 anak.
Hal ini menunjukan perkembangan Islam disana cukup baik. Dalam madrasah
Al-Madina diajarkan semua ilmu agama, bahasa Arab, matematika dan Al Qur’an.
2.10
Perkembangan
Islam di Eropa
2.10.1
Islam
masuk ke Eropa
Kaum muslimin memasuki
benua Eropa ialah sejak adanya permintaan bantuan oleh Graf Yulian seorang bangsawan
Gothia Barat yang berkuasa di Geuta Afrika Utara kepada gubernur Afrika Utara
Musa bin Nushair agar membantu keluarga “Witiza” menghadapi tentara roderik
yang memberontak merebut singgasana Witiza pada tahun 710 M.
Permintaan tersebut
selanjutnya oleh Musa disampaikan kepada Khalifah Walid bin Abdul Malik di
Damaskus, ternyata dikabulkan dengan pesan agar Musa berhati-hati. Maka sebagai
penjagaan dikirim ekspedisi pertama berjumlah 200 orang dipimpin Tharif bin Malik
yang mendarat di Tarifa. Keberhasilan Tharif meyakinkan Musa akan kesungguhan
Graf Yulian, selanjutnya dikirm pasukan pilihan dibawah pimpinan Thariq bin
Ziyad seorang panglima yang gagah berani melalui kota tanger terus menyebrangi
selat yang ganas, yang kini kita kenal dengan nama selat Giblaltar (Jabal
Thariq) untuk mengabadikan nama Thariq. Pasukan thariq mendarat di Spanyol pada
tahun 91 H (710 M) tepat disaat konsentrasi pasukan Roderik ke wilayah Spanyol
Utara guna memadamkan pemberontakan. Yang menarik dari pasukan Thariq adalah
ketika semuanya telah mendarat, semua kapal dibakar habis dengan maksud agar
tidak ada pasukan yang melarikan diri untuk mundur. Dihadapan pasukannya dengan
berapi-api ia berkata:
“ Musuh di depanmu dan
laut dibelakangmu, maka terserahlah mana yang menjadi pilihanmu”
Maka dengan mudah pasukan
Thariq menguasai beberapa benteng. Dengan siasat demikian, maka tidak ada
pilihan lain kecuali maju ke medan laga menghadapi musuh yang berlipat ganda
jumlahnya. Pada pertempuran di Xeres Rodherik turut tewas yang berarti
melapangkan jalan menuju sukses selanjutnya. Kota demi kota berhasil
direbutnya, seperti Cordova, Malaga, Toledo ibukota Negeri Ghotia Barat.
Keberhasilan Thariq
tersebut mendorong keinginan Musa bin Nushair untuk menyusulnya, dengan membawa
tambahan pasukan sebanyak 10.000 orang dia datang ke Spanyol. Di Toledo
keduanya bertemu, saat itu sempat terjadi perselisihan, namun dapat didamaikan
oleh Khalifah. Keduanya selanjutnya bahu membahu melanjutkan memasuki kota Aragon,
Castylia, Saragosa dan Barcelona hingga sampai ke pegunungan Pyrenia. Dalam
waktu hanya 7 tahun hampir seluruh Andalusia sudah berada dalam genggaman kaum
muslimin, kecuali Glacia.
Seluruh keluarga Kerajaan
Bani Umayyah ditumpas namun salah seorang keturunan dari Bani Umayah, yaitu
Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana dia
mendirikan Kerajaan Bani Umayah yang mampu bertahan sejak tahun 193-458 H
(756-1065 M).
Kondisi masyarakat Spanyol
sebelum Islam mereka memeluk agama khatolik, dan sesudah Islam tersebar luas
tidak sedikit dari mereka yang memeluk agama Islam secara suka rela. Hubungan
antar agama selama itu dapat berjalan dengan baik karena raja-raja Islam yang
berkuasa memberi kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Oleh karena
itu, tidak mengherankan jika disana telah terjadi percampuran darah juga
terdapat orang-orang yanng berbahasa Arab, beradat istiadat Arab, meskipun
tetap memeluk agama nenek moyang mereka.
