Senin, 13 April 2015

makalah mengelola informasi pemasaran



BAB I
P E N D A H U L U A N

1.1        Latar Belakang
“Marketing is so basic that it cannot be considered a separate function. It is the whole business seen from the point of view of its final result, that is, from the customer’s point of view.” (Peter Drucker). Riset pemasaran dan sistem informasi pemasaran amat penting bagi perusahaan modern. Aktivitas itu menyediakan informasi yang menghubungkan pemasaran dengan para pelanggannya, dan menyediakan latar belakang yang di perlukan untuk membuat keputusan dalam berbagai isu secara efektif. Sistem informasi pemasaran yang mempunyai desain baik dimulai dan diakhiri dengan pengguna. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang di butuhkan dari tipe yang tepat dan jumlah yang tepat kepada pemasar.
Bagaimana suatu perusahaan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi? Jawabannya ialah dari data yang ada, yang kemudian diolah menjadi informasi yang spesifik, yang akhirnya menjadi gambaran perkembangan perusahaan dan meramalkan lingkungan luar perusahaan. Informasi adalah bahan dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran. Informasi bagi usaha kecil dikelola dengan mudah, sederhana dan informal, sehingga usaha kecil sering tidak memiliki unit kerja yang mengelola informasi bagi dalam pengumpulan, pengolahan maupun distribusi. Bagi usaha atau perusahaan besar sekelas IBM, Airbus, Coca Cola, aktivitas ini akan dilakukan dengan baik. Semakin besar dan komplek perusahaan ditambah dengan meningkatnya persaingan dan perubahan lingkungan, semakin meningkatkan kebutuhan sistem informasi yang lebih formal dan sistematis.
Pada makalah ini, kami akan menyuguhkan sistem informasi pemasaran, yaitu sesuatu sistem pengelolaan informasi yang digunakan untuk kepentingan pemasaran. Sistem ini biasanya secara lengkap diterapkan pada perusahaan yang besar. Proses pemasaran dimulai dengan pemahaman penuh tentang pasar dan kebutuhan serta keinginan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan informasi yang dapat dipercaya untuk menghasilkan nilai dan kepuasan yang tinggi bagi pelanggan. Perusahaan juga memerlukan informasi tentang pesaing, penjual perantara, dan pelaku serta kekuatan lain di pasar. Semakin banyak pemasar yang memandang informasi bukan hanya sekadar masukan untuk membuat keputusan yang lebih baik tetapi juga sebagai aset strategi penting dan alat pemasaran.

1.2        Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Pemasaran (MIS) ?
2. Bagaimana cara mengukur kebutuhan informasi?
3. Apa saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan informasi pemasaran?
4. Bagaimana cara menganalisis informasi pemasaran?
5. Bagaimana cara mendistribusikan dan menggunakan informasi pemasaran?
6. Apa yang di maksud dengan Riset Pemasaran?
7. Apa saja pertimbangan lain dalam riset pemasaran?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Sistem Informasi Pemasaran (MIS) ?
2. Untuk mengetahui cara mengukur kebutuhan informasi?
3. Untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan informasi pemasaran?
4. Untuk mengetahui cara menganalisis informasi pemasaran?
5. Untuk mengetahui cara mendistribusikan dan menggunakan informasi pemasaran?
6. Untuk mengetahui apa itu Riset Pemasaran?
7. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan lain dalam riset pemasaran?













BAB II
P E M B A H A S A N

2.1  Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pemasaran (MIS) terdiri dari manusia, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, mengatur, menganalisis, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi  secara tepat dan akurat kepada para pengambil keputusan pemasaran. Peraga 4-1 menunjukkan bahwa MIS diawali dan berakhir di manajer pemasaran. Pertama, MIS berinteraksi dengan manajer untuk mengukur kebutuhan informasi. Selanjutnya, MIS mengembangkan informasi yang dibutuhkan dari data internal perusahaan, kegiatan intelijen pemasaran, riset pemasaran. Analisis informasi mengolah informasi agar bermanfaat. Akhirnya, MIS mendistribusikan informasi kepada manajer dalam bentuk yang benar pada saat yang tepat untuk membantu meraka membuat keputusan yang lebih baik.

2.2  Mengukur Kebutuhan Informasi
Suatu   informasi yang baik akan menyeimbangkan informasi yang ingin dimiliki manajer terhadap apa yang mereka perlukan dan apa yang layak untuk disajikan. Perusahaan memulai dengan mewawancarai manajer untuk mengetahui informasi apa yang mereka inginkan. Sebagai manager akan meminta apapun informasi yang dapat mereka terima tanpa memikirkan secara seksama tentang apa yang mereka inginkan, terlalu banyak informasi juga dapat merusak seperti halnya jika terlalu sedikit. Manajer yang lain mengabaikan hal-hal yang seharusnya mereka ketahui, atau mungkin tidak mengetahui sehingga tidak meminta beberapa jenis informasi yang seharusnya mereka dapatkan. Misalnya, manajer mungkin perlu mengetahui bahwa ada pesaing yang berencana meluncurkan sebuah produk baru di tahun yang akan datang. MIS harus mengamati lingkungan pemasaran agar dapat menyajikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan, untuk membuat keputusan pemasaran yang penting.



 



Riset pemasaran
 
Analisis informasi
 
Mendistri-busikan informasi
 
Ksi
















 


Keputusan dan komunikasi pemasaran
GAMBAR 4-1 Sistem informasi pemasaran
Sekarang banyak perusahaan mempelajari kebutuhan informasi manajernya dan merancang sistem informasi untuk membantu manajer mengembangkan dan mengelola pasar serta informasi pelanggan. Proses pemasaran dimulai dengan pemahaman penuh tentang pasar dan kebutuhan serta keinginan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan informasi yang dapat dipercaya untuk menghasilkan nilai dan kepuasan yang tinggi bagi pelanggan. Perusahaan juga memerlukan informasi tentang pesaing, penjual perantara, dan pelaku serta kekuatan lain di pasar. Semakin banyak pemasar yang memandang informasi bukan hanya sekadar masukan untuk membuat keputusan yang lebih baik tetapi juga sebagai aset strategi penting dan alat pemasaran.

2.3  Mengembangkan Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh manajer pemasaran dapat diperoleh dari catatan internal perusahaan, pengetahuan pasar dan riset pemasaran. Sistem analisis informasi selanjutnya memproses informasi tersebut sehingga membuatnya lebih berguna bagi para manajer.

2.3.1        Catatan Intenal
Kebanyakan manajer pemasaran menggunakan catatan dan laporan internal secara teratur, terutama untuk mengambil keputusan perencanaan, implementasi, dan pengendalian tugas sehari-hari. Informasi catatan internal terdiri dari informasi yang dikumpulkan dari sumber di dalam perusahaan untuk mengevaluasi kinerja pemasaran dan untuk mengetahui masalah serta peluang pemasaran. Manajer pemasaran dapat dengan segera mengakses dan bekerja menggunakan informasi yang ada dalam database untuk mengetahui peluang dan masalah pemasaran, program perencanaan dan mengevaluasi kinerja.
2.3.2        Pengetahuan Pemasaran
Pengetahuan pemasaran adalah informasi sehari-hari mengenai perkembangan di lingkungan pemasaran yang membantu manajer menyiapkan dan menyesuaikan rencana pemasaran. Sistem pengetahuan pemasaran menetapkan pengetahuan apa yang dibutuhkan, mengumpulkannya dengan mencari di dalam lingkungan, dan menyampaikannya kepada manajer.
Pengetahuan pemasaran dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Beberapa perusahaan menetapkan suatu departemen untuk mengumpulkan dan mengedarkan pengetahuan pemasaran.
2.3.3        Riset Pemasaran
Manajer tidak dapat selalu menunggu informasi yang datang sebagian-sebagian dari sistem pengetahuan pemasaran. Manajer memerlukan riset pemasaran. Riset pemasaran didefinisikan sebagai desain, pengumpulan, analisis, dan pelapor data secara sistematis yang merelevan bagi suatu situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh sebuah organisasi. Pemasaran terlibat dalam suatu kegiatan yang bervariasi luas, dimulai dari studi potensi pasar dan pangsa pasar, pengukuran kepuasan pelanggan dan perilaku pembelian, hingga studi penetapan harga, produk, distribusi dan kegiatan promosi.
Sebuah perusahaan  dapat melakukan riset pemasaran melalui departemen risetnya sendiri atau menyerahkan sebagian atau bahkan seluruh kegiatan tersebut kepada orang lain, tergantung pada keahlian dalam melakukan riset dan sumberdaya yang dimiliki. Walaupun sebagian besar perusahaan memiliki departemen riset pemasarannya sendiri, mereka juga sering menggunakan perusahaan luar untuk melakukan tugas-tugas riset atau studi-studi khusus.

