P E N D A H U L U A N
1.1
Latar Belakang
“Marketing is so basic that it cannot be considered a
separate function. It is the whole business seen from the point of view of its
final result, that is, from the customer’s point of view.” (Peter Drucker).
Riset pemasaran dan sistem informasi pemasaran amat penting bagi perusahaan
modern. Aktivitas itu menyediakan informasi yang menghubungkan pemasaran dengan
para pelanggannya, dan menyediakan latar belakang yang di perlukan untuk
membuat keputusan dalam berbagai isu secara efektif. Sistem informasi pemasaran
yang mempunyai desain baik dimulai dan diakhiri dengan pengguna. Tujuannya
adalah menyediakan informasi yang di butuhkan dari tipe yang tepat dan jumlah
yang tepat kepada pemasar.
Bagaimana suatu perusahaan mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi? Jawabannya ialah dari
data yang ada, yang kemudian diolah menjadi informasi yang spesifik, yang
akhirnya menjadi gambaran perkembangan perusahaan dan meramalkan lingkungan
luar perusahaan. Informasi adalah bahan dasar pengambilan keputusan dalam
kegiatan pemasaran. Informasi bagi usaha kecil dikelola dengan mudah, sederhana
dan informal, sehingga usaha kecil sering tidak memiliki unit kerja yang
mengelola informasi bagi dalam pengumpulan, pengolahan maupun distribusi. Bagi
usaha atau perusahaan besar sekelas IBM, Airbus, Coca Cola, aktivitas ini akan
dilakukan dengan baik. Semakin besar dan komplek perusahaan ditambah dengan
meningkatnya persaingan dan perubahan lingkungan, semakin meningkatkan
kebutuhan sistem informasi yang lebih formal dan sistematis.
Pada makalah ini, kami akan menyuguhkan sistem informasi
pemasaran, yaitu sesuatu sistem pengelolaan informasi yang digunakan untuk
kepentingan pemasaran. Sistem ini biasanya secara lengkap diterapkan pada perusahaan
yang besar. Proses pemasaran dimulai dengan
pemahaman penuh tentang pasar dan kebutuhan serta keinginan konsumen. Oleh
karena itu, perusahaan membutuhkan informasi yang dapat dipercaya untuk
menghasilkan nilai dan kepuasan yang tinggi bagi pelanggan. Perusahaan juga
memerlukan informasi tentang pesaing, penjual perantara, dan pelaku serta
kekuatan lain di pasar. Semakin banyak pemasar yang memandang informasi bukan
hanya sekadar masukan untuk membuat keputusan yang lebih baik tetapi juga
sebagai aset strategi penting dan alat pemasaran.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Sistem Informasi Pemasaran (MIS) ?
2. Bagaimana cara mengukur kebutuhan
informasi?
3. Apa saja yang dibutuhkan dalam
mengembangkan informasi pemasaran?
4. Bagaimana cara menganalisis informasi
pemasaran?
5. Bagaimana cara mendistribusikan dan
menggunakan informasi pemasaran?
6. Apa yang di maksud dengan Riset
Pemasaran?
7. Apa saja pertimbangan lain dalam
riset pemasaran?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu Sistem Informasi Pemasaran (MIS) ?
2. Untuk mengetahui cara mengukur
kebutuhan informasi?
3. Untuk mengetahui apa saja yang
dibutuhkan dalam mengembangkan informasi pemasaran?
4. Untuk mengetahui cara menganalisis
informasi pemasaran?
5. Untuk mengetahui cara mendistribusikan
dan menggunakan informasi pemasaran?
6. Untuk mengetahui apa itu Riset
Pemasaran?
7. Untuk mengetahui apa saja
pertimbangan lain dalam riset pemasaran?
BAB II
P E M B A H A S A N
2.1 Sistem
Informasi Pemasaran
Sistem Informasi
Pemasaran (MIS) terdiri dari manusia, peralatan, dan prosedur untuk
mengumpulkan, mengatur, menganalisis, mengevaluasi dan mendistribusikan
informasi secara tepat dan akurat kepada
para pengambil keputusan pemasaran. Peraga 4-1 menunjukkan bahwa MIS diawali
dan berakhir di manajer pemasaran. Pertama, MIS berinteraksi dengan manajer
untuk mengukur kebutuhan informasi.
Selanjutnya, MIS mengembangkan informasi
yang dibutuhkan dari data internal perusahaan, kegiatan intelijen
pemasaran, riset pemasaran. Analisis
informasi mengolah informasi agar bermanfaat. Akhirnya, MIS mendistribusikan informasi kepada
manajer dalam bentuk yang benar pada saat yang tepat untuk membantu meraka
membuat keputusan yang lebih baik.
2.2
Mengukur Kebutuhan
Informasi
Suatu informasi yang baik akan menyeimbangkan
informasi yang ingin dimiliki manajer terhadap apa yang mereka perlukan dan apa
yang layak untuk disajikan. Perusahaan memulai dengan mewawancarai manajer
untuk mengetahui informasi apa yang mereka inginkan. Sebagai manager akan
meminta apapun informasi yang dapat mereka terima tanpa memikirkan secara
seksama tentang apa yang mereka inginkan, terlalu banyak informasi juga dapat
merusak seperti halnya jika terlalu sedikit. Manajer yang lain mengabaikan
hal-hal yang seharusnya mereka ketahui, atau mungkin tidak mengetahui sehingga
tidak meminta beberapa jenis informasi yang seharusnya mereka dapatkan.
Misalnya, manajer mungkin perlu mengetahui bahwa ada pesaing yang berencana
meluncurkan sebuah produk baru di tahun yang akan datang. MIS harus mengamati
lingkungan pemasaran agar dapat menyajikan informasi-informasi yang dibutuhkan
oleh para pengambil keputusan, untuk membuat keputusan pemasaran yang penting.
|
|
|
Keputusan dan komunikasi pemasaran
GAMBAR
4-1 Sistem informasi pemasaran
Sekarang banyak
perusahaan mempelajari kebutuhan informasi manajernya dan merancang sistem
informasi untuk membantu manajer mengembangkan dan mengelola pasar serta
informasi pelanggan. Proses pemasaran dimulai dengan pemahaman penuh tentang
pasar dan kebutuhan serta keinginan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan
membutuhkan informasi yang dapat dipercaya untuk menghasilkan nilai dan
kepuasan yang tinggi bagi pelanggan. Perusahaan juga memerlukan informasi
tentang pesaing, penjual perantara, dan pelaku serta kekuatan lain di pasar.
Semakin banyak pemasar yang memandang informasi bukan hanya sekadar masukan
untuk membuat keputusan yang lebih baik tetapi juga sebagai aset strategi
penting dan alat pemasaran.
2.3 Mengembangkan
Informasi
Informasi yang
dibutuhkan oleh manajer pemasaran dapat diperoleh dari catatan internal
perusahaan, pengetahuan pasar dan riset pemasaran. Sistem analisis informasi
selanjutnya memproses informasi tersebut sehingga membuatnya lebih berguna bagi
para manajer.
2.3.1
Catatan Intenal
Kebanyakan
manajer pemasaran menggunakan catatan dan laporan internal secara teratur,
terutama untuk mengambil keputusan perencanaan, implementasi, dan pengendalian
tugas sehari-hari. Informasi catatan
internal terdiri dari informasi yang dikumpulkan dari sumber di dalam
perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pemasaran dan untuk mengetahui masalah
serta peluang pemasaran. Manajer pemasaran dapat dengan segera mengakses dan
bekerja menggunakan informasi yang ada dalam database untuk mengetahui peluang
dan masalah pemasaran, program perencanaan dan mengevaluasi kinerja.
2.3.2
Pengetahuan Pemasaran
Pengetahuan pemasaran adalah informasi
sehari-hari mengenai perkembangan di lingkungan pemasaran yang membantu manajer
menyiapkan dan menyesuaikan rencana pemasaran. Sistem pengetahuan pemasaran
menetapkan pengetahuan apa yang dibutuhkan, mengumpulkannya dengan mencari di dalam
lingkungan, dan menyampaikannya kepada manajer.
Pengetahuan pemasaran dapat dikumpulkan dari
berbagai sumber. Beberapa perusahaan menetapkan suatu departemen untuk
mengumpulkan dan mengedarkan pengetahuan pemasaran.
2.3.3
Riset
Pemasaran
Manajer
tidak dapat selalu menunggu informasi yang datang sebagian-sebagian dari sistem
pengetahuan pemasaran. Manajer memerlukan riset pemasaran. Riset pemasaran
didefinisikan sebagai desain, pengumpulan, analisis, dan pelapor data secara
sistematis yang merelevan bagi suatu situasi pemasaran tertentu yang dihadapi
oleh sebuah organisasi. Pemasaran terlibat dalam suatu kegiatan yang bervariasi
luas, dimulai dari studi potensi pasar dan pangsa pasar, pengukuran kepuasan
pelanggan dan perilaku pembelian, hingga studi penetapan harga, produk,
distribusi dan kegiatan promosi.
Sebuah
perusahaan dapat melakukan riset
pemasaran melalui departemen risetnya sendiri atau menyerahkan sebagian atau
bahkan seluruh kegiatan tersebut kepada orang lain, tergantung pada keahlian
dalam melakukan riset dan sumberdaya yang dimiliki. Walaupun sebagian besar
perusahaan memiliki departemen riset pemasarannya sendiri, mereka juga sering
menggunakan perusahaan luar untuk melakukan tugas-tugas riset atau studi-studi
khusus.
2.4
Analisis informasi
Informasi yang dikumpulkan oleh
sistem pengetahuan pemasaran dan riset pemasaran sering kali perlu dianalisis
lebih lanjut dan kadang-kadang manajer memerlukan bantuan lebih lanjut untuk
menerapkan informasi tadi pada masalah dan keputusan pemasaran.
Analisis informasi mungkin juga
mencakup koleksi model matematika yang akan membantu pemasar mengambil
keputusan lebih baik. Setiap model mewakili beberapa sistem, proses, atau hasil
yang sebenarnya. Semua model ini dapat membantu menjawab pertanyaan mengenai apa
yang terjadi kalau dan mana yang terbaik.
2.5
Mendistribusikan Dan Menggunakan Informasi
Informasi pemasaran tidak mempunyai
nilai sampai manajer menggunakannya untuk mengambil keputusan pemasaran yang
lebih baik. Informasi dikumpulkan lewat pengetahuan pemasaran dan riset
pemasaran harus didistribusikan kepada manajer pemasaran yang tepat, pada saat
yang tepat.
Perkembangan dalam teknologi
informasi menyebabkan revolusi dalam distribusi informasi. Dengan kemajuan
dalam komputer, perangkat lunak, dan telekomunikasi baru-baru ini, sebagian
besar perusahaan melakukan desentralisasi sistem informasi pemasaran. Dalam
banyak perusahaan, manajer pemasaran dapat mengakses langsung jaringan
informasi lewat komputer pribadi dan sarana-sarana lain. Karena semakin banyak
manajer yang mengembangkan keterampilan yang diperlukan seperti sistem
penerbitan dekstop, dan seiring dengan kemajuan dalam teknologi, sistem itu
semakin murah, sehingga semakin banyak perusahaan pemasaran akan menggunakan sistem
informasi pemasaran terdesentralisasi.
SIP tersebut bermula dan berakhir
dengan penggunaan informasi. Mula-mula SIP berinteraksi dengan manajer
pemasaran untuk menilai informasi yang mereka butuhkan. Kemudian SIP
mengembangkan informasi yang dibutuhkan itu dari catatan-catatan internal
perusahaan-perusahaan, kegiatan-kegiatan intelijen pemasaran, serta proses
riset pemasaran.
2.6
Riset Pemasaran
Riset Pemasaran menurut Malhotra
(1996) merupakan identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi
secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan
peluang dalam bidang pemasaran.
Pengertian
lain dari Riset Pemasaran adalah perancangan, pengumpulan, analisa dan
pelaporan data yang sistematis
dan temuan-temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi
perusahaan. Periset pemasaran terlibat dalam suatu kegiatan yang bervariasi
luas, dimulai dari studi potensi pasar dan pangsa pasar, pengukuran kepuasan
pelanggan dan perilaku pembelian, hingga studi penetapan harga, produk,
distribusi, dan kegiatan promosi.
Riset
pemasaran yang efektif melibatkan lima langkah yaitu:
|
|
|
||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
Langkah
1: MENDEFINISIKAN MASALAH DAN TUJUAN RISET.
Langkah
pertama mengharuskan manajer pemasaran dan peneliti pemasaran untuk mendefinisikan
masalah dengan hati-hati dan menentukan tujuan riset. Sebuah pepatah kuno
mengatakan, “Suatu masalah yang didefinisikan dengan baik sudah setengah
selesai”. Manajemen harus mengarahkan agar jangan sampai menyatakan masalah
terlalu luas atau terlalu sempit.
Tidak
semua proyek riset dapat dibuat sedemikian spesifik untuk tujuannya. Sebagian
riset bersifat eksplorasi- bertujuan
mengumpulkan data pendahuluan atau informasi awal untuk memperoleh keterangan
mengenai sifat sesungguhnya dari suatu masalah dan memberikan saran
penyelesaian atau gagasan baru. Sebagaian riset bersifat deskriptif- yaitu, untuk menjelaskan sesuatu seperti potensi dasar
untuk memastikan jumlah tertentu suatu produk atau demografi dan sikap konsumen
yang membeli suatu produk, seperti berapa banyak orang yang akan menggunakan
telepon dengan harga $25 per sambungan. Sebagian riset bersifat kausal- tujuannya untuk menguji hubungan sebab akibat. Sebagai
contoh, apakah para penumpang akan lebih banyak menggunakan telepon jika pesawat
telepon ditempatkan di sebelah tempat duduk mereka daripada di jalur antar
penumpang dekat toilet?.
Langkah
2: MENGEMBANGKAN RENCANA RISET
Tahap
kedua riset pemasaran mengharuskan pengembangan rencana yang paling efisien
untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran perlu
mengetahui biaya rencana riset sebelum menyetujuinya.
Untuk
merancang sebuah rencana riset mengharuskan keputusan-keputusan mengenai sumber
data, pendekatan riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.
·
Sumber data. Rencana
riset mungkin memerlukan pengumpulan data sekunder, data primer, atau keduanya.
Data sekunder adalah data yang telah ada dan dikumpulkan untuk maksud lain.
Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk suatu maksud tertentu atau suatu
proyek riset tertentu.
Para peneliti biasanya memulai
penelitian mereka dengan memeriksa data sekunder untuk melihat apakah masalah
mereka dapat diselesaikan sebagian atau seluruhnya tanpa pengumpulan data
primer yang memakan biaya tinggi. Data sekunder merupakan suatu titik awal
riset dan memberikan keunggulan dalam hal biaya yang rendah dan ketersediannya.
·
Pendekatan riset. Data
primer dapat dikumpulkan dengan enam cara: observasi, etnografi, kelompok
pengamatan, survei, data perilaku dan eksperimen.
ü Riset
observasi (observational research). Data segar dapat dikumpulkan dengan
mengamati pelaku dan keadaan yang relevan seperti diam-diam meneliti ketika
mereka berbelanja atau sedang mengkonsumsi produk.
ü Riset
etnografi. Pendekatan riset observasi tertentu yang menggunakan konsep dan alat
dari ilmu antropologi dan disiplin ilmu social lain untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja.
ü Riset
kelompok pengamatan (focus-group research). Sebuah kelompok pengamatan adalah
kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diundang untuk menghabiskan waktu
beberapa jam dengan seorang moderator terlatih untuk membahas suatu produk,
jasa, organisasi, atau satuan pemasaran lainnya. Riset kelompok pengamatan
adalah langkah eksplorasi yang perlu diambil sebelum merancang sebuah survei
dalam skala besar.
ü Riset survei (survey research). Survei
merupakan paling tepat untuk riset deskriptif. Perusahaan-perusahaan mengadakan
survei untuk mempelajari pengetahuan, keyakinan, preferensi, kepuasan masyarakat,
dan lain-lain, serta untuk mengukur jumlahnya dalam populasi.
ü Data
Perilaku. Pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian mereka di data
pemindai took, pembelian katalog, dan database pelanggan. Pemasar dapat belajar
banyak dengan menganalisis data ini. Pembelian actual mencerminkan preferensi
konsumen dan seringkali lebih dapat diandalkan daripada pernyataan yang mereka
berikan kepada periset pasar.
ü Riset
eksperimen (experimental research). Riset yang paling sah secara ilmiah adalah
riset eksperimen. Riset eksperimen paling tepat untuk riset kasual, sehingga
mengharuskan pemilihan kelompok subjek
yang sesuai, memberikan perlakuan-perlakuan yang berbeda terhadap mereka,
mengendalikan variabel-variabel eksternal, dan menguji apakah perbedaan tanggapan
yang diamati cukup signifikan secara statistik. Maksud dari riset eksperimen
adalah untuk menangkap hubungan sebab-akibat dengan menghilangkan penjelasan
lain dari hasil pengamatan.
·
Instrumen Riset. Para
peneliti pemasaran memiliki tiga pilihan instrumen riset dalam mengumpulkan
data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif, dan peralatan teknologi.
ü Kuesioner:
Sebuah kuesioner terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada
responden untuk dijawab. Karena fleksibilitasnya, kuesioner merupakan instrumen
yang paling sering dipakai dalam pengumpulan data primer. Kuesioner harus
dikembangkan, diuji, dan disempurnakan dengan cermat sebelum diterapkan dalam
skala besar.
ü Pengukuran
kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif dalam mengukur
pendapat konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu sesuai dengan jawaban
mereka terhadap pernyataan survei. Riset kualitatif sering menjadi langkah
pertama yang berguna dalam mengeksplorasi persepsi merek dan produk konsumen.
ü Peralatan
teknologi. Peralatan teknologi kadang berguna dalam riset pemasaran. Kini
teknologi berkembang begitu pesat sehingga pemasar dapat menggunakan peralatan
seperti sensor kulit, pemindai gelombang otak, dan pemindai badan penuh untuk
mendapatkan respon konsumen.
·
Rencana Pengambilan
Sampel. Setelah melakukan pendekatan dan instrumen riset, peneliti pemasaran
harus merancang suatu rencana pengambilan sampel, yang mengharuskan pengambilan
tiga keputusan:
ü Unit pengambilan
sampel: Siapa yang akan di survei?
ü Ukuran sampel: Berapa
banyak orang yang harus disurvei?
ü Prosedur pengambilan
sampel: Bagaimana responden dipilih?
·
Metode Kontak. Setelah rencana pengambilan
sampel ditentukan, peneliti pemasaran harus memutuskan bagaimana subjek harus
dihubungi. Pilihannya adalah melalui surat-menyurat, telepon atau wawancara
pribadi.
Langkah
3: MENGUMPULKAN INFORMASI
Tahap
ini umumnya merupakan tahap paling mahal dan paling sering terjadi kesalahan.
Dalam kasus survei misalnya, terdapat empat masalah utama. Oleh karena itu diperlukan ketelitian
dan kesabaran untuk mendapatkan data informasi yang akurat. Sebagian
responden mungkin sedang tidak ada di rumah dan harus dihubungi lagi atau
diganti responden lain. Responden lain mungkin menolak untuk bekerja sama. Juga
ada responden yang memberikan jawaban yang bias atau tidak jujur. Dan yang
terakhir, beberapa pewawancara terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.
Langkah
4: MENGANALISA INFORMASI
Langkah
berikutnya dalam proses riset pemasaran adalah menyaring temuan-temuan yang
berguna dari data yang dikumpulkan. Semua informasi yang didapat perlu disaring sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan dari riset ini. Rata-rata dan
ukuran dispersi dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti juga akan
menerapkan sejumlah teknik statistik dan model keputusan yang lebih canggih. Perhitungan dan analisa akan data
yang telah diperoleh akan menentukan langkah yang diambil selanjutnya.
Langkah
5: MENYAJIKAN HASIL TEMUAN
Sebagai
langkah terakhir dalam riset pemasaran, para peneliti menyajikan temuan-temuan
mereka kepada pihak-pihak terkait. Peneliti tidak boleh membanjiri manajemen
dengan banyak angka dan teknik-teknik statistik canggih, tetapi sebaiknya cukup
menyajikan hasil temuan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
pemasaran yang dihadapi manajemen.
Langkah 6: MENGAMBIL
KEPUTUSAN
Manajer
yang memerintahkan dilakukannya riset harus mempertimbangkan bukti. Mereka
dapat memutuskan untuk mempelajari masalah ini lebih lanjut dan melakukan lebih
banyak riset. Keputusan ada ditangan mereka, riset yang dilakukan secara cermat
memberikan pandangan bagi mereka terhadap masalah tersebut.
2.7 Berbagai Pertimbangan Lain Dalam
Riset Pemasaran
Bagian ini membahas riset pemasaran
dalam dua konteks khusus: riset pemasaran oleh bisnis kecil dan organisasi
nirlaba dan riset pemasaran internasional dan
pada akhirnya akan meninjau kebijakan publik dan isu-isu etika dalam riset
pemasaran.
2.7.1
Riset Pemasaran dalam Bisnis Kecil dan Organisasi Nirlaba
Manajer bisnis kecil dan organisasi
nirlaba sering kali berpendapat bahwa riset pemasaran hanya dapat dilakukan
oleh ahli dari perusahaan besar dengan anggaran riset yang besar. Tetapi banyak
teknik riset pemasaran yang dibahas juga dapat dipergunakan oleh organisasi
yang lebih kecil dalam cara yang kurang formal dan sedikit atau tanpa biaya.
Manajer bisnis kecil dan organisasi nirlaba dapat memperoleh informasi
pemasaran yang baik hanya dengan mengamati hal-hal yang ada di sekeliling
mereka.
Manajer
juga dapat melakukan survei informal dengan menggunakan sampel sederhana (small convenience)
. Para manajer juga dapat melakukan experiment
sederhana sendiri. Misalnya, dengan mengubah tema surat pengumpulan dana yang biasa
dikirimkan dan menyimak apakah apa hasilnya, seorang manajer organisasi nirlaba
dapat menemukan banyak hal tentang strategi pemasaran mana yang paling tepat.
Singkatnya, kumpulan data sekunder,
pengamatan, survei, dan percobaan semuanya dapat dipergunakan secara efektif
oleh organisasi kecil dengan anggaran kecil. Walaupun metode riset informasi
tidak rumit dan tidak mahal, namun masih harus dipertimbangkan secara cermat.
Manajer harus memikirkan baik-baik mengenai sasaran riset, merumuskan pertanyaan
terlebih dahulu, mengenali bias yang dibawa oleh sampel-sampel yang lebih kecil
dan peneliti yang kurang terampil, serta melaksanakan riset secara sistematik.
2.7.2
Riset Pemasaran Internasional
Peneliti pemasaran internasional
mengikuti langkah-langkah yang sama dengan peneliti domestik, mulai dari
mendefinisikan masalah riset dan mengembangkan rencana riset sampai
menginterpretasi dan melaporkan hasil. Kalau peneliti domestik menghadapi pasar
yang cukup homogen dalam sebuah negara, peneliti internasional menghadapi pasar
yang berbeda di banyak negara berbeda.
