BAB
I
PENDAHULUAN
1.2
Latar Belakang
Meramal valas merupakan strategi yang
amat penting bagi suksesnya usaha bisnis internasional. Ketidaktepatan
peramalan atau proyeksi valas dapat melenyapkan peluang merebut laba dari
transaksi internasional. Dengan demikian, meramal valas merupakan kunci bagi
pengambilan keputusan yang melibatkan transfer dana dari satu mata uang ke mata
uang lain dalam suatu periode waktu tertentu.
Contoh,
bila sebuah perusahaan melirik pasar internasional untuk meminjam maupun
menginvestasikan dana yang dimiliki dalam valas, maka perusahaan tersebut mau
tidak mau harus memproyeksikan perkembangan kurs dimasa mendatang agar dapat
dikalkulasikan kemungkinan laba dan ruginya. Bila suatu perusahaan Indonesia
meminjam dalam bentuk Yen Jepang, ia harus meramal kurs Rp/Yen dalam jangka
panjang untuk menghitung seberapa besar kewajiban yang harus dibayarkan selama
usia pinjaman dan cicilannya. Demikian juga bila perusahaan bermaksud melakukan
hedging (indung nilai) guna mengantisipasi resiko akibat fluktuasi valas,
meramal valas merupakan langkah yang amat penting. Hanya bila perusahaan dapat
meramal pergerakan kurs valas, maka ia dapat memutuskan dengan tepat apakah
perlu dilakukan lindung nilai dan menentukan apakah strategi maupun instrument
lindung nilai yang dipilihnya adalah yang terbaik.
Bagi perusahaan Transnasional (TNC),
peramalan valas merupakan langkah strategic yang harus dilakukan karena hampir semua operasi TNC dapat dipengaruhi
oleh perusahaan kurs valas. Beberapa fungsi perusahaan TNC dimana peramalan
valas dibutuhkan adalah:
1. Keputusan
melakukan lindung nilai
2. Keputusan
melakukan pembiayaan jangka pendek
3. Keputusan
investasi jangka pendek
4. Keputusan
pembelanjaan modal (capital budgeting)
5. Keputusan
dalam pembiayaan jangka panjang
6. Menaksir
penerimaan
Dalam
peramalan perlu diperhitungkan juga factor non ekonomi yang ikut mempengaruhi
pergerakan kurs valas, seperti anomali kalender maupun speculative bubles.
1.2 Rumusan Masalah
1. Masalah Dan Syarat
Dalam Meramal Valas
2.
Ramalan
Berdasarkan Perilaku Pasar
3.
Ramalan
Berdasarkan Model
4.
Anomali
(Ketidaklaziman) Dalam Valas
5.
Strategi
Peramalan
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Agar dapat mengetahui Masalah Dan Syarat
Dalam Meramal Valas
2.
Dapat Mengetahui Ramalan Berdasarkan Perilaku Pasar
3.
Dapat Mengetahui Ramalan Berdasarkan Model
4.
Dapat Mengetahui Anomali (Ketidaklaziman) Dalam Valas
5.
Dapat Mengetahui Strategi Peramalan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Masalah
Dan Syarat Dalam Meramal Valas
Pergerakan kurs valas tergantung dari
interaksi berbagai factor secara simultan. Bagaimana factor ini mempengaruhi
pergerakan valas relative sulit dikuantifikasi maupun diramal. Kurs valas dapat
saja bereaksi amat tajam akibat suatu peristiwa yang tidak terduga sebelumnya
sehingga menjungkir balikkan berbagai teori dan ramalan pada periode tersebut.
Para pelaku dan pemerhati pasar valas
selalu menghadapi ketidakpastian perilaku valas. Kendati demikian, hal ini
tidak mengurangi keantusiasan dan keinginan mereka untuk menggunakan berbagai
teknik untuk meramal kemana kurs valas akan bergerak dimasa mendatang.
Ramalan valas akan mendatangkan
keuntungan secara terus-menerus dan hanya bila peramal memenuhi setidaknya 4
syarat berikut (Shapiro,1992:h.170-1):
1. Ia
menggunakan model peramalan yang handal serta eksklusif
2. Ia
secara konsisten mendapatkan ases terhadap informasi sebelum investor lain
3. Ramalannya
hanya mempunyai penyimpanan yang rendah/temporer dari ekuilibrium
4. Ia
dapat meramal kapan dan bagaimana intervensi pemerintah dalam pasar valas
2.2
Ramalan
Berdasarkan Perilaku Pasar
Di dalam bab syarat paritas
internasional, menunjukan hubungan antara kurs valas dengan suku bunga. Studi
empiris berdasarkan syarat paritas umumnya menunjukan bahwa pasar keuangan
dinegara-negara maju secara efisien memperhitungkan harapan perubahan kurs
dalam bentuk biaya memperoleh uang (cost of money) dan kurs forward. Dalam hal
ini berarti ramalan valas dapat diperoleh dengan mengamati apa yang tercermin
dalam suku bunga dan kurs forward valas.
1.
Kurs
Forward
Ramalan
Berdasarkan Perilaku Pasar Valas Dapat Diperolah dengan mengamati kurs forward
saat ini. Kurs forward untuk suatu periode saat ini (f1) biasanya merupakan
estimasi yang tidak bias bagi kurs spot di masa mendatang. Bila S1 merupakan
harapan kurs spot di masa mendatang, maka seharusnya sama gengan S1.
2.
Suku
Bunga
Meskipun
kurs {forward mampu menyajikan cara yang mudah dalam meramal valas, horizon
peramalannya relatif terbatas hanya
sampai dengan satu tahun. Ini terjadi Karena umumnya tidak ada kontrak forward
yang jangka waktunya Iebih dari satu lahun. Sebagai altematifnya, perbedaan
suku bunga dapat dipergunakan untuk rneramal kurs valas dalam periode di atas
satu tahun. Misalnya, suku bunga Iima tahun atas dolarAS dan DM masing-masing
adalah 12% dan 8%. Bila kurs spot saat ini untuk DM adalah 390,40 dan kurs DM
(tidak diketahui) dalam 5 tahun adalah S5, maka bila $1.00 yang diinvestasikan
hari ini dalam DM akan senilai dengan (1 ,08)5 x S5/0,4 dolar pada akhir tahun
ke-5 namun bila diinvestasikan dalam sekuritas dolar, maka akan bemilai sebesar
(1,12)5 dalam tempo 5 tahun. Ramalan pasar dari S5 dapat diperoleh dengan
asumsi bahwa investor menginginkan persamaan antara hasil membeli sekuritas
dolar dan DM, atau: (1 ,08)5 X S5/0,4 = (1 ,12)5 Dengan dermikian, kurs spot DM
daiam 5 tahun mendalang secara implisit tercermin dalam suku bunga relativ,
yailu: S5 I $04798 (o,4o X 1.125/1,085).
2.3 Ramalan Berdasarkan Model
Dalam
ramalan berdasarkan model dikenal setidaknya dua cara meramal kurs valas,
yaitu. Analisis fundamental dan analisis teknikal. Perbedaan mendasar antara
dua analisis ini yaitu:
Aplikasi Fundamental dan
Teknikaldalam Meramal Kurs Valas
Teknik peramalan
|
Pertimbangan menggunakan teknik ini
|
Penggunaan statistik dalam teknik ini
|
Fundamental
|
Membandingkan faktor-faktor ekonomi,
seperti inflasi suatu negara lebih tinggi dibandingkan negara lain, untuk
meramalkan perubahan kurs valas di masa mendatang.
|
Menggunakan model statistik, seperti
analisis regresi, untuk ; (1) menentukan bagaimana faktor-faktor tersebut
mempengaruhi kurs valas; (2) menggunakan informasi ini untuk menyusun nilai
sekarang dari faktor-faktor tersebut.
|
Teknikal
|
Mengamati suatu seri kurs valas untuk
menentukan apakah terdapat beberapa pola nonacak, dan membuat proyeksi
berdasarkan pola ini.
|
Menggunakan program komputer untuk
mendeteksi pola nonacak, atau menghitung rata-rata bergerak, dan yang
lain-lain.
|
a.
Analisis
Fundamental
Ramalan fundamental adalah pendekatan
yang paling umum digunakan untuk meramal valas di masa mendatang. Pada dasarnya
ramalan fundamental mengamati berbagai variabel ekonomi makro dan kebijakan
yang kemungkinan besar berpengaruh terhadap prospek suatu valas. Tabal12.2
menunjukkan secara garis besar variabel
yang diamati meliputi faktor politik (kontrol terhadap arus modal dan spread
kurs valas) dan ekonomi makro fundamental (inflasi, suku bunga, situasi neraca
pembayaran, trend pertumbuhan pendapatan nasional, pengeluaran pemerintah, dan
perubahan jumlah uang beredar). Interpretasi dari variabel-variabel ini dan
implikasinya terhadap kurs valas masa mendatang tergantung dari bagaimana para
analisis menyusun model penentu kurs valas.
Masalah mendasar dalam menggunakan
analisis fundamental adalah masalah kesenjangan waktu antara periode
kejadian-kejadian yang mempengaruhi valas, dan antara saat kejadian tersebut
terjadi dengan dampaknya terhadap kurs valas. Masalah kesenjangan waktu ini
sulit diukur. Apalagi data terbaru mengenai variabel-variabel ekonomi makro
yang relevan agar dapat membuat estimasi kuantitatif yang tepat jarang tersedia
dengan cepat. Barangkali kelemahan terbesar analisis fundamental adalah hanya
memperhitungkan beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas. Tentunya ada
faktor lain, baik faktor non-ekonomi dan faktor yang tak terduga, seperti
sentimen pasar, ketakutan investor, hasrat berspekulasi, dan kejadian politik,
yang menimbulkan pengaruh besar terhadap kurs valas, dan seringkali dalam
jangka pendek mengabaikan pertimbangan faktor-faktor fundamental.
Pedoman Bagi Pengguna Analisis
Fundamental
Variabel kunci
|
Penjelasan
|
Faktor-faktor politik yang
mempengaruhi
|
|
Kontrol devisa
|
Hambatan yang dilakukan pemerintah
bagi pengguna valas dalam transaksi bisnis jelas merupakan kontrol terhadap
kurs valas. Kendati pemerintah tidak bermaksud mengumumkan kontrol maupun
pembebasan devisa, tanda-tanda seperti spreads dalam kurs pasar gelap sering
dapat digunakan sebagai petunjuk.
|
Perbedaan kurs(exchange rate speads)
|
Mata uang yang tidak diperdagangkan
secara bebas (akibat restriksi pemerintah) akan dijual secara”tidak resmi”
baik melalui pasar gelap maupun luar pasar gelap. Bila terdapat kenaikan
perbedaan (spreads) antara kurs resmi dan kurs pasar gelap, ini menunjukkan
adanya tekanan potensial menuju devaluasi atau depresiasi.
|
Ekonomi makro fundamental
|
|
Neraca pembayaran
|
Neraca pembayaran merupakan dampak
penawaran dan permintaan akan valas.
|
Cadangan devisa
|
Suatu pemerintah yang melakukan
intervensi ke pasar valas akan menggunakan cadangan devisanya untuk mendorong
nilai mata uang domestiknya ke atas maupun ke bawah.
|
Pertumbuhan GNP atau GDP
|
Pertumbuhan
ekonomi merupakan kekuatan tunggal terbesar yang mempengaruhi impor dan ekpor.
|
Pengeluaran pemerintah
|
Karena hampir semua negara memiliki
sektor pemerintah yang besar, kenaikan yang peasat dalam pengeluaran
pemerintah, terutama bila dibiayai dengan anggaran defisit, mengakibatkan
naiknya tekanan inflasioner terhadap perekonomian. Inflasi cenderung
mengakibatkan depresiasi.
|
Inflasi relatif
|
Suatu
negara yang mengalami inflasi relatif lebih tinggi akan mendorong depresiasi
bagi mata uangnya.
|
Pertumbuhan jumlah uang beredar
|
Salah satu sumber utama inflasi adalah
pertumbuhan jumlah uang beredar yang pesat. Banyak negara memilih memerangi
resesi dengan meningkatkan pertumbuhan jumlah uang beredar agar suku bunga
domestik menurun. Langkah ini mengakibatkan naiknya laju inflasi domestik,
dan pada gilirannya terjadilah depresiasi mata uang domestik.
|
Memperhitungkan
dua faktor fundamental yang mempengaruhi poundsterling, yaitu:
1. Laju
inflasi di AS relatif terhadap inflasi di Inggris
2. Pertumbuhan
pendapatan nasional di AS relatif terhadap pertumbuhan pendapatan nasional di
Inggris.
Langkah pertama untuk menentukan
bagaimana variabel di atas mempengaruhi persentase perubahan kurs pound
berdasarkan atas data historis. Dalam tahap ini biasanya digunakan analisis
regresi. Pertama, data inflasi dan suku bunga secara kuartalan dapat
dikompilasi baik untuk Inggris maupun AS. Sumber data misalmya dapat diperoleh
dari International Financial Statistics terbitan International Monetary Fund. Variabel
terikat (dependent variable) adalah
persentase perubahan poundsterling/$ (untuk selanjutnya disebut BP). Variabel
bebas (independent variables) dapat disusun sebagai berikut:
1. Persentase
perubahan perbedaan inflasi (selisih antara inflasi AS dengan inflasi Inggris)
secara kuartalan disebut INF.
2. Persentase
perubahan perbedaan pertumbuhan pendapatan nasional (selisih pertumbuhan
ekonomi AS dengan Inggris) secara kuartalan disebut INC.
|
Dimana : bo adalah konstanta,
b1
mengukur sensitivitas BP terhadap perubahan INF,
b2
mengukur sensitivitas BP terhadap perubahan INC, dan
µ
menunjukkan variabel gangguan (untuk mengakomodasi variabel bebas selain INF
dan INC).
Koefisien regresi b1
diharapkan secara teoritis menghasilkan tanda positif. Artinya, bila INF
berubah maka BP juga berubah dengan arah yang sama, cateris paribus. Dengan
kata lain, bila inflasi di AS meningkat relatif terhadap inflasi di Inggris,
maka hal ini akan mendongkrak nilai poundsterling. Namun bila hasil estimasi
tandanya negatif berarti BP dan INF bergerak dalam arah yang berlawanan.
Koefisien regresi b2 (yang
mengukur dampak INC terhadap BP) diharapkan bertanda positif, karena bila
pertumbuhan ekonomi AS melebihi pertumbuhan ekonomi Inggris maka nilai poundsterling
akan cenderung meningkat.
Misalkan
dari hasil estimasi komputer diperoleh hasil sebagai berikut: bo =
0,002, b1 = 0.8, b2 = 1,0. Hasil ini dapat ditafsirkan
sebagai berikut. Untuk 1 unit persentase perubahan perbedaan inflasi,
poundsterling diharapkan berubah sebesar 0,8% dengan arah yang sama, cateris
paribus. Untuk 1 unit persentase perubahan perbedaan pendapatan, poundsterling
diharapkan berubah sebesar 1% dengan arah yang sama, cateris paribus. Untuk
menyusun ramalan, diasumsikan persentase perubahan INF dan INC dalam kuartal
ini masing-masing adalah 4% dan 2%, maka ramalan untuk BP adalah:
BP = bo + b1 INF +
b2 INC
= 0,002 + 0.8 (4%) + 1(2%)
= 5,4%
Jadi, berdasarkan data inflasi dan laju
pertumbuhan saat ini, poundsterling akan mengalami apresiasi sebesar 5,4% dalam
kuartal mendatang.
b.
Analisis
Teknikal
Analisis teknikal mengandalkan data kurs
valas di masa lalu dalam menyusun model kuantitatif dan grafik yang digunakan
untuk meramal kurs valas di masa mendatang. Dengan demikian, berbeda dengan
analisis fundamental, analisis teknikal mengabaikan faktor-faktor ekonomi dan
politik dalam meramal kurs valas. Sukses meramal dengan cara ini tergantung
apakah para analisis teknikal dapat menemukan pola harga yang berulang, dan
karena itu bermanfaat bagi peramalan. Bila pola pergerakan kurs valas dari
waktu ke waktu bersifat random, maka peramalan teknikal tidak tepat untuk
dipergunakan. Boleh dikata analisis teknikal lebih mengandalkan pendapat dan
persepsi pribadi daripada analisis ekonomi yang kuat.
Beberapa studi menunjukkan bahwa model
teknikal terbukti bukan merupakan alat peramal yang akurat bagi pergerakan kurs
yang akan datang. Namun karena banyak pelaku pasar menggunakan analisis ini,
uniknya justru analisis teknikal juga berpengaruh terhadap pergerakan kurs.
Karena banyak pelaku pasar menggunakan model teknikal yang serupa maka mereka
juga bertindak dengan cara yang sama, sehingga kurs valas akhirnya bergerak
sesuai dengan arah yang ditunjukkan dalam model mereka. Ada semacam konsensus
tidak tertulis di kalangan para pengguna analisis teknikal bahwa: “Nilai valas
akan cenderung menurun setelah terjadi kenaikan secara rata-rata bergerak dalam
tiga periode berturut-turut”.
Umumnya model-model teknikal memfokuskan
para periode yang relatif pendek. Selain itu, model ini disukai dan didukung
oleh para pelaku pasar yang berkepentingan dalam perdagangan valas jangka
pendek serta spekulasi di pasar valas. Dari sudut pandang perusahaan,
penggunaan analisis teknikal amat terbatas karena memfokuskan pada periode yang
relatif pendek sehingga kurang bermanfaat bagi formulasi kebijakan perusahaan.
Dengan demikian, semakin lama horizon
waktu peramalan, semakin kurang akurat peramalan dengan analisis teknikal. Satu
elemen mendasar dari analisis teknikal adalah bahwa kurs valas di masa
mendatang didasarkan atas kurs valas saat ini. Pergerakan kurs valas, sama
seperti pergerakan harga saham, dapat dibagi dalam tiga periode; (1) pergerakan
dari hari ke hari (day-to-day movements) yang nampaknya random; (2) pergerakan
jangka pendek yang berkisar dari beberapa hari hingga trend yang berlangsung
selama beberapa bulan; (3) pergerakan jangka panjang yang ditandai oleh trend
naik-turun dalam jangka panjang. Dewasa ini analisis teknikal jangka panjang
menjadi popular gara-gara penelitian Engel dan Hamilton (1990) menunjukkan
adanya “gelombang” (waves) pergerakan
valas jangka panjang dalam sistem devisa mengambang.
2.4
Anomali
(Ketidaklaziman) Dalam Valas
Selain mengikuti suatu irama seperti
yang diproyeksikan oleh analisis teknikal, perilaku valas seringkali bergerak
tidak lazim. Inilah yang disebut anomalies
(ketidaklaziman) karena tidak konsisten dengan hipotesis pasar yang
efisien. Contoh anomali sering dikemukakan adalah January effect dan speculative
bubles.
January
effect dapat dilihat pada kasus dolar AS. Bila kita amati
perilaku dolar AS selama dasawarsa 1980-an ternyata dolar mengalami apresiasi
terhadap sekeranjang valas setiap bulan Januari, kecuali tahun 1986 dan 1987
(Tucker, et al., 1991: h.52-53). Lebih menarik lagi, kinerja dolar pada bulan
Januari dapat digunakan untuk meramal kinerja dolar dalam tahun tersebut selama
1980-1989, kecuali tahun 1985. Artinya bila dolar menguat (melemah) pada bulan
Januari maka bulan-bulan selanjutnya pada tahun tersebut juga cenderung menguat
(melemah). Fenomena ini mungkin disebabkan karena banyak perusahaan yang
membuat rencana valas pada bulan Januari dan langsung mengimplementasikannya
pada tahun itu. Bila diharapkan dolar menguat tahun itu, maka mereka akan
ramai-ramai menjual dolarnya, dengan demikian, harapan cenderung akan
menghasilkan apresiasi atau depresiasi, dan menjadi ramalan yang berlangsung
dengan sendirinya (self-fulfilling
prophecy).
Speculative
bubles (gelembung spekulasi) adalah fenomena menyimpangnya
nilai actual suatu mata uang dari nilai fundamentalnya. Ini terjadi karena
pelaku ekonomi membentuk harapan valasnya berdasarkan suatu perilaku
ekstrapolatif tertentu. Dengan demikian, perubahan dalam fariabel financial
atau iklim investasi yang menguntungkan akan cenderung menimbulkan apresiasi
valas, yang pada gilirannya menciptakan harapan akan apresiasi lebih lanjut.
Proses semacam gelembung ini berlangsung terus sepanjang pasar percaya bahwa
kurs valas akan bergerak terus pada arah yang sama. Karena kurs actual bergerak
semakiin menjauh dari harga fundamentalnya, keuntungan yang diperoleh akan
cukup besar untuk mengkompensasi risiko pecahnya gelombang kurs.
Gelembung spekulasi terbukti didukung
dengan fakta empiris. Gelembung spekulasi ditemukan dalam kasus kurs DM/dolar
AS dan franc perancis/dalar AS selama periode jhuni hingga oktober 1978. Woo
(1987) menunjukkan bahwa DM dinilai terlalu tinggi terhadap nilai
fundamentalnya sebesar 12%, demikian juga franc prancis dinilai terlalu tingggi
sebesar 11%. Gelembung spekulasif juga ditemukan di AS ketika dolar mengalami
apresiasi secara substansial selama periode 1980 hingga 1985.
2.5 Strategi Peramalan
Dalam
praktik tidak ada satu teknik peramalan yang benar-benar akurat dalam
meramalkan pergerakan kurs valas dimasa mendatang. Bisa dipahami apabila banyak
perusahaan dan pelaku pasar menggunakan kombinasi berbagai teknik dan
pengalaman mereka dalam meramal kurs valas. Cara semacam ini disebut teknik
peramalan campuran (mixed forecasting). Tiap teknik peramalan bagi suatu valas
diberi bobot dengan nilai total bobot 100; teknik yang dipandang lebih dapat
diandalkan diberi bobot yang lebih tinggi, peramalan actual suatu valas oleh
perusahaan merupakan rata-rata tertimbang dari berbagai teknik peramalan yang
digunakan.
Table
12.3 menerangkan berbagai periode peramalan, system devisa, dan metode
peramalan yang direkomendasi. Peramalan jangka pendek umumnya didorong oleh
keinginan melakukan hedging terhadap piutang, utang, atau deviden untuk periode
yang berkisar antara satu minggu hingga satu tahun. Untuk peramalan semacam ini
dibutuhkan keakuratan, kecepatan dan dengan biaya serendah mungkin.
Peramalan
valas dalam jangka panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk
analisis runtut waktu dengan computer ()disebut ARIMA = autoregressive
integrated moving average), ataupun analisis ekonometri dengan regresi berganda
dan analisis fundamental.
Peramalan
valas dalam praktik
Periode peramalan
|
System devisa
|
Metode peramalan yang direkomendasikan
|
Jangka pendek
|
Tetap
|
1.
Asumsikan kurs tetap
dipertahanka.
2.
Adakah indikasi tekanan terhadap
kurs tetap?
3.
Control modal; terdapat kurs
gelap.
4.
Adakah indicator kemampuan
pemerintah mempertahankan kurs tetap?
5.
Perubahan dalam cadangan devisa
pemerintah.
|
Mengambang
|
1.
Metode teknikal untuk menangkap
trend.
2.
Kurs forward sebagai ramalan: (a)
< 30 hari diasumsikan terjadi random walk: (b) 30-90 hari: kurs forward:
(c) 90-360 hari: kombinasi trend dengan analisis fundamental
3.
Analisis fundamental tentang
inflasi menjadi perhatian.
4.
Pernyataan dan persetujuan
pemerintah mengenai tujuan kurs.
5.
Persetujuan kerja sama dengan
Negara lain.
|
|
Jangka panjang
|
Tetap
|
1.
Analisis fundamental.
2.
Menejemen neraca pembayaran.
3.
Kemampuan mengontrol inflasi
domestic.
4.
Kemampuan menggerakkan cadangan
devisa untuk investasi.
5.
Kemampuan untuk melakukan surplus
perdagangan.
|
Mengambang
|
1.
Memfokuskan pada gejala
inflasioner fundamental dan PPP.
2.
Indicator kesehatan ekonomi
secara umum seperti pertumbuhan ekonomi dan stabilitas.
3.
Analisis teknikal untuk trend
jangka panjang: penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan teknikal jangka
panjang.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergerakan kurs valas tergantung dari
interaksi berbagai factor secara simultan. Bagaimana factor ini mempengaruhi
pergerakan valas relative sulit dikuantifikasi maupun diramal. Kurs valas dapat
saja bereaksi amat tajam akibat suatu peristiwa yang tidak terduga sebelumnya
sehingga menjungkir balikkan berbagai teori dan ramalan pada periode tersebut.
Para pelaku dan pemerhati pasar valas
selalu menghadapi ketidakpastian perilaku valas. Kendati demikian, hal ini
tidak mengurangi keantusiasan dan keinginan mereka untuk menggunakan berbagai
teknik untuk meramal kemana kurs valas akan bergerak dimasa mendatang.
Dalam
praktik tidak ada satu teknik peramalan yang benar-benar akurat dalam
meramalkan pergerakan kurs valas dimasa mendatang. Bisa dipahami apabila banyak
perusahaan dan pelaku pasar menggunakan kombinasi berbagai teknik dan
pengalaman mereka dalam meramal kurs valas. Cara semacam ini disebut teknik
peramalan campuran (mixed forecasting). Tiap teknik peramalan bagi suatu valas
diberi bobot dengan nilai total bobot 100; teknik yang dipandang lebih dapat
diandalkan diberi bobot yang lebih tinggi, peramalan actual suatu valas oleh
perusahaan merupakan rata-rata tertimbang dari berbagai teknik peramalan yang
digunakan.
Table
12.3 menerangkan berbagai periode peramalan, system devisa, dan metode
peramalan yang direkomendasi. Peramalan jangka pendek umumnya didorong oleh
keinginan melakukan hedging terhadap piutang, utang, atau deviden untuk periode
yang berkisar antara satu minggu hingga satu tahun. Untuk peramalan semacam ini
dibutuhkan keakuratan, kecepatan dan dengan biaya serendah mungkin.
Peramalan
valas dalam jangka panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk
analisis runtut waktu dengan computer ()disebut ARIMA = autoregressive
integrated moving average), ataupun analisis ekonometri dengan regresi berganda
dan analisis fundamental.
3.2
Saran
Kepada
para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan
dengan Pasar Valas
agar lebih memahami beberapa hal tersebut. Penulis berharap dari penulisan
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan, terimakasih.