2.4  Analisis informasi
Informasi yang dikumpulkan oleh sistem pengetahuan pemasaran dan riset pemasaran sering kali perlu dianalisis lebih lanjut dan kadang-kadang manajer memerlukan bantuan lebih lanjut untuk menerapkan informasi tadi pada masalah dan keputusan pemasaran.
Analisis informasi mungkin juga mencakup koleksi model matematika yang akan membantu pemasar mengambil keputusan lebih baik. Setiap model mewakili beberapa sistem, proses, atau hasil yang sebenarnya. Semua model ini dapat membantu menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi kalau dan mana yang terbaik.

2.5  Mendistribusikan Dan Menggunakan Informasi
Informasi pemasaran tidak mempunyai nilai sampai manajer menggunakannya untuk mengambil keputusan pemasaran yang lebih baik. Informasi dikumpulkan lewat pengetahuan pemasaran dan riset pemasaran harus didistribusikan kepada manajer pemasaran yang tepat, pada saat yang tepat.
Perkembangan dalam teknologi informasi menyebabkan revolusi dalam distribusi informasi. Dengan kemajuan dalam komputer, perangkat lunak, dan telekomunikasi baru-baru ini, sebagian besar perusahaan melakukan desentralisasi sistem informasi pemasaran. Dalam banyak perusahaan, manajer pemasaran dapat mengakses langsung jaringan informasi lewat komputer pribadi dan sarana-sarana lain. Karena semakin banyak manajer yang mengembangkan keterampilan yang diperlukan seperti sistem penerbitan dekstop, dan seiring dengan kemajuan dalam teknologi, sistem itu semakin murah, sehingga semakin banyak perusahaan pemasaran akan menggunakan sistem informasi pemasaran terdesentralisasi.
SIP tersebut bermula dan berakhir dengan penggunaan informasi. Mula-mula SIP berinteraksi dengan manajer pemasaran untuk menilai informasi yang mereka butuhkan. Kemudian SIP mengembangkan informasi yang dibutuhkan itu dari catatan-catatan internal perusahaan-perusahaan, kegiatan-kegiatan intelijen pemasaran, serta proses riset pemasaran.

2.6  Riset Pemasaran
Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.
Pengertian lain dari Riset Pemasaran adalah perancangan, pengumpulan, analisa dan pelaporan data yang sistematis dan temuan-temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Periset pemasaran terlibat dalam suatu kegiatan yang bervariasi luas, dimulai dari studi potensi pasar dan pangsa pasar, pengukuran kepuasan pelanggan dan perilaku pembelian, hingga studi penetapan harga, produk, distribusi, dan kegiatan promosi.

Riset pemasaran yang efektif melibatkan lima langkah yaitu:



















Mendefinisikan masalah dan tujuan riset
 

Mengembangkan rencana riset
 

Mengumpulkan informasi
 











Mengambil keputusan
 










 






Langkah 1: MENDEFINISIKAN MASALAH DAN TUJUAN RISET.
Langkah pertama mengharuskan manajer pemasaran dan peneliti pemasaran untuk mendefinisikan masalah dengan hati-hati dan menentukan tujuan riset. Sebuah pepatah kuno mengatakan, “Suatu masalah yang didefinisikan dengan baik sudah setengah selesai”. Manajemen harus mengarahkan agar jangan sampai menyatakan masalah terlalu luas atau terlalu sempit.
Tidak semua proyek riset dapat dibuat sedemikian spesifik untuk tujuannya. Sebagian riset bersifat eksplorasi- bertujuan mengumpulkan data pendahuluan atau informasi awal untuk memperoleh keterangan mengenai sifat sesungguhnya dari suatu masalah dan memberikan saran penyelesaian atau gagasan baru. Sebagaian riset bersifat deskriptif- yaitu, untuk menjelaskan sesuatu seperti potensi dasar untuk memastikan jumlah tertentu suatu produk atau demografi dan sikap konsumen yang membeli suatu produk, seperti berapa banyak orang yang akan menggunakan telepon dengan harga $25 per sambungan. Sebagian  riset bersifat kausal- tujuannya untuk menguji hubungan sebab akibat. Sebagai contoh, apakah para penumpang akan lebih banyak menggunakan telepon jika pesawat telepon ditempatkan di sebelah tempat duduk mereka daripada di jalur antar penumpang dekat toilet?.


Langkah 2: MENGEMBANGKAN RENCANA RISET
Tahap kedua riset pemasaran mengharuskan pengembangan rencana yang paling efisien untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran perlu mengetahui biaya rencana riset sebelum menyetujuinya.
Untuk merancang sebuah rencana riset mengharuskan keputusan-keputusan mengenai sumber data, pendekatan riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontak.
·         Sumber data. Rencana riset mungkin memerlukan pengumpulan data sekunder, data primer, atau keduanya. Data sekunder adalah data yang telah ada dan dikumpulkan untuk maksud lain. Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk suatu maksud tertentu atau suatu proyek riset tertentu.
Para peneliti biasanya memulai penelitian mereka dengan memeriksa data sekunder untuk melihat apakah masalah mereka dapat diselesaikan sebagian atau seluruhnya tanpa pengumpulan data primer yang memakan biaya tinggi. Data sekunder merupakan suatu titik awal riset dan memberikan keunggulan dalam hal biaya yang rendah dan ketersediannya.
·         Pendekatan riset. Data primer dapat dikumpulkan dengan enam cara: observasi, etnografi, kelompok pengamatan, survei, data perilaku dan eksperimen.
ü  Riset observasi (observational research). Data segar dapat dikumpulkan dengan mengamati pelaku dan keadaan yang relevan seperti diam-diam meneliti ketika mereka berbelanja atau sedang mengkonsumsi produk.
ü  Riset etnografi. Pendekatan riset observasi tertentu yang menggunakan konsep dan alat dari ilmu antropologi dan disiplin ilmu social lain untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja.
ü  Riset kelompok pengamatan (focus-group research). Sebuah kelompok pengamatan adalah kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diundang untuk menghabiskan waktu beberapa jam dengan seorang moderator terlatih untuk membahas suatu produk, jasa, organisasi, atau satuan pemasaran lainnya. Riset kelompok pengamatan adalah langkah eksplorasi yang perlu diambil sebelum merancang sebuah survei dalam skala besar.
ü   Riset survei (survey research). Survei merupakan paling tepat untuk riset deskriptif. Perusahaan-perusahaan mengadakan survei untuk mempelajari pengetahuan, keyakinan, preferensi, kepuasan masyarakat, dan lain-lain, serta untuk mengukur jumlahnya dalam populasi.
ü  Data Perilaku. Pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian mereka di data pemindai took, pembelian katalog, dan database pelanggan. Pemasar dapat belajar banyak dengan menganalisis data ini. Pembelian actual mencerminkan preferensi konsumen dan seringkali lebih dapat diandalkan daripada pernyataan yang mereka berikan kepada periset pasar.
ü  Riset eksperimen (experimental research). Riset yang paling sah secara ilmiah adalah riset eksperimen. Riset eksperimen paling tepat untuk riset kasual, sehingga mengharuskan  pemilihan kelompok subjek yang sesuai, memberikan perlakuan-perlakuan yang berbeda terhadap mereka, mengendalikan variabel-variabel eksternal, dan menguji apakah perbedaan tanggapan yang diamati cukup signifikan secara statistik. Maksud dari riset eksperimen adalah untuk menangkap hubungan sebab-akibat dengan menghilangkan penjelasan lain dari hasil pengamatan.
·         Instrumen Riset. Para peneliti pemasaran memiliki tiga pilihan instrumen riset dalam mengumpulkan data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif, dan peralatan teknologi.
ü Kuesioner: Sebuah kuesioner terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada responden untuk dijawab. Karena fleksibilitasnya, kuesioner merupakan instrumen yang paling sering dipakai dalam pengumpulan data primer. Kuesioner harus dikembangkan, diuji, dan disempurnakan dengan cermat sebelum diterapkan dalam skala besar.
ü Pengukuran kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif dalam mengukur pendapat konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu sesuai dengan jawaban mereka terhadap pernyataan survei. Riset kualitatif sering menjadi langkah pertama yang berguna dalam mengeksplorasi persepsi merek dan produk konsumen.
ü Peralatan teknologi. Peralatan teknologi kadang berguna dalam riset pemasaran. Kini teknologi berkembang begitu pesat sehingga pemasar dapat menggunakan peralatan seperti sensor kulit, pemindai gelombang otak, dan pemindai badan penuh untuk mendapatkan respon konsumen.
·         Rencana Pengambilan Sampel. Setelah melakukan pendekatan dan instrumen riset, peneliti pemasaran harus merancang suatu rencana pengambilan sampel, yang mengharuskan pengambilan tiga keputusan:
ü Unit pengambilan sampel: Siapa yang akan di survei?
ü Ukuran sampel: Berapa banyak orang yang harus disurvei?
ü Prosedur pengambilan sampel: Bagaimana responden dipilih?
·          Metode Kontak. Setelah rencana pengambilan sampel ditentukan, peneliti pemasaran harus memutuskan bagaimana subjek harus dihubungi. Pilihannya adalah melalui surat-menyurat, telepon atau wawancara pribadi.
Langkah 3: MENGUMPULKAN INFORMASI
Tahap ini umumnya merupakan tahap paling mahal dan paling sering terjadi kesalahan. Dalam kasus survei misalnya, terdapat empat masalah utama. Oleh karena itu diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mendapatkan data informasi yang akurat. Sebagian responden mungkin sedang tidak ada di rumah dan harus dihubungi lagi atau diganti responden lain. Responden lain mungkin menolak untuk bekerja sama. Juga ada responden yang memberikan jawaban yang bias atau tidak jujur. Dan yang terakhir, beberapa pewawancara terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.
Langkah 4: MENGANALISA INFORMASI
Langkah berikutnya dalam proses riset pemasaran adalah menyaring temuan-temuan yang berguna dari data yang dikumpulkan. Semua informasi yang didapat perlu disaring sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari riset ini. Rata-rata dan ukuran dispersi dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti juga akan menerapkan sejumlah teknik statistik dan model keputusan yang lebih canggih. Perhitungan dan analisa akan data yang telah diperoleh akan menentukan langkah yang diambil selanjutnya.

Langkah 5: MENYAJIKAN HASIL TEMUAN
Sebagai langkah terakhir dalam riset pemasaran, para peneliti menyajikan temuan-temuan mereka kepada pihak-pihak terkait. Peneliti tidak boleh membanjiri manajemen dengan banyak angka dan teknik-teknik statistik canggih, tetapi sebaiknya cukup menyajikan hasil temuan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemasaran yang dihadapi manajemen.
Langkah 6: MENGAMBIL KEPUTUSAN
Manajer yang memerintahkan dilakukannya riset harus mempertimbangkan bukti. Mereka dapat memutuskan untuk mempelajari masalah ini lebih lanjut dan melakukan lebih banyak riset. Keputusan ada ditangan mereka, riset yang dilakukan secara cermat memberikan pandangan bagi mereka terhadap masalah tersebut.

2.7  Berbagai Pertimbangan Lain Dalam Riset Pemasaran
Bagian ini membahas riset pemasaran dalam dua konteks khusus: riset pemasaran oleh bisnis kecil dan organisasi nirlaba dan riset pemasaran internasional dan pada akhirnya akan meninjau kebijakan publik dan isu-isu etika dalam riset pemasaran.

2.7.1        Riset Pemasaran dalam Bisnis Kecil dan Organisasi Nirlaba  
Manajer bisnis kecil dan organisasi nirlaba sering kali berpendapat bahwa riset pemasaran hanya dapat dilakukan oleh ahli dari perusahaan besar dengan anggaran riset yang besar. Tetapi banyak teknik riset pemasaran yang dibahas juga dapat dipergunakan oleh organisasi yang lebih kecil dalam cara yang kurang formal dan sedikit atau tanpa biaya. Manajer bisnis kecil dan organisasi nirlaba dapat memperoleh informasi pemasaran yang baik hanya dengan mengamati hal-hal yang ada di sekeliling mereka.
Manajer juga dapat melakukan survei informal dengan menggunakan sampel sederhana  (small convenience) . Para manajer  juga dapat melakukan experiment sederhana sendiri. Misalnya, dengan mengubah tema surat pengumpulan dana yang biasa dikirimkan dan menyimak apakah apa hasilnya, seorang manajer organisasi nirlaba dapat menemukan banyak hal tentang strategi pemasaran mana yang paling tepat.
Singkatnya, kumpulan data sekunder, pengamatan, survei, dan percobaan semuanya dapat dipergunakan secara efektif oleh organisasi kecil dengan anggaran kecil. Walaupun metode riset informasi tidak rumit dan tidak mahal, namun masih harus dipertimbangkan secara cermat. Manajer harus memikirkan baik-baik mengenai sasaran riset, merumuskan pertanyaan terlebih dahulu, mengenali bias yang dibawa oleh sampel-sampel yang lebih kecil dan peneliti yang kurang terampil, serta melaksanakan riset secara sistematik.
2.7.2        Riset Pemasaran Internasional
Peneliti pemasaran internasional mengikuti langkah-langkah yang sama dengan peneliti domestik, mulai dari mendefinisikan masalah riset dan mengembangkan rencana riset sampai menginterpretasi dan melaporkan hasil. Kalau peneliti domestik menghadapi pasar yang cukup homogen dalam sebuah negara, peneliti internasional menghadapi pasar yang berbeda di banyak negara berbeda.
Pasar ini sering kali berbeda dalam tingkat perkembangan ekonomi, budaya dan adat, serta pola membeli. Namun demikian penelitian tersebut sering menghadapi masalah yang lebih banyak dan lebih beragam. Di beberapa pasar luar negeri, peneliti internasional menghadapi berbagai kesulitan untuk memperoleh data sekunder yang baik. Sebagian jasa riset internasional terbesar beroperasi di beberapa negara. Misalnya, AC Nielsen Company, perusahaan riset pemasaran terbesar di dunia, memiliki kantor dari 90 negara di luar amerika. Namun demikian, sebagian besar perusahaan  riset hanya beroperasi di beberapa negara tertentu saja.
2.7.3        Kebijakan Publik Dan Etika Dalam Riset Pemasaran
Sebagian riset pemasaran memberikan keuntungan bagi perusahaan yang mensponsori dan konsumennya. Melalui riset pemasaran perubahan dapat mempelajari lebih jauh tentang kebutuhan konsumen, yang berdampak pada tersedianya produk dan jasa yang lebih memuaskan. Namun penyalahgunaan pemasaran dapat mengganggu konsumen. Dua isu utama menyangkut kebijakan umum dan etika dalam riset pemasaran adalah terganggunya privasi konsumen dan penyalahgunaan temuan riset.
           


BAB III
P E N U T U P
3.1  Kesimpulan
Pemahaman atau gagasan pemasaran (marketing insight) memberikan informasi diagnostik tentang bagaimana dan mengapa kita meneliti pengaruh tertentu di pasar, dan apa arti hal tersebut bagi pemasar. Mengelola sistem informasi pemasaran berarti menjalankan kegiatan-kegiatan yang menjamin tersedianya informasi yang bernilai bagi pengambil keputusan pemasaran. Kegiatan tersebut mengikuti alur proses, yaitu: Identifikasi kebutuhan informasi yang dibutuhkan – Mengembangkan informasi pemasaran yang bernilai – Mendistribusikan dan menggunakan informasi pemasaran. Banyak cerita kesuksesan pemasaran tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan riset pemasaran. Akan tetapi untuk mendapatkan ini semua diperlukan kerja keras tim riset pemasaran sehingga hasil yang diperoleh akan berharga bagi para manajer untuk mengambil keputusan yang tepat.
Banyak hal dari riset pemasaran yang biasanya kurang memuaskan manajer atau pengguna informasi, seperti akurasi, informasi yang kurang relevan, tidak tersedia pada saat yang diperlukan dan sebagainya. Dengan demikian diperlukan kerja keras dan komunikasi yang baik diantara penyedia dan pengguna informasi pemasaran. Guna mengatasi masalah-masalah tersebut diatas, maka beberapa hal dapat dilakukan seperti menambah sumber informasi, mereduksi kesalahan, merencanakan dan studi riset yang lebih baik dan cara pelaporan yang lebih baik.

3.2  Saran
Bagi perusahaan yang telah memenuhi standar kelayakan untuk usaha, setidaknya dapat memberikan asumsi yang berbeda bagi pihak-pihak intern maupun ekstern dalam mengelola dan menyajikan informasi pemasaran yang akurat dan mampu dipertanggungjawabkan.




D A F T A R   P U S T A K A

1.      Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo, 1997.
2.         Kotler, Philiph dan Susanto, A.b. Manajemen Pemasaran Di Indonesia Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat, 1999.
3.         Kotler, Philiph dan Keller, Kevin Lane. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2009.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFLASI: KURVA PHILLIPS

MODEL DINAMIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGRATE Seperti namanya, model baru ini menekankan sifat dinamis dari fluktuasi ekonomi sebagai &qu...