Kamis, 29 Oktober 2015

teori perdagangan internasional dan investasi-investasi internasional



Reformasi Pasar Bebas Menghidupkan Kembali Perekonomian Cile
            Para manajer bisnis harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai teori ekonomi agar memahami strategi perkembangan ekonomi suatu negara yang sangat tergantung pada keyakinan dan pendidikan perencana ekonomi pemerintah. Dengan mengikuti dari dekat tindakan dan pidato tersebut. Jika mereka mengetahui teori-teori yang di garisbawahi, mereka dapat mengantisipasi perubahan strategi pemerintah dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk keuntungan mereka.
            Perekonomian cile berada dalam kekacauan setelah rezim Allende. Inflasi naik lebih dari 1000 persen pertahun, dan utang negara yang membebani benar-benar tidak dapat diatur. Pemerintahan Allende telah mengikuti kebijakan dari banyak negara berkembang pada saat itu keterlibatan mendalam dalam ekonomi termasuk bea cukai yang tinggi pada impor untuk melindungi industri lokal, pengadaan pajak penghasilan dari sektor swasta, dan pemberian subsidi yang besar untuk industri-industri terpilih.
            Pejabat pemerintahan Allende menunjuk satu group ekonom konservatif cile untuk merancang program baru. Group itu disebut “Chicago Boys” karena mereka adalah lulusan dari university of chicago. Isi dari program Chicago Boys dan pengaruhnya terhadap bisnis cile tidaklah mengejutkan siapa pun yang memiliki pengetahuan teori ekonomi.
            Salah satu perubahan paling penting yang direkomendasikan oleh para ekonom dan mempengaruhi pemerintah adalah penurunan bea impor dari setinggi 1.000 persen menjadi tingkat dasar 10 persen. Terlebih lagi hambatan-hambatan impor lainnya dihilangkan, sehingga secara nyata siapa pun bebas mengimpor apa saja. Sebagai hasilnya, para produsen dan penanam modal dipaksa untuk bersaing dipasar dunia untuk bertahan dalam bisnis. Selanjutnya, bea impor yang lebih rendah mengurangi biaya impor peralatan pokok, yang mendorong investasi bisnis.
            Presiden pembuat perkakas terbesar cile, yang industrinya telah dilindungi dari persaingan asing dengan 1.000 persen bea impor, memberikan opini mengenai program baru ini “ kami dulu memiliki 5000 tenaga kerja dan produktivitas tahunan per satu orang tenaga kerja hanyalah 59.000. sekarang kami memiliki 1,860 tenaga kerja, dan akhirnya usaha kami dapat menunjukan keuntungan.”
            Tidaklah mengejutkan bagi siapa pun yang memiliki pengetahuan ekonomi bahwa akan ada kontraksi dari industri lokal ketika perusahaan kehilangan perlindungan dari impor. Walaupun pembuat perkakas ternama menyebutkan sebelumnya bahwa ia dapat bersaing setelah kehilangan perlindungan dari impor. Walaupun pembuat perkakas ternama menyebutkan sebelumnya bahwa ia dapat banyak dari pembuat perkakas yang terpaksa keluar dari bisnis dan kontrak kegiatan operasional mereka.
            Walaupun kebijakan moneter ketat yang berkaitan dengan krisis keuangan global disertai dengan kekeringan parah menyebabkan turunnya pertumbuhan pada tahun 1998 dan tahun 1999, cile mempertahankan kebijakan pasarnya dan kepercayaan dirinya terhadap pasar dunia. Perbaikan dimulai pada akhir tahun 1999 dan pertumbuhan telah dipercepat menjadi lebih dari 6 persen pada tahun 2005. Selain itu, naiknya nilai tembaga cile berkontribusi terhadap cepatnya pertumbuhan nilai ekspor. Cile telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara dan daerah, termasuk uni eropa, mercosur, amerika serikat, kanada, korea, peru, merendahkan seperti “ Chicago Boys” di cile, “tecnicos” di meksiko, dan “ Barkeley Mafia” (ekonom yang berpendidikan di university of california-Barkeley) di indonesia.
Teori Perdagangan Internasional 
            Mengapa negara melakukan proses perdagangan? Pertanyaan ini dan proposisi dari memprediksi arah, komposisi, dan volume barang yang diperdagangkan akan sama pentingnya dengan apa yang berusaha dituju dari teori perdagangan internasional. Menariknya, seperti halnya dengan banyaknya buku ekonomi, rumus pertama dari teori perdagangan dunia adalah motivasi politik Adam Smith, yang kecewa dengan campur tangan dan kontrol pemerintah atas perdaganangan domestik dari asing, akhirnya menerbitkan An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776), sebuah buku yang mengetengahkan idenya untuk berusaha mengembangkan filosofi merkantilisme.
MERKANTILISME
            Merkantilisme, Filosofi ekonomi yang dipopulerkan oleh Smith, berkembang di eropa antara abad ke 16 dan 18. Merupakan sebuah pengaturan politik dan ekonomi yang kompleks, merkantilisme secara sederhana telah ditafsirkan sebagai akumulasi pandangan logam mulia sebagai kegiatan penting untuk kesejahteraan suatu negara. Logam ini, dalam pandangan merkantilis melihat perdagangan internasional sebagai sebuah cara untuk memasok emas dan perak.
TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT
            Adam Smith membuktikan merkantilisme dengan mengklaim bahwa kekuatan pasar  bukan kontrol pemerintah seharusnya menentukan arah, volume, dan komposisi perdagangan internasional. Dia membantah bahwa di bawah perdagangan bebas dan tidak diatur, setiap negara seharusya mengkhususkan produksi barang dan memproduksi dengan lebih efisien (yang akan mendatangkan keunggulan absolut, baik secara alami maupun yang diperoleh melalui usaha).
TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
            David Ricardo (1817) mendemonstrasikan walaupun sebuah negara memegang keunggulan absolut di atas negara lainnya dalam produksi masing-masing dari dua produk berbeda, perdagangan internasional akan dapat menciptakan keuntungan untuk setiap negara (dengan demikian mewakili positive-sum-game, yakni ketika kedua negara “menang” dalam keterlibatan perdagangan).            
                           Menggambarkan kombinasi yang mungkin dari barang-barang untuk konsumsi. Sebelum perdagangan, Cina mungkin memproduksi dan mengonsumsi 5 ton kedelai dan 5 gulung kain (poin A), sementara Amerika Serikat memproduksi dan mengonsumsi 4 ton kedelai dan 2 gulung kain (poin A).
            Bila setiap Negara yang berspesialisasi dalam produksi barang memiliki keunggulan komparatif dan memperdagangkan kelebihan produksinya dengan yang lain, kedua Negara dapat mengonsumsi di poin B. daerah yang diarsir di bawah setiap kurva mengindikasikan keuntungan dari perdagangan.
            Konsep sederhana keunggulan komparatif ini berfungsi sebagai dasar untuk perdagangan internasional, meskipun ketika satu Negara memiliki keunggulan diatas yang lain dalam produksi setiap barang yang diperdagangkan.
            Perhatikan bahwa contoh kami menyebutkan unit input. Ini adalah versi yang lebih modern dari contoh Ricardo dan Smith. Yang hanya menggunakan input tenaga kerja. Mereka melakukannnya karena pada masa itu hanya tenaga kerja yang dianggap penting dalam menghitung biaya produksi. Juga karena tidak ada pertimbangan yang diberikan pada kemungkinan produksi barang yang sama dengan kombinasi dari banyak faktor, dan tidak ada keterangan yang diberikan mengapa biaya produksi berbeda. Hal itu tidak berlangsung lama. Pada tahun 1933, Bertil Ohlin seorang ekonom berkebangsaan Swedia mengkaji penelitian oleh professor ekonominya yang juga berkebangsaan Swedia pada tahun 1919 yakni Eli Heckscher, yang mengembangkan teori faktor dukungan.
Teori Faktor Dukungan Heckscher-Ohlin
Teori faktor dukungan Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa perbedaan internasional dan inter regional dalam biaya produksi terjadi karena perbedaan pasokan dari faktor produksi. Barang-barang yang dibutuhkan sejumlah faktor kekayaan yang berlimpah sehingga lebih murah akan memiliki biaya produksi yang lebih rendah, yang memungkinkan barang-barang tersebut dijual dengan lebih murah di pasar internasional. Misalnya, india, yang relatif dianugerahi sumberdaya manusia (tenaga kerja) jika dibandingkan dengan Jerman, harus berkonsentrasi dalam memproduksi barang-barang dengan yang intensif; Jerman dengan modal yang relatif lebih besar daripada tenaga kerja, seharusnya mengkhususkan produk dengan modal intensif. Ketika Negara-negara ini melakukan proses perdagangan, masing-masing akan memperoleh harga lebih rendah untuk barang-barang yang memerlukan sejumlah besar faktor produksi yang relatif langka di Negara mereka sendiri, dan keduanya akan memperoleh keuntungan dan transaksi.
Seberapa pentingkah teori ini untuk menjelaskan pola perdagangan di masa sekarang? Secara umum, pola perdagangan berhubungan cukup baik dengan teori Heckscher-Ohlin. Negara-negara yang secara relatif memilik sejumlah lahan relatif cukup besar (seperti Australia) memang mengekspor produk dengan lahan yang intensif (seperti biji-bijian dan ternak), sementara negara-negara dengan populasi yang relatif besar (seperti Indonesia dan bangladesh) mengekspor barang-barang dengan tenaga kerja yang intensif. Meskipun demikian, ada pengecualian yang disebabkan oleh sebagian dari asumsi Ohlin. Salah satu asumsi tersebut adalah bahwa harga dari banyak hanya tergantung pada faktor dukungan. Kita mengetahui hal ini tidaklah benar. Faktor harga tidak beratur dalam pasar yang sempurna. Misalnya, upah minimum dan keuntungan yang di sahkan dapat memaksa biaya tenaga kerja meningkat ke titik yang lebih besar dari nilai produk yang dapat dihasilkan para tenaga kerja. Kredit pajak investasi dapat menurunkan biaya modal di bawah biaya pasar, dan sebagainya. Sebagai hasilnya, faktor harga tidak sepenuhnya mencerminkan faktor pasokan.
Ohlin juga berasumsi bahwa teknologi yang diberikan tersedia secara universal tetapi tidaklah seperti itu. Selalu ada keterlambatan antar pengenalan metode produksi baru dan aplikasinya di seluruh dunia. Sebagai hasilnya, teknologi superior sering memungkinkan sebuah Negara untuk memproduksi barang-barang dengan biaya yang lebih rendah dari negara yang didukung dengan faktor yang diperlukan. Sebuah asumsi yang terkait erat adalah bahwa produk yang diberikan adalah tenaga kerja atau modal intensif. Namun, pengamatan metode konstruksi, misalnya, di Negara yang kurang maju akan menunjukkan beton basah dapat dituangkan dengan baik oleh sekumpulan buruh dengan ember atau mesin derek dan operatornya.
Paradox Leontief. Sebuah kajian yang dibuat pada tahun 1953 oleh seorang ekonom Wassily Leontief membantah kegunaan dari teori Heckscher-Ohlin sebagai orang yang memprediksi arah perdagangan. Kajian ini kemudian dikenal sebagai paradoks Leontief, yang menemukan bahwa Amerika Serikat, salah satu Negara dengan modal yang paling intensif di dunia, telah mengekspor produk dengan tenaga kerja yang intensif secara relatif dalam pertukaran untuk impor produk dengan modal yang intensif secara relatif. Para ekonom telah berspekulasi bahwa hal ini terjadi karena Amerika Serikat mengekspor produk dengan teknologi yang intensif yang diproduksi oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi yang membutuhkan investasi modal besar untuk dididik dan dilatih. Pada saat yang sama, Amerika Serikat mengimpor barang yang dibuat dengan teknologi matang yang memerlukan proses produksi massal dengan modal yang intensif yang dioperasikan oleh tenaga kerja yang tidak telatih. Penelitian oleh ekonom Harvard, Sachs dan Shatz telah benar menunjukkan bahwa Amerika Serikat menaikkan ekspor dari barang-barang dengan keterampilan yang intensif ke Negara-negara berkembang sementara mengurangi produksi dari barang-barang yang dikerjakan oleh tenaga kerja yang tidak terlatih. Penjelasan lainnya untuk paradoks yang jelas ini dalam pola perdagangan adalah banyaknya produk yang mungkin diproduksi baik dengan proses modal ataupun tenaga kerja yang intensif, seperti yang kita perhatikan di paragraf sebelumnya. Struktur internasional pada hambatan perdagangan juga secara terpisah menjelaskan hasil Leontief. Sebuah masukan penting dari Leontief adalah mengenali potensi perbedaan dalam bervariasinya tenaga kerja (misalnya, beberapa tenaga kerja terampil, sementara lebih banyak tenaga kerja yang tidak terampil, dan potensi dari produktifitas dari kedua kelompok akan sangat berbeda), sama halnya perbedaannya dalam sumberdaya alam dan modal, dan faktor-faktor ini dapat membantu untuk menjelaskan tingkat dan arah perdagangan.
Perbedaan rasa. Heckscher-Ohlin juga mengabaikan biaya transportasi, tetapi ada barang-barang yang biaya angkutnya tinggi yakni biaya untuk sampai ke tujuan (harga jual ekspor ditambah biaya transportasi) yang lebih besar dari biaya untuk produk yang dibuat secara lokal. Pada kasus ini, akan ada perdagangan kecil. Mengapa tidak mengatakan bahwa tidak akan ada perdagangan? Hal ini karena konstruksi sisi permintaan yang selalu sulit untuk ditangani dalam teori ekonomi dan yang selama ini kita abaikan – perbedaan rasa. Manajer, bagaimanapun juga, tidak dapat mengabaikan perbedaan ini, yang memungkinkan perdagangan mengalir ke arah yang sangat berbeda dengan yang diperkirakan oleh teori keunggulan komparatif – dari Negara dengan harga yang tinggi ke harga yang lebih rendah. Prancis menjual anggur, kosmetik, pakaian, dan bahkan air minum ke Amerika Serikat, yang semuanya diproduksi di Amerika juga, dan umumnya telah terjual dengan harga yang lebih murah. Jerman dan Italia mengirim Porsches dan Maseratis ke Amerika, walaupun Amerika Serikat adalah salah satu dari produsen dari mobil terbesar di dunia. Orang-orang Amerika membeli barang-barang ini tidak hanya berdasarkan harga – variabel independen yang tersirat dalam teori perdagangan telah kita pelajari – tetapi juga karena preferensi rasa. Perbedaan kultur, iklim, tingkat pendapatan, dan struktur populasi dapat membuat perbedaan dalam hal preferensi yang tentu saja memengaruhi pola perdagangan.
            Kita telah menyampaikan teori keunggulan komparatif tanpa menyebutkan uang; meskipun demikian, keunggulan komparatif sebuah Negara dapat dipengaruhi oleh perbedaan antara faktor biaya produksi dalam mata uang Negara itu dan biayanya dalam mata uang lain. Sebagaimana yang akan kita lihat di bagian selanjutnya, uang dapat mengubah arah perdagangan.
BAGAIMANA UANG DAPAT MENGUBAH ARAH PERDAGANGAN
Seandainya biaya total dari tanah, tenaga kerja, dan modal untuk memproduksi hasil harian dari kedelai atau kain dalam contoh keunggulan absolut adalah $10.000 di Amerika Serikat dan 80.000 yuan di Cina, biaya per unit sebagai berikut.
Harga per unit
Komoditas
Amerika Serikat
Cina
Kedelai (ton)
$10.000/3= $3.33/ton
80.000 yuan/1= 80.000 yuan/ton
Kain (gulung)
$10.000/2= $5.000/gulung
80.000 yuan/4= 20.000 yuan/gulung
 Untuk menentukan apakah lebih menguntungkan, membeli secara lokal atau mengimpor, para pedagang harus mengetahui harga dalam mata unag mereka sendiri. Untuk mengubah mata uang dari mata uang asing ke mata uang domestik, mereka menggunakan nilai kurs.
Nilai kurs. Nilai kurs adalah harga satu mata uang yang dinyatakan dalam bentuk mata uang lainnya. Jika nilai yang berlaku adalah $1=8 yuan, maka 1 yuan pasti seharga 0,125 dolar*. Menggunakan nilai kurs $1= 8 yuan, harga di contoh sebelumnya bagi pedagang Amerika Serikat sebagai berikut.
Harga per unit
Komoditas
Amerika Serikat
Cina
Kedelai (ton)
$3.33
80.000 yuan
Kain (gulung)
$5.000
20.000 yuan
Produsen kedelai Amerika bisa mendapatkan $6.667 lebih per ton dengan mengekspor kedelai ke Cina daripada yang bisa mereka dapatkan dengan menjual secara lokal, **tetapi apakah pembuat kain Cina bisa mendapatkan keuntungan dengan mengekspor ke Amerika Serikat? Untuk mengetahuinya, mereka harus mengubah harga Amerika ke yuan Cina.
Harga per unit
Komoditas
Amerika Serikat
Cina
Kedelai (ton)
26.664 yuan
80.000 yuan
Kain (gulung)
40.000 yuan
20.000 yuan
Ini nyata bahwa pembuat kain Cina akan mengekspor kain ke Amerika Serikat karena mereka dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi, yakni 40.000 yuan per gulung. Meskipun demikian, pembuat kain Amerika memerlukan beberapa argumen penjualan untuk menjual di Amerika Serikat jika mereka mau mengatasi perbedaan harga $2.500. Ricardo tidak mempertimbangkan kemungkinan ini; pada masanya, produk dianggap homogen dan karenanya dijual hanya dengan harga dasar.
*jika $1= 8 yuan, untuk menemukan nilai 1 yuan dalam dolar, bagi kedua sisi persamaan dengan 8. Maka 1 yuan= 1/8= $0,125.
**misalnya, untuk menghitung data ini, anda harus mengalikan harga Amerika $3,333 per ton kedelai kali 8 yuan per dolar, menghasilkan harga 26,664 yuan per ton.
Pengaruh nilai kurs. Kedelai ke Cina dan kain ke Amerika akan menjadi arah perdagangan selama nilai kurs tetap sekitar $1= 8 yuan. tetapi jika dolar menguat $1= 24 yuan, kedelai Amerika akan seharga dengan kedelai Cina, dan impor akan terhenti. Di sisi lain, jika dolar melemah $1= 4 yuan, maka 1 gulung kain Cina akan seharga $5.000 bagi penjual Amerika dan mereka akan memiliki sedikit alasan untuk mengimpor.
            Pada 26 Juli 2005, dolar Amerika serikat diperdagangkan pada kurs 1,207 terhadap euro. Menjelang 26 Mei 2008, nilai dolar menurun sampai lebih dari 30 persen, mencapai kisaran 1,577 per euro. Perusahaan-perusahaan eropa telah ditekan untuk menurunkan harga euro dari ekspor mereka ke Amerika serikat untuk memelihara pangsa pasar mereka. Contoh berikut mendemostrasikan dampak apresiasi euro pada harga euro dari impor Amerika ke Eropa.
Boeing menginginkan $100 juta untuk satu dari pesawat jet 787 Dreamliner-nya. Pada juli 2005 , nilai kurs $1,207= €1, perusahaan akan dibebani €82,85 juta untuk pesawat tersebut. Untuk mendapatkan $100 juta untuk pesawat di bulan Mei 2008 dengan nilai kurs $1,577= €1, boeing hanya akan dihargai €63,41 juta, atau berkurang €19,44 juta. Perubahan ini akan meningkatkan daya saing Boeing melawan pesaing berbasis Eropa seperti Airbus ketika mencoba untuk menjual pesawat terbang ke perusahaan penerbangan di Eropa dengan harga-sensitif.
            Cara lain suatu Negara dapat berusaha untuk mendapatkan kembali daya saing dalam pasar dunia melalui devaluasi mata uang (menurunkan harga dari suatu nata uang terhadaomata uang lainnya). Perhatikan bahwa di banyak kasus, tetapi dengan tanpa arti, tindakan ini dapat membiarkan harga-harga domestik sebagian besar tidak berubah.
Untuk memerangi inflasi yang semakin meluas, pemerintah Argentina memutuskan untuk menentukan nilai tukar tetap dari 1 peso ke 1 dolar Amerika serikat. Walau pun tarif dolar berhasil dalam menstabilkan keuangan Negara, hal ini juga membuat argentina menjadi Negara yang paling mahal di dunia untuk melakukan bisnis. Banyak juga yang menyalahkan  tarif untuk resesi yang telah berlanjut sejak tahun 1998 dan menyebabkan tingginya pengangguran. Walaupun rata-rata upah adalah $600 per bulan, banyak harga yang sama dengan yang ada di eropa. Keresahan ini yang menyebabkan kerusuhan luas, dan presiden Argentina akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Pada Januari 2002. Tiga hari setelah pengambilan kantor, pemerintah sementara Argentina meninggalkan dasawarsa lama kebijakan nilai tukar tetap. Segera setelah itu, peso mengalami devaluasi dramatis dan tiba-tiba menurun dari $1 menjadi hanya 27 sen dalam 5 bulan. Impor menjadi mahal dan ekspor menjadi menarik. Dalam lima tahun devaluasi, ekspor telah tumbuh dari 2 menjadi 7 persen dari output nasional. Meningkatnya investasi domestik dan produksi menggantikan impor. Pengangguran hilang setelahnya, menjadi 13 persen. Bruto produk domestik meningkat 38% dalam tiga tahun.
BEBERAPA PENJELASAN TERBARU MENGENAI ARAH PERDAGANGAN
Teori perdagangan internasional yang telah kita bahas pada dasarnya merupakan satu-satunya penjelasan teoretis perdagangan yang tersedia bagi kita sampai setengah abad kedua dari abad 20. Meskipun demikian, sejak saat itu, beberapa penjelasan lainnya untuk perdagangan internasional mungkin telah dikembangkan.
Teori Permintaan Tumpang Tindih Linder. Ekonom Swedia lainnya, Stefan Linder, mengenai bahwa teori Heckscher-Ohlin yang berorientasi penawaran, berdasar pada faktor dukungan yang sudah cukup menjelaskan perdagangan internasional untuk produk utama. Namun, dia yakin ada penjelasan lain yang diperlukan untuk perdagangan dalam manufaktur barang. Dalam bentuk paling murni, teori Heckscher-Ohlin mengharapkan Negara-negara maju agar lebih banyak berdagang dengan Negara-negara berkembang yang memiliki faktor dukungan berbeda, daripada dengan Negara-negara maju lainnya yang memiliki faktor dukungan sama. Sebaliknya, teori permintaan tumpang tindih Linder menyatakan bahwa cita rasa konsumen lebih berpengaruh kuat terhadap tingkat pendapatan, dan oleh karena itu tingkat pendapatan Negara per kapita menentukan jenis barang-barang untuk memenuhi permintaan ini, jenis produk manufaktur yang mencerminkan tingkat pendapatan Negara per kapita. Barang-barang yang diproduksi untuk konsumsi domestik nantinya akan diekspor karena persamaan pendapatan dan permintaan di Negara-negara lain.
            Dengan demikian, teori Linder menyimpulkan bahwa perdagangan internasional dalam barang-barang manufaktur akan lebih besar antara Negara-negara dengan tingkat pendapatan yang berbeda. Situasi inilah yang sangat diamati pada bab 2 selama ulasan data perdagangan. Walaupun dua Negara maju mungkin memiliki faktor dukungan yang sama – dibawah teori Heckscher-Ohlin yang menghasilkan perdagangan terbatas di antara mereka – negara-negara ini tetap dapat memiliki volume besar perdagangan satu sama lainnya. Barang-barang yang akan diperdagangkan mungkin adalah barang yang terdapat pada permintaan tumpang tindih (konsumen di kedua Negara meminta barang yang sama) misalnya, jika sebuah perusahaan di Amerika seperti Apple menciptakan ponsel canggih dengan fitur-fitur yang maju lainnya, seperti Jepang dan Negara-negara Eropa Barat, walaupun Negara-negara tersebut memiliki produsen ponsel mereka sendiri. Perhatikan bahwa model Linder berbeda dari model keuntungan komparatif yang dalam hal ini tidak menentukan ke arah mana barang-barang yang ditentukan akan pergi. Kenyataannya, Linder menentukan bahwa sebuah barang mungkin akan pergi ke arah-arah yang lain. Tentu saja, anda mengenali perdagangan intrsindustri ini terjadi karena perbedaan produk; misalnya, Motorola mengekspor ponselnya ke Swedia dan Jepang dan Sony-Ericson mengekspor ponselnya ke Amerika serikat, karena para konsumen di kedua Negara mengetahui perbedaan dalam merek.
Siklus Hidup Produk Internasional. Hipoteisis dari siklus hidup produk internasional dirumuskan oleh Raymond Vernon pada tahun 1960-an. Konspep ini memperhatikan peran inovasi dalam pola perdagangan, melihat sebuah barang sebgai suatu siklus hidup penuh dari tingkat internasionalisasi sampai standarisasi. Tingkat inovasi awal ari siklus meminjam teori Linder dalam hal motivasi dan respons pengusaha untuk melihat kesempatan besar. Tiga tingkat berikutnya adalah ketika sebuah produk dikatakan lulus. Konsep ini dapat diterapkan untuk pengenalan produk baru oleh perusahaan di Negara-negara maju manapun, tetapi karena lebih banyak produk baru telah berhasil diperkenalakan dalam skala komersial di Amerika serikat, mari kita memperhatikan Siklus Hidup Produk Internasional (Intenational Product Life Cycle – IPLC) karena hal ini diterapkan di Amerika serikat.
1.      Ekspor Amerika Serikat. Oleh karena Amerika serikat memiliki populasi terbesar konsumen dengan pendapatan tinggi dari berbagai Negara di dunia, persaingan untuk pelanggan tetap mereka sangat kuat. Para produsen dipaksa untuk senantiasa mencari cara terbaik memuaskan kebutuhan konsumen mereka. Untuk menyediakan produk-produk baru, perusahaan membiayai penelitian dan pengembangan laboratorium yang harus terus-menerus menghubungi pemasok material yang mereka butuhkan untuk pengembangan produk. Merupakan sebuah fakta bahwa para pemasok mereka di Negara ini juga memfasilitasi hubungan yang ada. Dalam tahap awal siklus hidup produk, rancangan dan metode produksi berubah. Dengan mendekati pasar, manajemen dapat bereaksi dengan cepat menanggapi feedback konsumen dan lebih mudah menyediakan layanan perbaikan lokal. Semua faktor ini menjadikan Amerika Serikat sebagai pelopor pengenalan produk baru. Untuk beberapa saat, perusahaan-perusahaan Amerika akan menajdi satu-satunya produsen dari produk tersebut. Setelah mempelajari produk, konsumen luar negeri alan membelinya dari perusahaan Amerika. Pasar ekspor kemudiakan akan berkembang dengan baik.
2.      Produksi Asing Dimulai. Konsumen luar negeri, khususnya di Negara-negara maju, memiliki kebutuhan yang sama dan kemampuan untuk membeli produk. Volume ekspor meningkat dan mungkin menjadi cukup besar unutk menyongkong produk lokal, khususnya di pasar yang lebih besar. Teknologi untuk memproduksi barang telah menjadi cukup stabil, dan jika inovatornya adalah perusahaan multinasional, ia akan sering mengirimi cabangnya informasi produk baru dengan perincian lengkap bagaimana memproduksinya. Bagi manajer asing yang tidak memiliki afiliasi, setelah mempelajari produk, ia akan mendapatkan izin dari perusahaan yang melakukan inovasi untuk menghasilkan produk (atau selain itu mungkin berinisiatif berusaha untuk mengimitasi atau menciptakan teknologi di sekitar perusahaan yang melakukan inovasi agar dapat menangkap pasar). Produksi asing akan dimulai yang akan menyediakan keuntungan dari berkurangnya biaya untuk transportasi dan komunikasi lokal. Perusahaan Amerika masih akan tetap mengekspor ke pasar-pasar yang tidak melakukan tindakan produksi, tetapi pertumbuhan ekspornya akan berkurang karena izin dan investasi asing langsung mengganti ekspor sebagai sumber penawaran ke berbagai pasar internasional.
3.      Persaingan Asing Di Pasar Ekspor. Oleh karena manufaktur asing baru memperoleh pengalaman dalam pemasaran dan produksi, biayanya akan jatuh. Kejenuhan pasar lokal mereka kan menyebabkan mereka mencari pembeli di mana saja. Mereka bahkan mungkin akan menjual dengan harga yang lebih murah dari produsen Amerika jika mereka menikmati keuntungan seperti biaya buruh dan bahan mentah yang lebih rendah. Pada tahap ini, perusahaan-peusahaan asing berkompetisi dalam pasar ekspor, dan sebagai hasilnya, penjualan ekspor Amerika akan terus menurun. Sampai tahap ini, inovasi perusahaan Amerika mungkin telah mengembangkan versi terbaru dari produk dan mulai membuat skala kembali dari produksi asli untuk mulai memusatkan perhatian hanya pada inovasi terbaru.
4.      \persaingan impor di Amerika Serikat. Jika penjualan domestik dan ekspor memungkinkan produsen asing mencapai skala ekonomi yang dinikmati perusahaan Amerika, mereka mungkin mencapai titik kettika mereka dapat bersaing dalam kualitas dan harga yang lebih murah dari perusahaan Amerika di pasar Amerika. Dari titik ini, pasar Amerika Serikat akan dilayani secara eksklusif (atau hampir begitu) dengan impor. Televisi, sepatu, dan keping semikonduktor DRAM (dynamic random access memory) adalah contoh-contoh dari produk-produk seperti itu. Hal ini menyediakan tekanan yang meningkat dalam perusahaan yang mencoba untuk mencapai inovasi dan perbaikan produk, yang mungkin sejalan unutk memulai IPLC baru.
Para penulis yang membahas konsep IPLC telah mengklaim bahwa siklus ini mungkin akan berulang seperti pada negara-negara kurang maju (Less Developed Countries-LDC) dengan biaya tenaga kerja yang masih rendah untuk memperoleh teknologi dan dengan demikian memperoleh keunggulan biaya di atas negara-negara yang lebih maju. Walaupun penelitian kecil telah dikerjakan untuk konsep IPLC, pengamatan Bank Dunia kelihatannya memberikan alasan yang masuk akal untuk perubaha lokasi produk ini, sebagaimana yang disarankan kutipan berikut.
Dengan negara-negara yang maju dalam skala keunggulan komparatif, ekspor mereka dapat menambah ekspor negara-negaa yang lulus ke level yang lebih tinggi.... Sebuah kasus yang menjadi perhatian adalah Jepang, yang keunggulan komparatifnya telah berpindah ke ekspor modal intensif tinggi. Pada gilirannya, negara-negara berkembang dengan dukungan modal sumber daya manusia yang relatif tinggi... dapat mengambil posisi Jepang dalam kegiatan ekspor produk dengan modal sumber daya manusia yang relatif intensif, dan negara-negara dengan dukungan modal fisik yang relatif tinggi, seperti Brasil dan Meksiko, dapat mengambil posisi Jepang dalam mengekspor produk modal fisik secara relatif. Akhirnya, negara-negara di tingkat pengembangan yang lebih rendah dapat menggantikan negara-negarra tingkat menengah dalam kegiatan ekspor komoditas dengan tenaga kerja tidak terampil yang intensif.
Baru-baru ini, perhatian diberikan pada munculnya perusahaan-perusahaan yang disebut “dilahirkan secara global”, yakni perusahaan-perusahaan yang menjadi internasional dalam kegiatan operasional mereka sejak awal pendiriannya. Walaupun beberapa telah menentang bahwa perusahaan ini tidak mungkin menginternasionalkan kegiatan operasional dan produk mereka dengan cara lama IPLC, mereka sering meningkatkan komitmen unutk pasar-pasar internasional dengan melakukan upaya secara berangsur-angsur yang mungkin konsisten terhadap konsep IPLC.
Siklus Hidup Tekonologi. Sangatlah berguna membedakan produk baru dan teknologi baru yang digunakan dalam menghasilkan sebuah produk (seperti pemilihan proses yang meningkat hasilnya dalam pembuatan besi atau alat pengecatan robotik dalam manufaktur mobil). Sementara konsep IPLC yang baru dibahas hanya fokus pada hasil akhir barang untuk konsumsi, kelihatannya ada fenomena hubungan dekat berkaitan dengan teknologi produksi, yang mungkin disebut siklus hidup internasional. Teknik dan alat produksi kelihatannya memliki siklus dari perkembangan awal dan digunakan di negara-negara industri maju untuk akhirnya diadopsi di negara-negara berkembang. Siklus ini penting karena teknik dan alat produksi dapat menjadi ekspor penting dari negara-negara industri.
Konsep siklus hidup teknologi berasal dari kecenderungan negara-negara industri untuk mendapatkan pendapatan tinggi dan upah tinggi. Terdapat insentif untuk berinvestasi di teknologi pengurangan tenaga kerja baru untuk mengurangi biaya yang berhubungan dengan tingginya upah tenaga kerja. Oleh karena itu, negara-negara industri cenderung menjadi inovator dalam mengembangkan teknologi produksi yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Meningkatkan produktivitas cenderung untuk memproduksi kenaikan upah selanjutnya, berkontribusi untuk meneruskan usaha guna mengembangkan teknologi baru.
Hasil dari pengembangan ini bisa jadi siklus teknologi yang menyerupai IPLC. Tahap awal melibatkna pengembangan teknologi baru ( seperti, sebuah mesin unutk mengelas panel secara otomatis dalam pembuatan mobil) di negar-negara industri. Teknologi ini digunakan di negara-negara inovatif dan selanjutnya diekspor ke negara-negara berkembang dengan upah tenaga kerja tinggi lainnya. Teknologi ini tidak bisa cepat diekspor ke negara-negar berkembang, karena adanya tenaga kerja dengan upah.
Dialokasikan di atas jumlah output yang lebih besar. Sebagian besar kegiatan manufaktur adalah subjek dari skala ekonomi dan industri tambang serta transportasi juga memiliki kecenderungan untuk menguntungkan dari peningkatan tingkat pengembalian pada skala. Biaya produksi juga turun karena kurva pembelajaran. Oleh karena perusahaan menghasilkan lebih banyak produk, mereka mempelajari jalan untuk memperbaiki produk secara efisien yang menyebabkan biaya produksi menurun dengan jumlah yang bisa diperkirakan.
Skala ekonomi dan kurva pengalaman memengaruhi perdagangan internasional karena mereka dapat mengizinkan industri-industri sebuah Negara untuk menjadi produsen berbiaya rendah tanpa meminta Negara tersebut memiliki sumber daya yang melimpah dari faktor produksi tertentu. Selanjutnya, seperti kasus dalam keunggulan komparatif, Negara yang berspesialisasi dalam menghasilkan sedikit produk dan melakukan proses perdagangan dengan Negara lainnya untuk memasok sisa dari kebutuhan mereka. Perdagangan internasional dipromosikan karena perusahan-perusahan suatu Negara mungkin tidak dapat mencapai secara penuh skala ekonomi potensial hanya melalui pasar domestik, bahkan untuk Negara sebesar Amerika Serikat. Contoh-contohnya termasuk semikonduktor, komputer dan pesawat komersial. Konsumen Amerika mendapat manfaat dari kualitas yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah untuk produk-produk ini karena perusahan-perusahan seperti Intel, Hewlett-Packared, dan Boeing dapat menyebar biaya tetap yang sangat tinggi di atas penjualan dalam pasar luar negeri juga pasar dalam negeri.
Persaingan Tidak Sempurna. Dengan menggabungkan konsep skala ekonomi dengan adanya produk-produk yang dibedakan, Paul Krugman mengembangkan sebuah model yang akan membantu menjelaskan tingkatan perdagangan antar Negara yang diamati intraindustri (dalam-industri). Krugman beralasan bahwa produksi barang dikonsentrasikan secara geografis dan disebabkan oleh skala ekonomi. Dia juga beralasan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan keterbatasan sumber daya dan persaingan tidak sempurna menyebabkan perusahan-perusahan yang ada di Negara-negara tersebut secara identik membuat bermacam produk yang unik untuk menghindari persaingan langsung. Adanya perbedaan produk ini – penciptaan ciri-ciri yang terpisah untuk produk, melalui perbedaan yang aktual (penataan) atau yang dirasakan (gambar) biasanya didukung dengan iklan dalam rangka mendorong loyalitas merek – adalah elemen penting dalam model Krugman. Karena produk dibedakan, setiap perusahan mungkin bertindak seperti pemegang monopoli yang respek terhadap produk unik yang dimiliki, dan lebih banyak perusahan akan menghadirkan lebih banyak keberagaman barang dipasar. Oleh karena perusahan-perusahan dari Negara yang berbeda masing-masing memproduksi beragam produk yang unik, tetapi konsumen di setiap Negara membeli beberapa dari setiap produk (seperti yang diprediksikan oleh Linder), kita dapat melihat perdagangan intraindustri antarnegara yang sama atau bahkan identik. Keberadaan perdagangan internasional dapat menciptakan pasar lebih besar yang mengizinkan pemanfaatan skala ekonomi internal (spesifik perusahaan) oleh perusahaan-perusahaan yang berdagang. Dukungan empiris untuk model Krugman telah ditunjukkan banyak penelitian, termasuk seperti industri-industri mobil, kimia khusus, anggur, dan model ini membantu menjelaskan tingginya proporsi (kira-kira seperempat) dari industri perdagangan di seluruh perdagangan internasional.
Teori Penggerak Pertama (First-Mover Theory). Seperti yang disarankan pada bagian sebelumnya, ada beberapa Negara yang secara khusus berspesialisasi ketika terjadi peningkatan tingkat pengembalian pada skala dan pengalaman. Namun, pola perdagangan barang yang diamati tergantung pada skala ekonomi yang mungkin ditentukan oleh faktor-faktor historis, seperti Negara mana yang memasuki industri untuk pertama kali. Beberapa teoretikus manajemen menyanggah bahwa perusahan-perusahan yang memasuki industri pertama kali (penggerak pertama) akan dapat memperoleh pangsa pasar yang besar, mengizinkan mereka untuk memperoleh keuntungan seperti penurunan biaya dan peningkatan keahlian teknis awal. Hal ini dapat mematahkan semangat pendatang asing yang mungkin harus masuk dengan biaya tinggi, setidaknya pada awalnya. Salah satu penelitian di berbagai industri menunjukkan bahwa penggerak pertama memegang 30 persen pangsa pasar dibandingkan 13 persen untuk pendatang selanjutnya. Data lainnya menemukan bahwa 70 persen pemimpin dipasar saat ini adalah penggerak pertama.
            Akan tetapi, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mungkin terdapat banyak kekurangan dari penelitian sebelumnya, seperti yang didasarkan pada survei dari perusahaan-perusahaan yang bertahan dan tidak termasuk sejumlah besar para perintis jalan sesungguhnya. Misalnya, perusahaan Amerika, Amplex, yang pertama kali membuat VCR, tetapi karena memiliki harga sangat tinggi ($50.000), produk itu hanya terjual sedikit. Sony dan Matsushita melihatnya sebagai pasar potensial dan bekerja untuk membuat VCR yang bisa mereka jual dengan harga $500. Mereka mencapai tujuan itu dan menguasai pasar. Penelitian selanjutnya telah menujukkan bahwa, di banyak kasus, keberhasilan didapat oleh para pengikut yang cepat atau bahkan ke “penggerak terakhir”, perusahaan-perusahaan yang sering memasuki pasar beberapa tahun setelah “penggerak pertama”. Walaupun bukti sehubungan dengan apakah penggerak pertama mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan tetap tidak meyakinkan atau bertentangan, telah menjadi teori bahwa faktor mendasar yang memengaruhi keberhasilan penggerak pertama mungkin adalah kompetensi yang diwujudkan dalam Negara atau lokasi munculnya investor.
Keunggulan Kompetitif Nasional dari Kelompok Regional. Daya saing nasional melibatkan kemampuan sebuah Negara untuk merancang, memproduksi , mendistribusikan, atau memberikan pelayanan produk dalam konteks perdagangan internasional seraya mendapatkan kenaikan tingkat pengembalian pada sumber dayanya. Kemampuan Negara untuk meraih keberhasilan internasional secara terus-menerus dalam industri tertentu mungkin dijelaskan oleh variabel-variabel lain dari faktor-faktor produksi yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif dan tori Heckscher-Ohlin. Misalnya, karya yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang di masa yang akan dating (seminal) Alfred Marshall dalam teori ekonomi membantu menjelaskan mengapa di banyak industri, perusahaan-perusahaan cenderung berkelompok bersama-sama berdasarkan geografis. Dia menyarankan bahwa kelompok geografis berperan bersama karena tiga alasan: (1) keunggulan yang dihubungkan dengan sumber tenaga kerja yang umum, sehingga pengangkatan pegawai yang dibutuhkan bisa dipenuhi dengan cepat, bahkan dengan fluktuasi permintaan yang tak terduga; (2) keuntungan dari perkembangan pemasok lokal yang dikhususkan, terutama pada kegiatan operasional dan keterampilan yang dapat dikoordinasikan dengan kebutuhan para pembeli; dan (3) manfaat yang dihasilkan dalam wilayah geografis dari pembagian informasi teknologi dan peningkatan kesesuaian terkait tingkatan inovatif.
            Michael Porter, seorang professor ekonomi di Harvard, menjabarkan karya dari Marshall. Diamond Model dari keunggulan nasionalnya mengklaim bahwa empat variabel akan berdampak pada kemampuan perusahaan lokal di sebuah Negara untuk memanfaatkan sumber daya Negara guna memperoleh keunggulan kompetitif.
1.      Kondisi Permintaan: sifat dasar, lebih dari hanya sekedar ukuran permintaan domestik. Jika konsumen dari sebuah perusahaan tersebut berpengalaman dan memiliki banyak permintaan, ia akan berjuang untuk menghasilkan produk inovatif dan berkualitas tinggi. Dalam melakukannya, ia akan mendapatkan keunggulan kompetitif secara global atas perusahaan-perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang kurang memiliki tekanan domestik. Ini mungkin telah menjadi kasus di masa lalu, ketika perusahaan internasional mengenalkan produk-produk baru mereka di pasar dalam negeri terlebih dahulu (sebuah kondisi dari teori siklus produk internasional), tetapi selama banyak perusahaan memperkenalkan produknya secara global, variabel ini akan kehilangan kepentingannya.
2.      Faktor kondisi: tingkat dan komposisi dari faktor produksi. Porter membedakan antara faktor dasar (teori Heckscher-Ohlin) dan faktor lanjutan (infrastruktur suatu Negara, seperti telekomunikasi dan sistem transportasi, atau lembaga riset universitas). Dia juga membedakan antara faktor yang diciptakan (seperti dari investasi yang dibuat oleh perorangan, perusahaan, atau pemerintah) dan faktor yang diturunkan (seperti sumber daya alam dan lokasi). Kurangnya dukungan alam telah menyebabkan negra-negara berinvestasi di pembentukan faktor lanjutan, seperti pendidikan tenaga kerja, pelabuhan bebas, dan sistem komunikasi lanjutan, untuk memungkinkan industri-industri mereka menjadi kompetitif secara global. Negara-negara di Karibia telah memperbarui sistem komunikasi mereka untuk menarik perbankan dan perusahaan pelayanan lainnya yang memiliki sedikit kebebasan pada faktor dasar produksi.
3.      Industri-industri pendukung dan terkait: pemasok dan jasa pendukung industri. : pemasok dan jasa pendukung industri. Selama beberapa dasawarsa, perusahaan-perusahaan di industri dengan pemasoknya, para pemasok dengan pemasoknya, dan yang lainnya, telah cenderung membentuk kelompok di lokasi yang ditentukan dan sering tanpa alasan aawal yang jelas. Akan tetapi, industri-industri pendukung dan terkait berfungsi sebagai pondasi penting untuk kesuksesan kompetitif  oleh penyediaan jaringan pemasok, subkontraktor, dan infrasturktur komersial. Misalnya, San Francisco Bay Area memiliki rangkaian industri-industri pendukung dan terkait untuk industri computer personal. Hal ini termasuk penelitian, rancangan, produksi, atau memberikan pelayanan kegiatan operasional seperti para pemasok sebagai perancang semikonduktor, kapitalis usaha yang memahami secara teknologi, dan pengacara hak kekayaan intelektual, juga terkait dengan industri-industri seperti peralatan ilmiah, elektronik (seperti MP3 player, personal digital assistant – PDA), alat telekomunikasi, pengembang perangkat lunak, dan cakupan luas perusahaan-perusahaan terkait internet.
4.      Strategi perusahaan, struktur, dan persaingan: luasnya persaingan domestik, adanya hambatan-hambatan untuk masuk, serta gaya dan organisasi manajemen perusahaan. Porter menegaskan bahwa perusahaan akan menjadi sasaran persaingan yang berat di pasar domestik yang terus berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi, yang membuat mereka lebih kompetitif secara internasional. Selama beberapa dasawarsa, perusahaan di industri-industri oligopolistik telah mengawasi dengan hati-hati setiap pergerakan pesaing dan bahkan telah memasuki pasar asing karena para pesaing mereka telah pergi ke sana. Misalnya, produsen otomotif Jepang, seperti Toyota, Honda, Nissan dan Mitsubishi telah bersaing dengan penuh semangat satu sama lain selama beberapa dasawarsa di pasar domestik mereka. Mereka terus-menerus menekan satu sama lain untuk meningkatkan kualitas dan performa produk mereka karena tidak ingin beresiko kehilangan pangsa pasar. Persaingan hebat ini telah memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mengembangkan lapabilitas pemimpin dunia dalam desain dan manufaktur mobil. Segera setelah dari salah satu perusahaan ini mengadu nasib keluar menuju pasar internasional, seperti Amerika Serikat, Eropa atau Asia Tenggara untuk menjual atau mendirikan pabrik mobil, para pesaingnya cenderung mendekat di belakang untuk menghindari penurunan dalam persaingan internasional relatif.
Selanjutnya untuk keempat variabel ini, Porter mengklaim bahwa persaingan akan dipengaruhi pemerintah dan kesempatan. Misalnya, persaingan mungkin dipengaruhi kebijakan pemerintah, seperti insentif, subsidi, perlindungan sementara dari pesaing asing, perkembangan infrastruktur, atau melalui berbagai macam peristiwa, seperti terobosan penelitian lokasi, dan waktu atau keberuntungan.
Porter membuktikan bahwa faktor-faktor ini pada dasarnya tak terkait, menciptakan sebuah”lingkaran kebaikan” dari sumber daya generasi dan aplikasi, juga kecepatan respons dalam memenuhi permintaan konsumen, seperti yang digambarkan di Tampilan 3.3.
Teori Porter melengkapi teori Ricardo dan Heckscher-Ohlin. Namun, seperti catatan yang dinyatakan ekonom John Dunning, tidak ada yang baru dalam analisis Porter. Akan tetapi, Porter memang menetapkan sebuah model yakni faktor penentu daya saing nasional yang mungkin dikenali. Masalah lain adalah bukti Porter mengenai sebuah anekdot, berdasarkan penelitian empiris yang ketat, walaupun kajian di sector seperti industri mobil telah menyediakan dukungan untuk teori ini. Selanjutnya, daya saing secara umum diterapkan di perusahaan-perusahaan, daripada Negara-negara, walaupun faktor spesifik Negara dapat menyediakan fondasi kritis untuk menciptakan dan meningkatkan persaingan sebuah perusahaan atau industri di tingkat internasional.



Tampilan 3.3 Variabel yang memengaruhi Keunggulan Kompetitif: Diamond Model dari Porter
Persaingan, Struktur, dan Strategi Perusahaan
 
Kesempatan










 




Pemerintah

Sumber: Dicetak kembali dengan izin Harvard Business Review. “The Competitive Advantage of Nations” oleh Michael E. Porter, Mare-April 1990, hlm.77. Hak Cipta © 1990 oleh Presiden dan Pengelola Harvard College, semua hak milik.

Ringkasan Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional terjadi terutama karena perbedaan harga yang relatif di antara negara-negara. Perbedaan ini timbul akibat perbedaan biaya produksi yang merupakan hasil dari:
1.      Perbedaan dukungan alam faktor produksi
2.      Perbedaan tingkat teknologi yang menentukan intensitas faktor yang digunakan
3.      Perbedaan dalam efisiensi dengan intensitas faktor yang di manfaatkan
4.      Kurs valuta asing
Meskipun demikian, perbedaan cita rasa dan variabel permintaan dapat mengubah arah perdagangan yang diprediksi oleh teori.
            Teori perdagangan internasional menujukkan bhawa Negara-negara akan mencapai tingkatan keberlangsungan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi barang-barang ynag memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak memiliki keunggulan komparatif. Umumnya, hambatan perdagangan menghentikan arus bebas barang-barang akan membahayakan kesejahteraan sebuah Negara. Bab 8 membahas kekuatan politik yang menguji banyak pendapat yang telah di presentasikan dalam mendukung hambatan perdagangan internasional atas barang dan jasa.
Teori Investasi Internasional
Teori investasi internasional kontemporer telah diperluas jauh dari teori klasik yang menyebutkan bahwa perbedaan dalam suku bunga untuk investasi dari besarnya risiko adalah alasan modal internasional bergerak dari satu Negara ke Negara lain. Untuk membuatnya terjadi, harus ada persaingan sempurna, tetapi seperti dinyatakan Kindleberger, ekonom sekaligus penulis. “Di bawah persaingan yang sempurna, investasi asing langsung tidak akan terjadi, dan tidak juga terjadi di dunia yang kondisinya kurang kompetitif”. Bagian ini khususnya berfokus pada teori investasi asing langsung, yang meliputi kepemilikan dan control investasi internasional yang melibatkan aset fisik atau riil seperti pabrik-pabrik atau fasilitas lainnya, daripada teori-teori yang berkaitandengan tipe lain dari investasi internasional seperti portofolio saham, obligasi, atau bentuk lain dari utang. Investasi asing langsung melibatkan pendirian produksi atau fasilitas lainnya di luar negeri, entah melalui investasi lahan hijau (pendirian fasilitas baru dari dasar) atau akuisisi lintas Negara (pembelian bisnis yang sudah ada di Negara lain). Biasanya diasumsikan bahwa motif strategik akan menjadi kekuatan penggerak untuk keputusan berinvestasi di luar negeri yang didorong oleh keinginan untuk menemukan pasar baru, akses bahan mentah, mencapai efisiensi produksi, memeperoleh akses ke teknologi baru atau keahlian manajerial, meningkatkan keamanan politik kegiatan operasional perusahaan, atau merespons persaingan dan tekanan lainnya di lingkungan eksternal.
TEORI KEUNGGULAN MONOPOLI
Teori keunggulan monopoli modern berasal dari disertasi Stephen Hymer pada tahun 1960. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa investasi asing langsung terjadi besar-besarandi industri-industri oligopolistik daripada di industri yang beroperasi di bawah perasingan yang hampir sempurna. Ini berarti perusahaan-perusahaan di industri-industri ini harus memiliki keunggulan yang tidak tersedia bagi perusahaan lokal untuk mengatasi liabilitas yang dikaitkan dengan badan asing – seperti kurangnya pengetahuan tentang kondisi pasar lokal, peningkatan biaya operasional pada jarak jauh, perbedaan kultur, bahasa, hukum, dan peraturan, atau lembaga – yang menyebabkan sebuah perusahaan asing berada pada posisi kurang menguntungkan dibandingkan perusahaan lokal. Hymer beralasan, keuntungan harus berupa sakala ekonomi, teknologi atau pengetahuan superior dalam pemasaran, manajemen atau keuangan. Investasi asing langsung mengambil tempat karena ketidaksempurnaan produk dan faktor pasar yang memungkinkan perusahaan multinasional untuk melakukan kegiatan operasional dengan lebih menguntungkan di pasar asing daripada yang dapat dilakukan pesaing lokal.
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR
Caves, seorang ekonom Harvard, menjabarkan karya Hymer untuk menujukkan bahwa pengetahuan yang luas memungkinkan perusahaan untuk memproduksi produk-produk yang berbeda yang lebih disukai konsumen daripada barang yang sama yang dibuat secara lokal. Hal ini akan memberi perusahaan beberapa kontrol atas harga penjualan dan keuntungan di atas perusahaan-perusahaan pribumi. Untuk mendukung pendapat ini, dia menambahkan bahwa perusahaan yang berinvestasi di luar negeri berada dalam industri yang biasanya terlibat dalam penelitian produk yang berat dan usaha pemasaran.
FAKTOR-FAKTOR FINANSIAL
Teori-teori lain yang berhubungan dengan faktor-faktor financial. Aliber yakin bahwa ketidaksempurnaan dalam pasar valuta asing mungkin bertanggung jawab pada investasi asing. Perusahaan-perusahaan di Negara-negara dengan mata uang yang dinilai terlalu tinggi ditarik untuk berinvestasi di negar-negara dengan mata uang di nilai terlalu rendah. Teori lain berbasis financial, teori portofolio, menyarankan bahwa kegiatan operasional internasional membolehkan diversifikasi risiko dan kemudian cenderung untuk memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dari investasi.
SIKLUS HIDUP PRODUK INTERNASIONAL
Kita sudah menguji teori ini untuk membantu menjelaskan arus perdagangan internasional. Akan tetapi, seperti yang kami katakan, ada hubungan dekat antara perdagangan internasional dan investasi internasional. Seperti yang anda lihat, konsep IPLC juga menjelaskan investasi asing langsung adalah tahap dasar alam siklus kehidupan sebuah produk. Untuk menghindari hilangnya pasar yang dipkai untuk ekspor, sebuah perusahaan sering terpaksa berinvestasi dalam fasilitas produksi di luar negeri ketika perusahaan lain mulai menawarkan produk yang sama. Pergerakan ke luar negeri ini akan bertambah tinggi selama tahap ketiga dan keempat karena perusahaan yang mengenalkan produk tersebut berusaha untuk tetap kompetitif, pertama di pasar ekspornya (tahap 3) dan kemudian di pasar dalam negeri (tahap 4), dengan menentukan lokasi di Negara-negara aynag memiliki faktor-faktor produksi yang lebih murah.
MENGIKUTI PEMIMPIN (FOLLOW THE LEADER)
Teori lain dikembangkan oleh Knickerbocker yang mencatat bahwa ketika sebuah perusahaan, khususnya pemimpin dalam industri oligopolistik, memasuki sebuah pasar, perusahaan-perusahaan lain di industri akan mengikuti. Teori mengikuti pemimpin (follow the leader) dianggap defensive karena para pesaing berinvestasi untuk menghindari hilangnya pasar yang disediakan ekspor ketika investor awal memulai industri lokal. Mereka mungkin juga khawatir jika inisiator akan mendapat beberapa keuntungan dari diversifikasi risiko yang tidak akan mereka miliki kecuali mereka memasuki pasar juga. Selanjutnya, mencurigai bahwa inisiator tahu sesuatu yang tidak mereka ketahui mungkin akan membuat mereka merasa lebih baik selamat daripada menyesal.
INVESTASI SILANG
Graham mencatat sebuah kecenderungan untuk investasi silang oleh perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika di industri-industri oligopolistik tertentu; yaitu perusahaan-perusahaan Eropa cenderung untuk berinvestasi di Amerika Serikat ketika perusahaan-perusahaan Amerika telah datang ke Eropa. Dia menyebutkan bahwa investasi seperti itu akan mengizinkan kantor-kantor cabang Amerika dari perusahaan-perusahaan Eropa untuk melakukan hal yang sama di pasar dalam negeri perusahaan Amerika Serikat jika kantor-kantor cabang perusahaan Eropa memulai beberapa taktik agresif, seperti pemotongan harga di pasar Eropa. Tentu saja, seperti yang kita perhatikan di bab 2, ada sejumlah alasan investasi oleh perusahaan multinasional yang mengambil tempat di Negara-negara asing, seperti mengikuti konsumen (pabrik manufaktur suku cadang Jepang mengikuti pabrik manufaktur otomotif Jepang masuk ke Amerika Serikat, Kanada, atau Eropa), mencari pengetahuan (investasi Jepang dan Eropa di Silicon Valley), dan mengambil manfaat dari stabilitas ekonomi dan politik Negara tuan rumah.
TEORI INTERNASIONALISASI
Teori internasionalisasi adalah pengembangan dari teori pasar tak sempurna. Sebuah perusahaan yang mamiliki pengetahuan yang luas, tetapi karena tidak efisiennya pasar eksternal (misalnya, biaya transaksi), mungkin akan mendapatkan harga yang lebih tinggi untuk pengetahuan tersebut dengan menggunakan pengetahuan itu sendiri daripada menjualnya di pasar terbuka. Dengan berinvestasi di kantor cabang asing untuk kegiatan seperti memasok, produksi, atau distribusi, daripada lisensi, perusahaan juga dapat mengirim pengetahuan lintas batas sembari mempertahankannya di dalam perusahaan. Hasil yang diharapkan adalah kemampuan peusahaan untuk menyadari laba superior pada investasi yang dibuat untuk memproduksi pengetahuan ini, khususnya karena pengetahuan diwujudkan dalam produk yang bermacam-macam atau jasa yang semuanya dijual ke konsumen.
KAPABILITAS DINAMIS
Pandangan kapabilitas dinamis, yang terhubung dengan pandangan perusahaan yang didasarkan pada sumber daya membantah bahwa kepemilikan pengetahuan tertentu atau sumber daya itu penting, tetapi tidak mencukupi untuk meraih keberhasilan di FDI internasional. Perusahaan harus dapat menciptakan dengan efektif dan memanfaatkan kapabilitas dinamis untuk penyebaran berbasis kualitas dan/atau kuantitas, dan kapabilitas ini harus bisa ditransfer ke lingkungan internasional untuk memproduksi keuntungan kompetitif. Biasanya perusahaan mengembangkan pusat keunggulan unutk mengembangkan persaingan-persaingan khusus yang selanjutnya diterapkan di investasi mereka di dalam Negara tuan rumah.
TEORI EKLEKTIK PRODUKSI INTERNASIONAL DUNNING
Teori eklektik, yang menggabungkan elemen-elemen dari beberapa yang telah kita bahas, adalah teori yang dikutip paling luas dan diterima oleh FDI baru-baru ini. Dikembangkan oleh Dunning, teori eklektik produksi internasional berusaha menyediakan kerangka keseluruhan untuk menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan memilih unutk ikut serta dalam FDI daripada melayani pasar asing melalui alternative seperti ekspor, lisensi, kontrak manajemen, usaha bersama, atau aliansi strategis. Teori ini menegaskan bahwa jika sebuah perusahaan ingin berinvestasi dalam fasilitas produksi di luar negeri, ia harus memiliki tiga macam keunggulan:
1.      Kepemilikan spesifik. Ini adalah perluasan ke mana peusahaan harus atau dapat mengembangkan keunggulan spesifik perusahaan melalui kepemilikan berwujud asset-aset yang tidak tersedia di perusahaan-perusahaan lain dan dapat dipindah ke luar negeri. Tiga tipe dasar keunggulan kepemilikan spesifik yang berwujud atau tidak berwujud termasuk pengetahuan atau teknologi, skala atau cakupan ekonomi, dan keunutngan monopoli yang berhubungan dengan akses unik ke krisis input atau output.  Keunggulan membangkitkan biaya-biaya yang lebih endah dan/atau pendapatan yang lebih tinggi akan mengimbangi harga tambahan operasi dari jarak jauh di dalam lokasi asing.
2.      Lokasi spesifik. Pasar asing harus memiliki cirri-ciri spesifik, ari bidang ekonomi, sosial, atau politik (sperti ukuran pasar, tarif pembatas atau non tarif, atau biaya transportasi), yang akan mengizinkan perusahaan untuk memanfaatkan keunggulan spesifik perusahaannya yang menguntungkan dengan menempatkan di pasar itu daripada melayani pasar melalui ekspor.
3.      Internalisasi. Peusahaan-perusahaan memiliki berbagai macam altermatif untuk memasuki pasar asing, mulai dari transaksi panjang ketentuan pasar yang wajar sampai penggunaan hierarki melaui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, seperti yang akan kita bahas di bab 15. Hal itu merupakan kepentingan perusahaan terbaik untuk mengeksploitasi keunggulan kepemilikan spesifik melalui internalisasi dalam situasi ketika pasar tidak ada atau berfungsi tidak efisien, menyebabkan biaya transaksi dalam menggunakan pilihan berbasis pasar (panjang ketentuan pasar yang wajar) menjadi terlalu tinggi.
Berkenaan dengan nama tiga tipe keunggulan yang harus dimiliki perusahaan ini, teori eklektik produksi internasional kadang-kadang mengacu pada model OLI. Teori ini menyediakan penjelasan pilihan perusahaan internasional untuk fasilitas produksinya di luar negeri. Perusahaan harus memiliki keunggulan lokasi dan kepemilikan untuk berinvestasi di pabrik asing. Ia akan berinvestasi di tempat-tempat yang paling menguntungkan untuk internalisasi keunggulan monopolinya. Investasi-investasi ini bisa menjadi proaktif, yang secara strategis diantisipasi dan dikendalikan di muka oleh tim manajemen perusahaan, atau reaktif dalam menanggapi penemuan ketidaksempurnaan pasar.
Ada satu kesamaan untuk hampir semua teori yang didukung oleeh uji empiris – bagian utama dari investasi asing langsung dibuat oleh perusahaan-perusahaan besar, penelitian intensif di industri-industri oligopolistik. Selain itu, seluruh teori menawarkan alasan-alasan perusahaan menemukan sesuatu yang menguntungkan untuk berinvestasi di luar negeri. Namun, seperti yang kita nyatakan di bab 2, seluruh motif dapat dihubungkan di beberapa jalan ke keinginan untuk meningkatkan atau melindungi tidak hanya keuntungan tetapi juga penjualan dan pasar.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

INFLASI: KURVA PHILLIPS

MODEL DINAMIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGRATE Seperti namanya, model baru ini menekankan sifat dinamis dari fluktuasi ekonomi sebagai &qu...