Pasar ini sering kali berbeda dalam
tingkat perkembangan ekonomi, budaya dan adat, serta pola membeli. Namun
demikian penelitian tersebut sering menghadapi masalah yang lebih banyak dan
lebih beragam.
Di beberapa pasar luar negeri, peneliti internasional menghadapi berbagai
kesulitan untuk memperoleh data sekunder yang baik. Sebagian jasa riset
internasional terbesar beroperasi di beberapa negara. Misalnya, AC Nielsen
Company, perusahaan riset pemasaran terbesar di dunia, memiliki kantor dari 90
negara di luar amerika. Namun demikian, sebagian besar perusahaan riset hanya beroperasi di beberapa negara
tertentu saja.
2.7.3
Kebijakan
Publik Dan Etika Dalam Riset Pemasaran
Sebagian
riset pemasaran memberikan keuntungan bagi perusahaan yang mensponsori dan
konsumennya. Melalui riset pemasaran perubahan dapat mempelajari lebih jauh
tentang kebutuhan konsumen, yang berdampak pada tersedianya produk dan jasa
yang lebih memuaskan. Namun penyalahgunaan pemasaran dapat mengganggu konsumen.
Dua isu utama menyangkut kebijakan umum dan etika dalam riset pemasaran adalah terganggunya privasi konsumen dan
penyalahgunaan temuan riset.
BAB III
P E N U T U
P
3.1 Kesimpulan
Pemahaman atau gagasan pemasaran (marketing insight) memberikan informasi
diagnostik tentang bagaimana dan mengapa kita meneliti pengaruh tertentu di
pasar, dan apa arti hal tersebut bagi pemasar. Mengelola sistem informasi pemasaran
berarti menjalankan kegiatan-kegiatan yang menjamin tersedianya informasi yang
bernilai bagi pengambil keputusan pemasaran. Kegiatan tersebut mengikuti alur
proses, yaitu: Identifikasi kebutuhan informasi yang dibutuhkan – Mengembangkan
informasi pemasaran yang bernilai – Mendistribusikan dan menggunakan informasi
pemasaran. Banyak cerita kesuksesan pemasaran tidak bisa dilepaskan dari
kesuksesan riset pemasaran. Akan tetapi untuk mendapatkan ini semua diperlukan
kerja keras tim riset pemasaran sehingga hasil yang diperoleh akan berharga
bagi para manajer untuk mengambil keputusan yang tepat.
Banyak hal dari riset pemasaran yang
biasanya kurang memuaskan manajer atau pengguna informasi, seperti akurasi,
informasi yang kurang relevan, tidak tersedia pada saat yang diperlukan dan
sebagainya. Dengan demikian diperlukan kerja keras dan komunikasi yang baik
diantara penyedia dan pengguna informasi pemasaran. Guna mengatasi
masalah-masalah tersebut diatas, maka beberapa hal dapat dilakukan seperti
menambah sumber informasi, mereduksi kesalahan, merencanakan dan studi riset
yang lebih baik dan cara pelaporan yang lebih baik.
3.2 Saran
Bagi perusahaan yang telah memenuhi
standar kelayakan untuk usaha, setidaknya dapat memberikan asumsi yang berbeda
bagi pihak-pihak intern maupun ekstern dalam mengelola dan menyajikan informasi
pemasaran yang akurat dan mampu dipertanggungjawabkan.
D A F T A R P U S T A K
A
1. Kotler,
Philip dan Amstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran Edisi 8 Jilid 1. Jakarta:
Prenhallindo, 1997.
2.
Kotler, Philiph dan Susanto, A.b. Manajemen Pemasaran Di
Indonesia Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat, 1999.
3.
Kotler, Philiph dan Keller, Kevin Lane. Manajemen Pemasaran
Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar