Kamis, 02 Juli 2015

dampak etika, sosial pemanfaatan teknologi



BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis, salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah pembajakan perangkat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun. Namun, subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua tergantung pada cara penggunaannya. Pembahasan kali ini akan mempelajari dampak sosial dari komputer dalam konteks etika-yaitu bagaimana komputer seharusnya diterapkan untuk masyarakat. Mula-mula kita akan mendefenisikan apa yang dimaksud dengan perilaku moral, etika dan hukum serta menjelaskan mengapa etika sangat penting dalam bisnis. Kita menyadari perlunya manajemen menetapkan suatu budaya etika yang menyeluruh di perusahaan. Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti halnya kode etik dari berbagai asosiasi profesional di bidang sistem informasi. Adalah tanggung jawab CIO (Chief Information Officer) untuk mencapai etika dalam sistem yang dibuat dan dalam orang-orang yang membuatnya. Untuk memenuhi tanggung jawab ini CIO dapat mengikuti suatu strategi yang terencana baik.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1    MORAL, ETIKA DAN HUKUM
Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral adalah institusi sosial dengan suatu sejarah dan daftar peraturan. Kita telah diajarkan mengenai peraturan-peraturan dari perilaku moral sejak kita masih kanak-kanak. Kita dapatkan itu mulai dari orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan rumah, ataupun lingkungan sekolah dan masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan kita baik secara fisik maupun mental, seiring dengan bertambahnya usia, kita belajar mengenai peraturan-peraturan yang masyarakat harapkan untuk kita ikuti. Aturan-aturan inilah yang mempengaruhi moral kita. 
Walaupun masyarakat di berbagai belahan dunia memiliki aturan-aturan moral yang berbeda, tetapi terdapat satu aturan yang berlaku umum, yaitu “lakukanlah segala sesuatu yang secara moral benar”. Hal ini merupakan landasan dasar perilaku sosial pada umumnya.
Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika (ethics). Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”, yang berarti “karakter”. Etika adalah pedoman yang digunakan untuk menjalankan suatu kepercayaan, standar, atau pemikiran dalam suatu individu, kelompok, dan komunitas tertentu. Setiap individu bertanggung jawab atas komunitas mereka atau perilaku mereka.  
Etika berbeda dengan moral. Etika bisa bervariasi dari komunitas satu dengan komunitas lainnya. Kita melihat perbedaan ini di bidang komputer dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software) – perangkat lunak yang diduplikasi secara ilegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa negara praktik ini lebih menyebar dibanding dengan negara lain. Sebagai contoh, pada tahun 1994, diperkirakan sekitar 35% perangkat lunak yang digunakan di AS telah dibajak, dan kemudian angka ini melonjak menjadi 92% di Jepang, dan 99% di Thailand.
Apapun alasan untuk pembajakan peranti lunak tidak seharusnya diterima begitu saja. Pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan perangkat lunak baru kecuali jika penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.
Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Pada awalnya sekitar 10 tahun pertama penggunaan komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak ada hukum yang berkaitan dengan penggunaan komputer. Hal ini dikarenakan pada saat itu komputer  merupakan inovasi baru, dan sistem hukum membutuhkan waktu untuk mengejarnya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama menjadi berita ketika seorang programmer untuk sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga program tersebut tidak dapat menunjukkan bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampaui saldo. Ia dapat terus menulis cek meskipun tidak ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini terus berlangsung sampai suatu saat komputer mati, dan pemrosesan dilakukan secara manual sehingga kejahatan ini terbongkar. Programmer tersebut tidak dituntut atas kejahatan komputer tersebut, karena pada saat itu tidak ada hukum mengenai kejahatan tersebut. Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan membuat entry palsu dalam catatan bank.
Bertahun-tahun sebelumnya, pemerintah federal AS telah menetapkan The Electronic Communication Privacy Act of 1968. Namun UU ini hanya mencakup komunikasi suara. Pada tahun 1986 UU ini direvisi sehingga mencakup komunikasi digital, data dan video. UU tahun 1986 ini juga memiliki bagian khusus mengenai surat elektronik.dengan demikian, pemerintah AS berangsur-angsur menetapkan suatu kerangka kerja hukum bagi penggunaan komputer. Seperti halnya etika, hukum komputer dapat berbeda dari satu negara ke negara lain.
Menempatkan Moral, Etika dan Hukum dalam Perspektif
Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakaian, dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.

2.2    PERLUNYA BUDAYA ETIKA
Pendapat yang luas terdapat dalam bisnis adalah bahwa suatu perusahaan mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Perilaku ini adalah Budaya Etika.
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar diseluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para eksekutif mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu dalam bentuk corporate credo/pernyataan tekad (komitmen), program-program etika, dan kode etik perusahaan. Gambar 5.1 menunjukkan lapisan-lapisan tersebut dan hubungannya.
Manajemen puncak menerapkan budaya etika dengan cara dari atas ke bawah.


 









Corporate Credo/Komitmen adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakkan oleh perusahaan. Tujuan credo ini adalah menginformasikan orang-orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan mengenai nilai-nilai etis perusahaan.
Program Etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan corporate credo. Suatu aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek etika mendapat cukup perhatian.
Contoh lain dari program etika adalah audit etika. Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan corporate credo.
Kode Etik Khusus Perusahaan. Banyak perusahaan telah merancang kode etik perusahaan mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari industri tertentu.

2.3    ETIKA DAN JASA INFORMASI
Apakah Etika Komputer?
James H. Moor, profesor di Darmouth mendefinisikan etika komputer sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial tekologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Karena itu etika komputer terdiri dari dua aktifitas utama, dan manajer yang paling bertanggung jawab atas aktifitas tersebut adalah CIO, CIO harus (1) waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat, dan (2) karena itu harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting: bukan hanya CIO sendiri yang bertanggung jawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain juga bertanggung jawab. Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan mutlak dalam dunia end-user computing saat ini, semua manajer di semua area bertanggung jawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka. Dan selain manajer, setiap pegawai bertanggung jawab atas aktifitas mereka yang berhubungan dengan komputer.  

Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor menyatakan ada tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, yaitu: kelenturan logika (logical malleability), faktor transformasi, dan faktor tak kasat mata (invisibility factors).
1.    Kelenturan Logika.
Yang dimaksud dengan kelenturan logika (logical malleability) adalah kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Komputer bekerja tepat seperti yang diinstruksikan oleh programernya. Kelenturan logika inilah yang menakutkan masyarakat. Tetapi masyarakat sebenarnya tidak takut terhadap komputer. Sebaliknya masyarakat takut terhadap orang-orang yang memberi
perintah di belakang komputer.
2.    Faktor Transformasi.
Alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu. Kita dapat melihat transformasi tugas yang sama pada semua jenis organisasi. Contoh yang baik adalah surat electronik (e-mail). Email tidak hanya memberikan cara bertelepon yang lain, tetapi memberikan cara komunikasi yang sama sekali baru. Transformasi serupa dapat dilihat pada cara manajer mengadakan rapat. Dulu para manajer harus berkumpul secara fisik di satu lokasi, sekarang mereka dapat bertemu dalam bentuk konferensi video.
3.    Faktor tak kasat mata.
Alasan ketiga minat masyarakat pada etika komputer adalah karena semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal yang tidak nampak ini membuka peluang pada nilai-nilai pemprograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
·           Nilai-nilai pemprograman yang tidak terlihat adalah perintah-perintah yang programer kodekan menjadi program yang mungkin dapat atau tidak menghasilkan pemrosesan yang diinginkan pemakai. Selama penulisan program, programer harus membuat serangkaian pertimbangan nilai seperti bagaimana program mencapai tujuannya. Ini bukan suatu tindakan jahat dari pihak programer, tetapi lebih merupakan kurangnya pemahaman. Contoh dampak yang dapat timbul dari nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat adalah insiden nuklir Three Mile Island. Operator pembangkit listrik tersebut telah dilatih menangani keadaan gawat dengan menggunakan suatu model matematika. Model tersebut hanya dirancang untuk mensimulasikan terjadinya kerusakan tunggal. Namun yang terjadi adalah kerusakan berganda secara serentak. Ketidakmampuan komputer memberikan apa yang diinginkan pemakainya disebabkan oleh faktor tak kasat mata ini.
·           Perhitungan rumit yang tidak terlihat berbentuk program-program yang demikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pemakai. Manajer menggunakan tanpa mengetahui sama sekali bagaimana program tersebut melaksanakan perhitungan.
·           Penyalahgunaan yang tidak terlihat meliputi tindakan yang sengaja melanggar batasan hukum dan etika. Semua tindakan kejahatan komputer termasuk kategori ini, demikian pula tindakan tidak etis seperti mengganggu hak privasi individual, dan memata-matai.
Masyarakat karena itu sangat memperhatikan komputer – bagaimana komputer dapat diprogram untuk melakukan hampir segala sesuatu, bagaimana komputer mengubah sebagian besar cara kita melakukan sesuatu, dan fakta bahwa yang dikerjakan komputer pada dasarnya tidak terlihat. Masyarakat mengharapkan bisnis diarahkan oleh etika komputer dan dengan demikian meredakan kekhawatiran tersebut.

2.4    HAK SOSIAL DAN KOMPUTER
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer.
Hak atas Komputer
Komputer merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Deborah Johnson, professor pada Rensselaer Polytechnic Institute, yakin bahwa masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan pengambilan keputusan komputer.  
1.      Hak atas akses komputer.
Setiap orang tidak perlu memiliki sebuah komputer, seperti juga tidak setiap orang memiliki mobil. Namun, pemilikan atas akses komputer merupakan kunci mencapai hak-hak tertentu lain. Misalnya akses ke komputer berarti kunci mendapatkan pendidikan yang baik. Karena aplikasi perangkat lunak dapat menjadi alat bantu untuk memperbaiki pendidikan, dll. Menyadari hal tersebut, masyarakat berhak atas akses komputer.
2.      Hak atas keahlian komputer.
Saat komputer mula-mula muncul, ada ketakutan yang luas dari para pekerja bahwa komputer akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja masal. Hal itu tidak terjadi. Kenyataannya, komputer telah menciptakan pekerjaan lebih banyak daripada yang dihilangkannya. Tidak semua pekerjaan menggunakan komputer atau memerlukan pengetahuan komputer, tetapi banyak yang demikian. Dalam mempersiapkan pelajar untuk bekerja di masyarakat modern, pendidik sering menganggap pengetahuan tentang komputer sebagai suatu kebutuhan.
3.      Hak atas spesialis komputer.
Adalah mustahil seseorang memperoleh semua pengetahuan dan keahlian komputer yang diperlukan. Karena itu kita harus memiliki akses ke para spesialis tersebut, seperti kita memiliki akses ke dokter, pengacara, dan tukang ledeng.
4.      Hak atas pengembalian keputusan komputer.
Walau masyarakat tidak banyak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, masyarakat memiliki hak tersebut. Hal ini layak jika komputer dapat berdampak buruk bagi masyarakat. Hak-hak ini dicerminkan dalam UU komputer yang telah mengatur penggunaan komputer.
Hak atas Informasi.  
Klasifikasi hak asasi manusia dalam era komputer yang paling luas dipublikasikan adalah PAPA yang dibuat Richard O. Mason, seorang professor di Southern Methodist University, menciptakan akronim PAPA untuk menggambarkan empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi. PAPA merupakan singkatan dari Privacy (privasi), accuracy (akurasi), property (kepemilikan), dan accessibility (aksesibilitas).
1.      Hak atas privasi.
Hakim Pengadilan Tinggi Louis Branders dikenal karena mengakui “hak untuk dibiarkan menyendiri.” Mason menganggap hak ini sedang terancam karena dua kekuatan. Yang satu adalah meningkatnya kemampuan komputer untuk digunakan bagi pengintaian, dan yang lain adalah meningkatnya nilai informasi dalam pengambilan keputusan. Contoh-contoh diatas adalah contoh-contoh pengintaian yang tidak menggunakan komputer. Masyarakat umum sadar bahwa komputer dapat digunakan untuk tujuan ini, namun barangkali tidak sadar akan data pribadi mana yang dengan mudah dapat diakses. Jika Anda tahu cara mencarinya, Anda dapat memperoleh informasi data pribadi dan informasi keuangan apapun yang dimiliki oleh warga negara AS.
2.      Hak atas akurasi.
Komputer dipercaya mampu mencapai tingkat akurasi yang tidak dapat dicapai oleh sistem nonkomputer. Potensi ini selalu ada, tetapi tidak selalu tercapai. Sebagian sistem berbasis komputer mengandung kesalahan lebih banyak daripada yang dapat ditolerir sistem manual. Dalam banyak kasus, kerusakan terbatas pada gangguan sementara, seperti saat Anda harus memproses penagihan yang telah Anda bayar. Dalam kasus lain, biayanya mungkin lebih besar.
3.      Hak atas kepemilikan.
Di sini kita berbicara mengenai hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program komputer. Kita sering melihat para pemakai yang telah membeli hak untuk menggunakan perangkat lunak jadi menggandakannya secara illegal, kadang-kadang untuk dijual kembali. Dalam kasus lain, suatu penjual perangkat lunak mungkin meniru produk popular dari penjual lain.
Para penjual perangkat lunak dapat menjaga hak milik intelektual mereka dari pencurian melalui hak cipta, paten, dan perjanjian lisensi. Hingga tahun 1980-an, perangkat lunak tidak dilindungi oleh UU hak cipta atau paten. Namun, sekarang keduanya dapat digunakan untuk memberikan perlindungan. Paten memberikan perlindungan yang sangat kuat di negara-negara yang menegakkannya, karena perlindungan hak cipta menetapkan bahwa suatu tiruan (clone) tidak harus persis serupa dengan versi orisinalnya.
Para penjual perangkat lunak mencoba menambal lubang-lubang dalam hukum melalui perjanjian lisensi yang diterima para pelanggan saat mereka menggunakan perangkat lunak tersebut. Pelanggaran perjanjian membuat pelanggan dapat dituntut di pengadilan.
4.      Hak atas akses.
Sebelum adanya database komputer, banyak informasi yang tersedia bagi masyarakat umum dalam bentuk dokumen tercetak atau mikrofilm diperpustakaan. Informasi tersebut terdiri dari beritaberita, hasil penelitian ilmiah, statistik pemerintah, dan lain-lain. Sekarang, banyak dari informasi tersebut yang telah diubah menjadi database komersial yang menjadikannya kurang dapat diakses masyarakat. Untuk memiliki akses ke informasi tersebut, seseorang harus memiliki perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang diperlukan, dan membayar biaya akses. Dengan melihat fakta bahwa komputer dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan lebih mudah dari teknologi lain, maka menjadi ironis bahwa hak untuk akses merupakan masalah etis jaman modern ini.
Kontrak Sosial Jasa Informasi
Mason yakin bahwa untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi membuat kontrak tersebut dengan individu dan kelompok yang menggunakan atau yang dipengaruhi oleh output informasinya. Kontrak ini tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi.
Kontrak tersebut menyatakan bahwa:
·      Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privasi seseorang
·      Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemprosesan komputer
·      Hak milik intelektual akan dilindungi
·      Komputer akan dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari ketidaktahuan informasi.
Singkatnya, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya.

2.5    ETIKA DAN CIO
Perilaku CIO dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut ada dalam hierarki seperti yang tampak dalam Gambar 5.3.





Down Arrow: HUKUM


Left Arrow: Kode etik profesi

 
Left Arrow: Tekanan pribadiFlowchart: Predefined Process: Kantor CIORight Arrow: Tekanan SosialRight Arrow: Budaya etika perusahaan





Yang memberikan pengaruh terbesar adalah hukum, diikuti oleh budaya etika perusahaan dan kode etik profesional. Di bawah terdapat tekanan sosial yang dapat berasal dari orang atau kelompok di luar perusahaan, dan tekanan pribadi, yang mungkin berasal dari dalam perusahaan.
Persepsi Etika CIO
Berdasarkan hasil survey oleh Scott J. Vitell dan Donald L. Davis, diperoleh hasil
·           Memanfaatkan Kesempatan Untuk Bertindak Etis
Di sejumlah perusahaan terdapat kesempatan bagi CIO untuk berperilaku tidak etis. Namun ada perasaan kuat bahwa CIO tidak bertindak tidak etis. Ini berarti bahwa banyak CIO tidak bertindak tidak etisbahkan saat kesempatan itu ada.
·           Etika Membuahkan Sukses
Jika menghubungjan etika dengan keberhasilan, para CIO yang berhasil berperilaku etis, dan untuk sukses seseorang tidak perlu mengkompromikan etikanya serta tidak menyembunyikan informasi, menjelekkan saingan, mencari kambing hitam, atau mengambil pujian yang bukan haknya.
·           Perusahaan dan Manajer Memiliki Tanggung jawab Sosial
Manajer sering harus mendahulukan tanggung jawab mereka pada masyarakat daripada tanggung jawab pada perusahaan, dan baik perusahaan maupun manajer memiliki tanggung jawab sosial yang melebihi tanggung jawab pada pemegang saham.
·           Manajer Mendukung Keyakinan Etika mereka dengan Tindakan
Para spesialis informasi yakin bahwa manajemen puncak pada perusahaan mereka telah menyatakan tidak dapat mentolerir perilaku tidak etis dan akan mengambil tindakan terhadap yang melanggar standar tersebut.
Rencana Tindakan untuk Mencapai Operasi Komputer yang Etis
Rencana tindakan untuk mencapai operasi komputer yang etis (menurut Don Parker) ada sepuluh langkah, yaitu :
  1. Formulasikan suatu kode prilaku
  2. Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi, hak milik atas program dan data komputer.
  3. Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar – seperti teguran, penghentian dan tuntutan
  4. Kenali prilaku etis
  5. Fokuskan perhatian pada etika melalui program-program seperti pelatihan dan bacaan yang disyaratkan
  6. Promosikan UU kejahatan komputer (cyberlaw) dengan memberikan informasi kepada para karyawan
  7. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap spesialis informasi untuk semua tindakannya, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-program seperti audit etika
  8. Dorong penggunaan program-program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti perusahaan memperdulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalah guna obat bius.
  9. Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional
  10. Berikan contoh.
Menempatkan Etika Komputer dalam Perspektif
Berbagai masalah sosial yang gawat ada sekarang ini, karena pemerintah dan organisasi bisnis gagal untuk menegakkan standar etika tertinggi dalam penggunaan komputer. Masalah ini ada dalam bentuk pelanggaran privasi dan pembajakan perangkat lunak. Walau statistik menunjukkan pelanggaran etika yang luas, namun, diperkirakan banyak perusahaan dan manajernya yang tidak hanya menyadari tanggung jawab etis mereka namun juga jujur berusaha untuk berpegang pada etika.
Ini bukan berarti bahwa perbaika tidak perlu lagi. Sepuluh langkah tindakan Parker nampak sangat rasional untuk diikiti CIO mana pun. Namun, hanya 13% dari spesialis informasi dalam penelitian Vitell-Davis yang menyatakan bahwa perusahaan mereka memiliki kode etik formal dan tertulis. Terdapat kesempatan luas bagi para CIO untuk memformalkan keyakinan etis mereka menurut cara yang Parker sarankan.






















DAFTAR PUSTAKA
4.      McLeod, Jr. Raymond, dan Schell, George. Sistem Informasi Manajemen Edisi Ke Delapan. Jakarta: PT INDEKS, 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFLASI: KURVA PHILLIPS

MODEL DINAMIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGRATE Seperti namanya, model baru ini menekankan sifat dinamis dari fluktuasi ekonomi sebagai &qu...