Kamis, 03 April 2014

referensi novel 99 cahaya di langit eropa



Pencarian Cahaya di Langit Eropa
Judul                : 99 cahaya di langit Eropa
Penulis              : Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra
Kategori           : Novel Islami
Nama Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal                : 412 halaman
Novel ini merupakan catatan perjalanan penulis dalam menggambarkan bahwa dulu Eropa merupakan sebuah peninggalan sejarah kejayaan Islam sekitar abad 8 dan menjadi sumber cahaya terang benderang ketika Eropa pernah mengalami masa Kegelapan serta membuktikan bahwa Islam merupakan peradaban paling maju di dunia. Islam mempunyai cara sendiri dalam menyebarkan toleransi antar umat beragama yaitu ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror dan kekerasan. Dibalik kemegahan dan keindahan Eropa yang setiap manusia di dunia ingin melihat langsung, penulis menemukan banyak hal yang tidak terduga dan membuatnya semakin mendalami bagaimana cahaya Islam dulu pernah berjaya di Benua Eropa ini.
Eropa tidak hanya sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colosseum Roma, atau gondola-gondola di Venezia. Sesungguhnya lebih dari itu sehingga banyak hal yang harus diresapi untuk menemukan benang merah antara Islam dan Eropa. Karena sesungguhnya Eropa menyimpan sejuta misteri yang tidak bisa dipikir dengan akal, bagaimana bisa sejarah Islam bisa melekat di benua ini. Di saat Islam di Eropa yang merupakan minoritas dan berjuang untuk bangkit kembali mencari kebenaran yang hakiki, penulis mencoba menguak kembali perjalanan Islam tersebut dengan menjelajahinya.
Buku ini juga merupakan catatan perjuangan seorang  muslim atau muslimah yang menemukan banyak halangan, hambatan dan cara menyikapinya bukan menjadi seorang yang kalah tetapi menjadi seorang muslim sejati. Islam di Eropa juga mengalami pasang surut dengan berbagai prasangka dan dinamika masing-masing para penduduknya sendiri, karena penulis juga merasakan ada beberapa pihak yang memanfaatkan itu untuk menghancurkan keduanya sehingga hubungan Islam di Eropa pun semakin memburuk.
Buku 99 Cahaya di Langit Eropa : Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa bermula ketika penulis bertemu dengan seorang muslim dari Turki bernama Fatma di Wina, “kota terakhir tempat ekspansi Islam berhenti.” Kota ini merupakan salah satu saksi bisu bagaimana Islam mencoba menguasai Wina dengan pedang dan meriam bukan dengan dakwah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Karena kesalahan kakek moyangnya Fatma, Kara Mustafa Pasha yang menyebarkan kebencian di tanah Austria, Fatma ingin mengubah paradigma yang menyebut Islam adalah pembunuh dan penjahat. Kini, Fatma mencobanya dengan cara yang lebih elegan, yaitu dengan menebar senyum dan kerendahan hatinya.
Sehingga penulis dan Fatma pun merencanakan untuk menyusuri jejak-jejak kebesaran Islam yang tertinggal di Eropa dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti, Granada, Cordova, Vienna, Paris, dan Turkiye. Namun kemudian, Fatma menghilang secara tiba-tiba sehingga rencana itu pun sulit diwujudkan. Sehingga penulis mencoba melalukan perjalanan pertamanya dengan menyusuri Kota Paris, ibukota peradaban di Eropa dengan suaminya yang menjadi teman setia dalam perjalanannya, Rangga Almahendra.
Di Paris, penulis bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Penjelasan Marion pun telah membawa penulis untuk membuka hatinya untuk lebih jatuh cinta lagi kepada agamanya, karena Paris juga menyimpan harta karun yang tersembunyi bagi sejarah Islam. Terdapat beberapa bangunan yang jika ditarik garis lurus akan mengarah ke Mekkah, ini sudah menunjukkan bagaimana Islam dulu berperan baik disengaja ataupun tidak disengaja di Eropa. Dan perjalanan Hanum Salsabiela Rais tidak berhenti di Paris, penulis melanjutkan perjalanannya ke Cordoba “The True City of Lights”, Granada dan Istanbul untuk mencari cahaya yang bersinar di sebagaian belahan Benua Eropa.
Cerita yang disampaikan oleh penulis sangat santai, lugas dan sederhana sehingga seakan-akan pembaca berada disana dengan merasakan hal-hal yang riil terjadi di Eropa baik sebelum Islam Berjaya maupun telah pudar seiring berlalunya waktu. Novel ini bukan hanya sebagai buku-buku seperti traveler saja tetapi merupakan perjalanan spiritual hidup yang dialami oleh penulis. Dengan membaca novel ini pembaca dapat mengetahui perkembangan Islam di Eropa dan menjadi tempat berkunjung yang tepat selain keindahan dan kemegahan gedung-gedung yang indah dan bersejarah tetapi wajib menyelami juga dibalik kota-kota indah tersebut.
“Belajar dari keberhasilan sekaligus kegagalan agar manusia memiliki dua sayap pengalaman yang lengkap, untuk membuatnya terbang tinggi di kemudian hari. Aku percaya, suatu hari cahaya Islam akan kembali bersinar di muka bumi ini.” Kata-kata penulis ini yang membuat saya juga berharap bahwa perjalanan Islam sebagai agen muslim yang sejati tidak hanya berhenti karena pengetahuan yang berlari meninggalkan agama, karena suatu hari mereka akan berjalan bersama dan membawa harapan baru di semua benua serta menyebarkan cahayanya yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFLASI: KURVA PHILLIPS

MODEL DINAMIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGRATE Seperti namanya, model baru ini menekankan sifat dinamis dari fluktuasi ekonomi sebagai &qu...