Keberadaan kerajaan Islam
di Spanyol sungguh merupakan perantara sekaligus obor kebudayaan dan peradaban.
Dimana ilmu pengetahuan kuno dan filsafat ditemukan kembali. Disamping itu,
Spanyol menjadi pusat kebudayaan, karena banyaknya para sarjana dan mahasiswa
dari berbagai pelosok dunia berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova,
Seville, dan Toledo. Di kota-kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka.
Seperti Abdur Rabbi (sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku
sejarah, agama, logika, adat istiadat), Al Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun
(ahli filsafat yang terkenal dengan bukunya “muqaddimah”), Al Bakri dan Al
Idrisi (ahli ilmu bumi), dan Ibnu Batuta adalah pengembara terkenal yang
menjelajahi negeri-negeri Islam di dunia. Kemudian lahir pula seorang ahli
filsafat yang lain, yakni Solomon bin Gabirol, Abu Bakar Muhammad, Ibnu Bajjah
(ahli filsafat abad 12 pentafsir karya-karya Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli
bintang, sekaligus seorang dokter dan ahli filsafat). Adapun sumbangan utama
Ibnu Rusyd di bidang pengobatan ialah buku ensiklopedi dengan judul Al Kuliyat
fit At Tibb, serta buku filsafat “Thahafut At Tahafut”.
Pada abad 12 di Spanyol
didirikan pabrik kertas pertama. Kenangan pertama dari peristiwa itu ialah kata
“Rim” melalui kata “Ralyme” (perancis selatan) diambil dari bahasa Spanyol “
Risma” dari bahasa Arab “Rizma” artinya bendel.
Berakhirnya kekuasaan Bani
Umayah di Spanyol di bawah kekuasaan dibawah Khalifah Sulaiman, diganti oleh
dinasti-dinasti Islam kecil, seperti Al-Murabithin, Al-Muhades (muwahidun) ,
dan kerajaan bani ahmar. Setelah delapan abad umat Islam menguasai Andalusia
pada tahun 898 H (1492 M). Raja Abdullah menyerahkan kunci kota Granada kepada
Ferdinand pemimpin kaum Salib, yang selanjutnya beliau menduduki istana Al
Hambra, dimana sebelum itu Khalifah Abdullah bersedia menandatangani perjanjian
yang terdiri atas 72 pasal, diantara isinya antara lain Ferdinand akan menjamin
keselamatan jiwa keluarga Raja Bani Ahmar, demikian pula kehormatan dan
kekayaan mereka. Dalam masa itu, kemerdekaan beragama pun akan dijamin terhadap
kaum muslimin yang tinggal di Andalusia. Akan tetapi, di kemudian hari perjanjian
tersebut diingkari oleh Ferdinand sendiri dan malah mendesak semua pasukan raja
Abdullah untuk masuk Kristen, jka menolak diusir dan harta bendanya disita.
Pertumbuhan agama Islam di
Eropa sekarang memang cukup sulit dibandingkan dengan berdakwah di Asia-Afrika,
dimana masyarakatnya terlanjur sekuler, namun karena kegigihan para mubaligh
berdakwah sehingga dalam perkembangannya agama Islam semakin baik dalam
kualitas maupun kuantitasnya. Apalagi setelah Paus Paulus II membuka dialog
antar umat beragama, seperti yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh muslim
khususnya dari Indonesia dan pada masa hidupnya Paus Paulus II pernah
mengundang Menteri Agama RI untuk menjelaskan praktek kerukunan hidup beragama
di tanah air.
Di Spanyol atau Andalusia
pada tahun 1975 sekelompok pemuda masuk Islam, mereka mendirikan masyarakat
muslim di Cordova. Kemudian pada tahun 1978 mereka dapat melaksanakan Shalat
Idul Adha di Kathedtral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup Cordoba
Monseigneur Infantes Floredo. Bahkan, walikota Tulio Anguila melaksanakan
teori kerukunan beragama. Ia menawarkan umat Islam menggunakan taman kota
dengan diberi kemah besar untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan shalat
berjamaah. Disana terdapat madrasah yang dikelola Dr. Umar Faruq Abdullah yng
mengajar bahasa Arab, ilmu Al Qur’an, tafsir, fiqih, hadis dan lain sebagainya.
Di Belgia, berdiri pula
gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam.
Jumlah umat Islam disana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel
diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa.
Di Austria, pada awal abad
15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center di kota wina yang
dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s
Social Service, madrasah dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi
setelah Kristen.
Di Belanda, tepatnya di
kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini pula telah
dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (bangsa
Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari
Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu.
Tanggal 14 oktober 1983 di kota Redderkerk dibangun sebuah masjid yang dapat
menampung 500 jamaah dilengkapi ruang diskusi, ruang tamu, tempat wudhu, dan
lain sebagainya.
Inggris, termasuk salah
satu negara yang cukup bagus pengembangan Islamnya. Hal ini didukung dengan
kepeloporannya dalam pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris.
Sejak itu Inggris mempunyai Universitas Cambridge dan Oxford. Mozarabes salah
satu tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam.
Ia mengganti namanya menjadi Petrus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana
Raja Henry I. Pengembangan Islam dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu
dan Ahad baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Beberapa organisasi Islam
yang ada di Inggris: The Islamic Council of Europe (Majlis Islam
Eropa) berfungsi sebagai pengawas kebudayaan Eropa, The Union of Moslem
Organization( Persatuan Organisasi Islam Inggris), The Asociation of
British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris), Islamic
Fondation dan Moslem Institute. Keduanya bergerak di
bidang penelitian, beranggotakan orang-orang Inggris dan imigran.
Di pusat kota London
dibangun Central Mosque (Masjid Agung) yang selesai pembangunannya pada tahun
1977 terletak di Regents park, dan mampu menampung 4000 jamaah, dilengkapi
perpustakaan dan ruang administrasi serta kegiatan sosial. Disamping itu,
orang-orang Islam Inggris juga membeli sebuah gereja seharga 85.000
poundsterling di pusat kota London yang akan dijadikan pusat pendidikan ilmu
agama Islam. Pemeluk agama Islam disini selain bangsa Inggris sendiri juga
imigran Arab, Turki, Mesir, Cyprus, Yaman, Malaysia dan lain-lain yang
jumlahnya ± 1 ½ juta orang (menurut catatan The Union of Moslem Organization),
dan disini agama Islam merupakan agama nomor dua setelah Kristen. Al Qur’an
pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Robert Katton yang diterjemahkan ke
dalam bahasa latin. Kemudian kamus Arab-Inggris pertama disusun sarjana Inggris
E.W.Lanes, juga dinegeri Pangeran Charles ini muncul pada tahun 1985 seorang
walikota muslim yang Muhammad Ajeeb di stradford Inggris. Dan
sejak itu, masyarakat muslim dan mahasiswa Universitas Oxford mendirikan “Pusat
Kajian Islam”.
Roma merupakan negeri
pusat agama Katolik, disana berdiri ± 917 gereja khatolik, protestan, ortodhox,
yunani maupun synagoge. Perkembangan Islam dinegeri itu tidak seperti
negara-negara Eropa lainnya. Meskipun demikian, sejak tahun 1984 umat Islam
berhasil meletakkan batu pertama pembangunan masjid di taman Morst Antene di
Pariali, yakni suatu daerah yang tertib di roma. Selama ini umat Islam di
Italia baru memiliki mesjid di kota Catania Sicilia, dan pertengahan tahun 1995
mesjid bantuan Arab Saudi itu telah diresmikan pemakaiannya. Jumlah umat Islam
di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia (selain Roma) berjumlah 29.000
jamaah.
2.11
Perkembangan Islam di Australia
2.11.1
Islam
masuk ke Australia
Islam masuk ke Australia
pada abad 19 M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan yang setiap
melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat. Para pengembara
Afganistan tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New
South Wales dari bahan kayu, selanjutnya ke Perth ibukota Australia Barat dan
Adelaide ibukota Australia Tengah. Tahun 1924 pendatang dari Albania sebagai
petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan Islam disini. Kemudian
sesudah berakhir perang dunia II orang-orang Yugoslavia yang belajar di
Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan
masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan
statistik tahun 1975 Australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1 % nya
(132.000) beragama Islam.
2.11.2
Perkembangan
Islam di Australia
a.
Pembangunan
Masjid
1)
Pada
abad 20 M perkembangan masjid-masjid di Australia cukup menggembirakan, karena
dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan
mesjid yang indah oleh arsitek sharif Abosi dan Ismeth Abidin.
2)
Tahun
1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah
pimpinan Fethi Seit Mecca
3)
Tahun
1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam
Haji Abdul Lathif.
4)
Di kota
Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia
5)
Di
Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS.
b.
Tempat
Pendidikan
Di Brisbone didirikan
“Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan shalat
dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India,
Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di Goulbourn
didirikan “Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan
guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh
Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal
Abdul Nasser berkuasa).
c.
Organisasi
Islam
1)
Australian
Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewan Islam
Australia berpusat di Sydney
2)
Federation
of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35
organisasi masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.
3)
Moslem
Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah
“Al-Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris)
4)
Moslem
Women’s Center (pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keIslaman
dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia
sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar.
2.12
Perkembangan
Islam di Afrika
2.12.1
Islam
masuk ke Afrika
Agama Islam masuk ke
daratan Afrika pada masa Khalifah Umar bin Khattab, waktu Amru bin Ash memohon
kepada Khalifah untuk memperluas penyebaran Islam ke Mesir lantaran dia melihat
bahwa rakyat Mesir telah lama menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi
dibawah Raja Muqauqis. Sehingga mereka sangat memerlukan uluran tangan untuk
membebaskannya dari ketertindasan itu. Muqauqis sesungguhnya tertarik hendak
masuk Islam setelah menerima surat dari Rasulullah SAW. Namun, karena lebih
mencintai tahtanya maka sebagai tanda simpatinya beliau kirimkan hadiah kepada
Rasulullah SAW.
Selain alasan diatas Amru
bin Ash memandang bahwa Mesir dilihat dari kacamata militer maupun perdagangan
letaknya sangat strategis, tanahnya subur karena terdapat sungai Nil sebagai
sumber makanan. Maka dengan restu Khalifah Umar bin Khattab dia membebaskan
Mesir dari kekuasaan Romawi pada tahun 19 H (640 M) hingga sekarang. Dia hanya
membawa 400 orang pasukan karena sebagian besar diantaranya tersebar di Persia
dan Syria. Berkat siasat yang baik serta dukungan masyarakat yang dibebaskannya
maka ia berhasil memenangkan berbagai peperangan. Mula-mula memasuki kota
Al-Arisy dan dikota ini tidak ada perlawanan, baru setelah memasuki Al-Farma
yang merupakan pintu gerbang memasuki Mesir mendapat perlawanan, oleh Amru bin
Ash kota itu dikepung selama 1 bulan. Setelah Al-Farma jatuh, menyusul pula
kota Bilbis, Tendonius, Ainu Syam hingga benteng Babil (istana lilin) yang
merupakan pusat pemerintahan Muqauqis. Pada saat hendak menyerbu Babil yang dipertahankan
mati-matian oleh pasukan Muqauqis itu, datang bala bantuan 4.000 orang pasukan
lagi dipimpin empat panglima kenamaan, yaitu Zubair bin Awwam, Mekdad bin
Aswad, Ubadah bin Samit dan Mukhollad sehingga menambah kekuatan pasukan muslim
yang merasa cukup kesulitan untuk menyerbu karena benteng itu dikelilingi
sungai. Akhirnya, pada tahun 22 H (642 M) pasukan Muqauqis bersedia mengadakan
perdamaian dengan Amru bi Ash yang menandai berakhirnya kekuasaan Romawi di
Mesir.
2.12.2
Perkembangan
Islam di Afrika
a.
Mesir
Mesir adalah kawasan
Afrika pertama yang menerima masuknya Islam di benua ini, penduduknya lebih
kurang 42 juta jiwa, dimana sekitar tiga jutanya beragama Kristen selebihnya
beragama Islam. Bahkan, di kota Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala
macam kebesaran umat Nasrani Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam.
Di Mesir terdapat delapan universitas diantara yang termashyur ke seluruh dunia
ialah Al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Bani Fathimiyah pada tahun 972 M.
Disana banyak mahasiswa-mahasiswa yang belajar dari seluruh dunia termasuk dari
Indonesia yang kebanyakan mendapat beasiswa untuk belajar ilmu agama maupun
pendidikan umum seperti kedokteran, tekhnik dan lain-lainnya.
Sementara itu, perluasan
pengaruh Islam di kawasan Tunisia telah terjadi sejak pemerintahan Khalifah
Usman bin Affan tahun 23-35 H (644-656 M) oleh Panglima Abdullah bin Sa’ad bin
Abi Sarah dengan menghancurkan tentara Romawi yang telah jatuh reputasinya.
Sehingga pasukan Abdullah bin sa’ad dengan mudah menguasainya. Sedang masuknya Islam
ke Maghribil Aqsha atau Afrika Utara sesudah berdirnya daulah Bani Umayah
dibawah pimpinan Khalifah Walid bin Abdul Malik, yang memberikan tugas tersebut
kepada Panglima Musa bin Nushair yang akhirnya ditunjuk sebagai gubernur
wilayah itu.
b.
Libya
Negeri Mouamar Ghadafi ini
merupakan kawasan terpanas di Timur Tengah, dengan luas 1.795.540 km
berpenduduk ± 3 juta jiwa terdiri dari bangsa Arab, Barbar serta Palestina
hampir seluruhnya beragama Islam. Rakyat hidup dari sektor pertanian, dan
setelah ditemukan sumur-sumur minyak berkualitas tinggi sebagian penduduknya
menjadi tenaga kerja dalam
industri ini, selebihnya mengandalkan tenaga-tenaga asing.
c.
Nigeria
Nigeria terletak di sebelah
barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak yang diekspor ke Amerika Serikat
terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Penduduknya terdiri atas macam-macam suku
bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75 % beragama Islam selebihnya Kristen maupun
Animisme. Negeri-negeri yang menikmati pengaruh Islam di kawasan Afrika dan
hingga kini penduduknya mayoritas beragama Islam antara lain Maroko, Sudan,
Al-Jazair, dan Ethiopia.
2.13
Perkembangan Islam di masa Islam Modern
Pada zaman
modern itu dimulai di Eropa barat laut, yakni Inggris dan Prancis. Eropa barat
laut, bahkan seluruh eropa, dan daerah pinggiran. Maka timbul persepsi bahwa
daerah pinggiran tidak semestinya menjadi tempat lahirnya suatu terobosan
sejarah yang begitu dasyat seperti zaman modern ini. Dan dari dua kemungkinan
itu, dunia Islam memiliki peluang lebih besar, sebab etos intelektual atau
keilmuan adalah dasar dari pengembangan peradaban modern ini.
Agama Islam
berkepentingan untuk memacu pembaruan, peningkatan dan pengembangan kehidupan.
ia berkepentingan mendorong seluruh potensi manusia agar dapat berkreasi, agar
membesar dan meningkat. Islam bukan hanya sebagai ritus-ritus yang haruskan
dilaksanakan, bukan hanya da’wah akhlak, bukan hanya sebagai suatu sistem
pemerintahan, sistem perekonomian atau sistem hubungan internasional. Islam
merupakan gerakan inovatif dan kreatif. Untuk mewujudkan sebuah kehidupan yang
belum pernah ada sebelumnya dan belum pernah diatur oleh perundang-undang yang
dibuat orang pada zaman sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Daya inovasi
dan kreasi yang dibawa oleh Islam itu ditunjukkan kepada setiap hati atau
kalbu, dan selanjutnya mewujudkannya dalam kenyataan.
a.
Pemerintahan
Islam Bukan Monarki
Islam tidak mengakui sistem
monarki, maupun yang sejenis dengan sistem
monarki. Kalau sistem monarki,
pemerintahannya menerapkan sistem waris (putra mahkota), Sedangkan sistem
pemerintahan Islam tidak mengenal sistem waris. Namun, pemerintahan akan
dipegang oleh orang yang dibai'at oleh umat dengan penuh ridha dan bebas
memilih.
b.
Pemerintahan
Islam Bukan Republik
Sistem pemerintahan Islam juga bukan sistem republik. Dimana sistem republik
berdiri di atas pilar sistem demokrasi, yang kedaulatannya jelas di tangan
rakyat. Sementara sistem pemerintahan Islam berdiri di atas pilar akidah Islam,
serta hukum-hukum syara'. Dimana kedaulatannya di tangan syara', bukan di
tangan umat.
c.
Pemerintahan
Islam Bukan Kekaisaran
Sistem pemerintahan Islam juga bukan sistem kekaisaran, Sebab
wilayah yang diperintah dengan sistem Islam tidak sama dengan wilayah yang
diperintah dengan sistem kekaisaran. Bahkan, berbeda jauh dengan sistem
kekaisaran, sebab sistem ini tidak menganggap sama antara ras satu dengan yang
lain dalam hal pemberlakuan hukum di dalam wilayah kekaisaran.
d.
Pemerintahan
Islam Bukan Federasi
Sistem
pemerintahan Islam juga bukan sistem federasi, yang membagi wilayah-wilayahnya
dalam otonominya sendiri-sendiri, dan bersatu dalam pemerintahan secara umum.
Tetapi sistem pemerintahan Islam adalah sistem kesatuan.
BAB III
P E N U T U P
3.1
Kesimpulan
Islam sebagai agama rohmatan Lil’alamin yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw mengandung sebuah misi dakwah yang harus
disebarkan kepada seluruh manusia. Ini terbukti dengan adanya sebuah peradaban
dan sejarah yang cemerlang dimasa lalu. Kita dapat melihat bagaimana perjuangan
Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya dalam melakukan ekspansi atau perluasan
wilayah yang begitu hebat dalam penyebaran agama Islam, sehingga peradaban Islam
dimasa lalu sangat maju dan pesat. Bisa dikatakan bahwa Islam berkembang pada
masa kepemimpinan Nabi Muhahammad dan Khulafaur Rasyidin adalah melalui
beberapa aspek pendekatan yang diantaranya adalah pendekatan da’wah yang
meliputi da’wah dengan lisan (diplomasi) dan juga perbuatan (pertempuran).
Banyak yang bisa kita ambil pelajaran untuk menjadi manusia
yang lebih berguna di masa sekarang. Sekarang perjuangan bukan dengan
peperangan untuk menyebarkan Islam tapi dengan pikiran dan menunjukkan kepada
dunia bahwa Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah Islam yang
disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga
agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
3.2
Saran
Zaman modern sekarang ini gunakan ilmu pengetahuan yang
kita miliki untuk kemaslahatan umat. Bukan hanya untuk kepentingan diri
sendiri, berjuang untuk memajukan dan menegakkan agama Allah SWT adalah
ibadah. Tanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan
ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Semangat dakwah tersebut
membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
D A F T A R P U S T A K
A
2.
http://id.shvoong.com//humanities/history/2269122-perkembangan-Islam-pada-masa-abu/#ixzz2BS96GLej
3.
KKG-PAI,
Pendidikan Agama Islam. Malang: KKG-PAI, 2010
4.
Tim Bina
Karya Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam: PT. Gelora Aksara Pratama, 2008
6.
Nasution,
Harun, Filsafat Pendidikan Islam: Jakarta, 1982
8.
Yatim,
Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Nusa, 2010
9.
Haekal,
Husain, Umar ibn Khattab, Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2010
10.
http://muhammadridwan.blogspot.com/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada-periode-mekkah-dan-madinah/
13.
Nur
Cholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Paramidina, 1992
[1] Yastrib: Nama kota sebelum Rasulullah SAW hijrah dan berubah
menjadi “Madinatul Munawwarah“ setelah beliau berada di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar