Sungguh Asik, Menjadi Peternak Kelinci.
Kalimantan
dan Bali merupakan objek pemasaran kelinci yang dimiliki oleh sekelompok peternakan
Aji Jaya yang berlokasi di desa Bumi Aji. Peternakan Aji Jaya telah diresmikan
pada tahun 2008 dan sudah mempunyai dua cabang setelah berjalan setahun kemudian. Aji jaya merupakan
sebuah bisnis turun menurun yang dikelola oleh Mas Faisol (25 th) dengan modal awalnya berkisar 35 juta. Dengan
bibit awal yang didapat dari perternakan
kelinci di kota Bandung, Jawa Barat.
Ditinjau secara langsung, peternakan
Aji Jaya sudah memproduksi berbagai kelinci seperti kelinci lokal, rex,
unggul dan duaf. Kelinci-kelinci tersebut memiliki keanekaragaman terutama
dalam harga yang berbeda sesuai dengan keunikan seperti berat badan, warna dan kehalusan
bulu. Khusus kelinci rex lebih memiliki beragam warna seperti cokelat dan putih
dengan bulu yang lebih tebal dan tampilan yang
lebih cantik daripada kelinci lokal yang hanya berwarna
putih dengan bulu yang tipis. Tetapi kelinci lokal lebih cepat berkembang biak dibandingkan
rex sehingga dalam pemasarannya pun dapat terealisasi dengan baik. Dan perbedaan itu juga dapat dilihat dari
berat badan seperti kelinci lokal 3 kg, kelinci rex 3-4 kg dan untuk kelinci unggul
dapat mencapai 10-15 kg.
Dalam pemeliharaannya pun tidak terlalu rumit. Hanya
diperlukan jadwal yang tidak berubah-ubah demi menjaga kestabilan hidup para
hewan cantik tersebut. Sehingga, pemilik biasanya memberikan
vitamin setiap sebulan sekali untuk menghindari penyakit kulit pada kelinci. Karena kesehatan kelinci sangatlah penting, maka pemilik akan membersihkan
kandang secara rutin dua hari sekali. Selain itu pemberian makan akan diberikan secara rutin tiap dua kali sehari. Yaitu konsentrat di pagi hari dan
rumput lunak pada sore hari.
Sedangkan dalam proses perkawinannya, kelinci betina sudah dinyatakan siap apabila mencapai umur kurang lebih
8 bulan, sedangkan kelinci jantan berumur 10 bulan. Dan yang paling penting, pemilik
tidak melakukan perkawinan
silang antar jenis-jenis kelinci tersebut, dalam artian kelinci lokal
dikawinkan dengan kelinci lokal, kelinci unggul dengan kelinci unggul agar ciri khas dari masing-masing kelinci tersebut tidak hilang. Dalam tingkat kelahiran, kelinci lokal mencapai 8-10
ekor, sedangkan jenis kelinci unggul hanya mencapai 5 ekor dengan kurun waktu 1
bulan. Uniknya, semua kelinci setiap akan melahirkan mencabuti bulunya sendiri untuk dijadikan
sarang sekaligus selimut bagi anak-anaknya (so sweet). Hingga akhirnya anak kelinci tersebut dapat
berpisah dari induknya diumur
1,5 bulan.
Dalam pemasarannya, harga kelinci pun berbeda-beda. Untuk
kelinci lokal Rp. 100.000, kelinci rex Rp. 400.000 dan untuk kelinci unggul
bisa mencapai Rp1.000.000 per ekor. Namun dipeternakan Aji Jaya untuk kelinci
jenis unggul pada musim ini kosong sehingga pemasarannya hanya kelinci lokal
dan rex.
Selain kelinci dimanfaatkan sebagai peliharaan dan diambil dagingnya
untuk olahann makanan, kelinci juga dapat di jadikan sebagai hiasan seperti
kelinci eksotis. Kotoran dan air kencingnya pun dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk dan obat semprot setelah difermentasi. Dan berguna bagi tumbuh-tumbuhan
terutama bunga, “Jadi, dalam bisnis ternak kelinci selain perkembangannya yang
lumayan cepat kita juga bisa mendapatkan
hasil sampingan dari penjualan kotoran dan air kencing kelinci tersebut” tutur
mas Faisol ditengah-tengah perbincangan sambil tertawa.
Tidak cukup sampai disitu, yang lebih menarik lagi adalah
omset yang didapat dari kelinci-kelinci tersebut
dengan induk 10 ekor dan jantan 2 ekor berkisar Rp. 700.000 sampai Rp. 800.000
per bulan. Sungguh asyik dan menyenangkan. Enaknya
lagi, persaingan pasar yang dihadapi oleh mas Faisol tidak memberikan hambatan
yang cukup besar pada bisnis yang dikelolanya karena tidak terlalu banyak peternak
kelinci di kawasan Bumi Aji. Tetapi hambatannya terdapat pada pergantian cuaca
yang ekstrim yang
membuat kondisi kesehatan kelinci cepat menurun. Dan terkadang pada saat seperti itulah peternak kelinci memberikan
perhatian lebih pada hewan ternaknya.
Dan yang membuat terkejut, sosok laki-laki sederhana itu
dalam bidang pendidikannya hanya tamatan SD saja. Namun, dengan kepribadiannya
yang memang dari kecil sudah suka kelinci, hingga akhirnya ia tidak hanya
sebatas memeliharanya sebagai hiasan saja. Akan tetapi mengembangkannya dan
memilih untuk jadi peternak kelinci. Bakat, tekad dan keberanian yang dimiliki
oleh putera kedua dari tiga bersaudara itu telah menunjukkan kemampuannya dalam
terjun di lapangan, “Sekarang itu kalau teori sudah dimana-mana bahkan dibawa
kemana-mana. Cuma, bagi saya pribadi, teori tanpa dipraktikan itu akan sia-sia.
Dan praktik meski tanpa teori (dengan modal keberanian), Insya Allah alam dan
pengalaman yang menjawabnya”. Ucap Mas Faisol pada detik-detik akhir
perbincangan.
5 januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar